49

5.2K 437 75
                                    

Juven sudah tertidur di kamarnya beberapa menit lalu. Setelah tadi sore mereka ikut menjemput Beby dari rumah sakit, Juven terus merengek kelelahan. Entah mengapa bocah tampan itu hari ini begitu kelelahan dan sangat rewel. Kinal sendiri tahu bagaimana Juven yang semakin hari semakin aktif, jadi ia memaklumi jika anaknya itu sangat sering rewel akhir-akhir ini.

Kini ia sedang duduk di ruang kerjanya, sementara Veranda sudah pergi ke kamar. Namun baru beberapa kali mengetik di atas keyboard laptopnya, suara dentingan piano yang ada di ruang musik terdengar. Awalnya ia merasa takut, tapi ia segera mengeceknya.

Perlahan kakinya melangkah, hingga di dekat pintu yang ia tuju, tangannya dengan pelan membuka handle pintu tersebut. Ternyata yang memainkan piano itu adalah bidadari tercintanya.

Veranda menoleh ketika merasa diperhatikan. Ia tersenyum dan kembali pada partitur di hadapannya. Dengan lembut ia menekan tuts piano itu.

Kinal yang masih berdiri di dekat pintu tampak terpaku melihat betapa sempurnanya Veranda di matanya. Wanita berperut buncit itu mulai melantunkan sebuah lagu yang sangat ia kenal. Lagu favorit mereka ketika berpacaran.

Oh, her eyes, her eyes make the stars look like they're not shinin'
Her hair, her hair falls perfectly without her trying
She's so beautiful and I tell her everyday

Suara merdu itu tak lama keluar dari bibir tipis milik Veranda. Senyumnya tak pernah pudar dari wajah ayunya. Sementara Kinal masih berdiri di tempatnya, terpana akan ciptaan Tuhan yang sudah ia miliki hati juga raganya. Sunggu beruntung Kinal memilki Veranda.

When I see your face
There's not a thing that I would change 'cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile
The whole world stops and stares for a while
'Cause girl you're amazing
Just the way you are

Tak lama lagu yang Veranda nyanyikan berhenti bersama dentingan pianonya. Kedua bola matanya yang sedari tadi tak pernah lepas dari Kinal, terus memandangi wajah orang yang selalu membuatnya bahagia. Entah mengapa, hari ini ia ingin menyanyikan lagu yang pernah Kinal nyanyikan di cafe milik teman Kinal dulu. Kinal sudah menceritakan hal itu saat dua hari sebelum mereka menikah dulu.

Wanita bergingsul itu tersenyum semakin lebar. Perlahan kakinya melangkah menghampiri Veranda yang masih betah duduk di depan piano.

"Nggak gitu nyanyinya." Katanya ikut duduk di sebelah Veranda.

"Lalu?"

"Kalo nyanyiin lagu itu, kamu harus kayak gini."

Kinal memposisikan kedua tangannya di atas tuts piano dan perlahan ia mulai menekannya. Dan untuk pertama kalinya setelah lama tak bernyanyi, Veranda yang menjadi orang pertama mendengar lagi suara merdu milik Kinal.

"When I see your face..." Kinal yang tadinya menatap tuts piano, kini mengalihkan pandangannya ke sampingnya. Menatap penuh cinta seorang Jessica Veranda.

"There's not a thing that I would change 'cause you're amazing just the way you are..." Semakin dekat saja wajah Kinal ke wajah Veranda. Mungkin terbawa suasana.

"And when you smile..." Detik itu juga, Veranda yang malu akan tatapan Kinal, sedikit menunduk. Rasanya seperti baru pertama mereka berpacaran membuat jantung Veranda berdebar dengan kencang.

"The whole world stops and stares for a while 'cause girl you're amazing just the way you are."

Kinal menghentikan pergerakan tangannya di atas tuts, kini hidung mereka saling menempel dan kedua mata mereka saling bertemu.

"Aku kangen kamu." Bisik Kinal mulai memeluk pinggang Veranda yang sudah tidak ramping seperti dulu karena efek hamil.

"Aku jauh lebih kangen kamu, Nay. Maafin aku, ya? Dulu aku sempet bikin kamu sakit hati." Balas Veranda ikut berbisik.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang