"Onty, Al kangen Momy." Gumam Alice yang duduk di antara Shani dan Viny. Keduanya tersenyum tipis dan mengusap kepala gadis kecil itu. Sudah berulang kali Alice mengucapkan kata yang sama tapi mereka tidak tahu harus seperti apa lagi membujuk Alice agar mau makan.
"Al, kita makan dulu, ya? Nanti kalo Momy pulang, terus liat Al belum mam, Momy-nya Al jadi sedih." Ucap Shani memanyunkan bibirnya. Viny yang melihat itu merasa gemas melihat istrinya yang masih memanyunkan bibir.
Merasa di perhatikan, Shani melirik pada Viny yang masih betah menatapnya. Hingga tangannya yang berada di sandaran sofa langsung mencubit kecil bahu Viny.
"Aduh!" Pekik Viny mengusap bahunya di cubit.
Alice yang mendengar Onty-nya memekik langsung menoleh. "Onty, kenapa?" Gumamnya menatap Viny yang kini berusaha tersenyum meski bahunya masih terasa ngilu.
"Gapapa kok, cuma semut gigit bahu Onty, nih. Kayaknya semutnya tau mana yang manis hehehe." Shani mendelik ke arah Viny yang malah menjulurkan lidah, meledek istrinya yang kesal karena tingkahnya.
"Masih anget, ya?" Gumam Shani mengusap kening Alice.
"Onty, Dady kok belum pulang?" Tanya Alice melihat Shani dan Viny secara bergantian. Keduanya tersenyum mendengar pertanyaan itu, tangan Viny mencubit pelan pipi Alice sebelum menjawab pertanyaan gadis manis itu.
"Sabar dong, pasti Dady lagi jemput Momy. Terus juga lagi ngobrol sama Oma." Kata Viny mengecup kepala Alice dengan sayang.
"Ngobrol itu apa?" Tanya Alice menatap Viny dengan polosnya.
"Ngobrol itu kayak sekarang ini. Kayak Al sama Onty, kita lagi ngobrol." Ucap Viny berusaha menjawab dengan kata-kata yang mudah Alice pahami.
"Tapi Al kan, lagi kangen Momy, bukan ngobrol." Shani terkekeh pelan melihat raut wajah Viny yang tadinya tersenyum berubah datar.
"Jelasin deh, Shan. Nggak mampu otak akutu." Ujarnya sebelum melangkah ke dapur untuk menaruh makanan Alice yang sudah dingin.
"Alice! Alice suka dongeng, nggak?" Tanya Shani mengusap kepala Alice.
"Suka! Al punya buku dongeng banyaaak banget! Momy suka beliin Al." Jawab Alice sambil merentangkan tangannya seolah menggambarkan seberapa banyaknya buku yang ia miliki.
"Oh ya? Kalo gitu, Al sama dong kayak Onty. Onty juga suka dongeng. Apa lagi dongeng Princess."
Keduanya terus mengobrol, sesekali Shani juga mendongengkan Alice beberapa cerita legenda Indonesia yang belum Alice ketahui. Seperti Malin Kundang, Sura dan Baya, Danau Toba dan masih ada beberapa cerita lainnya.
"Al ndak mau jadi Mayin undang, Onty!"
Seruan Alice membuat Viny yang baru saja akan minum langsung menyemburkan minumannya. "Kaget gue." Gumamnya mengusap mulutnya yang basah.
"Onty kenapa?" Tanya Alice menatap Viny.
"Gapapa kok, Alice ndak boleh jadi kayak Malin Kundang, ya? Harus nurut sama Momy sama Dady." Kata Viny meletakan gelasnya dan berpindah duduk di sebelah Alice.
"Iya, Al ndak mau. Masa Mayinnya marahin Mamanya, ndak boleh itu. Harus sayang sama Mamanya." Ucap Alice memasang wajah kesalnya. Hal itu membuat Viny dan Shani merasa gemas karena wajah marah gadis kecil di samping mereka.
"Nah! Sekarang Al harus makan, ya? Kan katanya ndak mau kayak Mayin, kan?" Alice mengangguk patuh mendengar ucapan Shani. Tak lama Viny kembali mengambil makanan barunya dan Shani mulai menyuapkan makanan itu dengan sangat telaten.
"Mama-able." Celetuk Viny yang hanya di balas senyuman oleh Shani.
Selama menyuapi Alice, sesekali Viny menceritakan beberapa cerita Si Kancil yang masih Viny ingat. Gadis kecil itu tampak senang mendengar cerita-cerita baru dari kedua Onty-nya. Meski kadang Alice akan menyela ceritanya dengan kata-kata rindu untuk Momy-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything 2
FanficAda banyak cerita yang bisa kita pelajari dalam hidup. Dari kesabaran sampai merelakan. Kisah cinta yang berawal dari sebuah rasa takut akan kehilangan dan berubah menjadi cinta sejati. Berbuahkan seorang putra tampan, pandai dan menggemaskan. Tak a...