1

17.7K 604 44
                                    

Siang hari di sebuah gedung sekolah taman kanak-kanak. Terlihat semua murid sudah pulang dengan jemputan mereka masing-masing. Tapi tidak dengan dua anak kecil yang sedaritadi bermain ayunan. Sesekali bocah laki-laki yang mendorong ayunan menoleh ke gerbang sekolah untuk melihat apakah penjemputnya telah datang atau belum.

"Kak Juven! Kok kita nggak di jemput-jemput ya? Al udah laper nih." Rengekan Alice mengalihkan pandangan Juven. Bocah laki-laki itu tampak berfikir dan mengindikan bahunya lemah.

Sudah hampir satu jam keduanya menunggu jemputan yang tak kunjung datang. Beberapa kali guru yang mengajar di sana tampak mengajak keduanya untuk di antar tapi Juven dengan sopan menolak. Bocah itu hanya mengikuti apa kata Maminya yang tidak boleh merepotkan orang lain. Sekalipun dia mengenal orang itu.

"Kak Juven, Al laper..." Ucap Alice turun dari ayunan dan berdiri di hadapan Juven.

"Sabar ya? Sebentar lagi pasti Papi atau Dady kamu dateng." Ujar Juven memenangkan Alice. Dia terus berusaha menenangkan gadis kecil itu, meski dirinya juga merasa lapar.

"Papi kemana ya?" Gumamnya menengok ke arah jalan.

"Kak Juven cuma punya uang dua ribu, Al, mana bisa dua ribu di pake buat beli nasi." Ucap Juven mengeluarkan uang dari dalam saku celananya.

"Itu sih, cuma bisa beli minum...." Lirih Alice menundukkan kepalanya.

Juven menghela nafasnya pelan dan menarik Alice untuk duduk di bawah pohon yang ada di sana. Alice menurut dan mengikuti sang Kakak untuk duduk.

"Kalo udah besar, Kak Juven mau jadi apa?" Pertanyaan Alice membuat Juven menoleh dan berfikir sebentar.

"Eeemm... Jadi apa aja yang penting bisa buat Mami sama Papi seneng." Jawab Juven tersenyum.

"Kalo Al mau jadi apa?" Tanya Juven mencoba membuat adiknya itu melupakan makan siang yang mungkin akan terlewatkan.

"Al mau jadi kayak Dady, Al mau joget-joget biar dapet piala kayak Dady!" Seru Alice dengan bangga. Juven tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

"Bagus itu, yang penting Al jangan lupain Kak Juven hahaha."

Keduanya terus bergurau sampai suara panggilan seseorang membuat keduanya menoleh dan berteriak gembira.

"Al! Juven!"

"Onty Jeje!!"

Dua anak itu segera menarik tas mereka masing-masing dan berlari ke arah Jeje yang berjalan ke arah mereka. Keduanya langsung memeluk Jeje yang berjongkok di hadapan mereka.

"Kalian kok belum di jemput? untung Onty lewat sini." Kata Jeje berdiri.

"Onty! Al sama Juven laper." Ucap Juven cemberut. Jeje tersenyum dan mengusap kepala Juven.

"Ya udah, ayo kita makan! Kasian sampe udah jam makan siang kalian belum makan. Nanti biar Onty yang omelin Papi kamu sama Dady Al." Ujar Jeje menggandeng keduanya yang mengangguk-anggukan kepala.

"Hallo, Al! Hallo Juv!" Sapa Reza yang memang menunggu di samping mobil.

"Hallo, Om ganteng!" Seru keduanya dengan kompak.

"Kebiasaan si Kinal sama Beby, kalo jemput mereka sering banget telat. Ayo buruan! Kita cari makan dulu. Kasian mereka belum makan siang." Reza mengangguk dan menjalankan mobilnya setelah semua sudah masuk ke dalam mobil.

Selama perjalanan, Juven dan Alice tak berhenti menceritakan apa yang mereka alami di sekolah. Apalagi Juven yang sangat bersemangat jika di tanya tentang pelajaran yang dia dapat. Dengan bangganya dia memperlihatkan hasil karya yang tadi dia buat saat di sekolah. Sementara Alice lebih terlihat santai menceritakan kegiatannya.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang