Malam ini mataku berat sekali, sebuah lagu mengurung telingaku untuk masuk ke sebuah tempat teramat dalam yang tak kau ketahui. Ada perasaan rindu, tapi aku enggan mengatakannya, ia selalu lebih berat dari dua kantuk kita yang disatukan.
Aku membaca sebuah puisi yang ditulis seorang penyair. Puisi itu bagus sekali dan aku ingin membacakannya dihadapanmu dengan suara yang pelan-pelan.
Semakin lama semakin pelan agar kau lebih saksama mendengarnya. Kemudian suaraku nyaris habis supaya kau mendekatkan telingamu ke bibirku. Akhirnya suaraku hilang, dan kau kini yang membacakan puisi itu untukku.Ingin adalah semacam angin yang diembus seseorang kemudian ditinggalkan begitu saja. Kurang lebih seperti itu. Ini hanya inginku. Terlalu mengada-ada untuk sesuatu yang tak benar-benar ada.
Biarkan aku menyakiti diriku, lagi. Aku tak suka terluka yang tanggung-tanggung. Biarkan aku membayangkan cinta itu sesungguhnya perkara apa. Sebab rasa sakit itu ternyata ada-bahkan untuk kita, yang belum pernah berjumpa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ingatan yang Betah Mengulang Hadirmu - Dalam Kepala Penuh Disesak Kata ~
PoetryBiarkan catatan ini menjadi jejak tentang rasa yang kini berhasil dihapus jarak dan waktu. Sebab masing-masing kita sudah berada pada titik tanpa perlu berlanjut di paragraf baru. Yaa, dengan satu kata penutup: "selesai". Meski kau tak pernah betul...