60

3.9K 433 66
                                    

Kinal, Beby dan Nabilah kini sudah berada di salah satu private room yang ada di restoran daerah Jakarta Selatan. Mereka sedang menunggu Lidya serta Viny yang kemarin baru saja pulang dari liburannya bersama Shani. Ketiganya terus diam di tempat duduk masing-masing. Wajah mereka pun memperlihatkan bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja.

Tak lama kemudian, suara pintu yang dibuka terdengar jelas. Membuat ketiganya terbangun dari lamunan. Ada Lidya yang baru saja datang. Sementara Viny masih belum terlihat.

"Kalian kenapa?" Tanya Lidya duduk di samping Nabilah.

Ia tampak bingung melihat ekspresi ketiga gadis di hadapannya dan di sampingnya ini. Entah apa yang terjadi, tapi ia bisa menyimpulkan kalau mereka sedang tidak dalam keadaan baik.

"Kalian ada masalah?" Tanya Lidya yang kini dengan suara pelan.

Kinal menghela nafasnya cukup panjang dan membetulkan posisi duduknya. Ia melirik Beby yang duduk di sebelahnya dan Nabilah yang ada di hadapannya. Wajah keduanya tak jauh beda dengan dirinya saat ini.

"Dari gue, ya?" Ucapnya pelan yang diangguki ketiga gadis itu. Ia menghela nafasnya sekali lagi dan membasahi bibirnya sebentar. "Veranda..." Ketiganya memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan apa yang akan Kinal katakan. Mereka penasaran dengan apa yang akan Kinal ceritakan.

"Veranda..."

"Iya, Kak Ve kenapa?" Tanya Lidya sedikit tak sabar.

"Veranda... minta cerai." Kata Kinal dengan satu kali tarikan nafas.

"Halah, minta cerai kirain apaan." Gumam Nabilah menyandarkan punggungnya. Namun detik berikutnya ia terkejut. "APA? MINTA CERAI?!"

"Ck! Kebiasaan banget suaranya." Omel Lidya memukul pelan kepala Nabilah.

"Ya maap, gue kaget. Gimana bisa Kak Ve minta cere? Lo apain dia?" Ujar Nabilah penasaran.

"Kalian tau kan, minggu lalu gue ada berita di infotainment?" Ucap Kinal yang langsung diangguki ketiganya.

"Yang di Bali itu?" Tanya Beby memastikan.

"Iya, yang di Bali itu. Kan gue ke Bali buat urusan kerjaan. Kalian tau sendiri, gue mau beli tanah di sana buat bangun hotel. Dan... pas gue balik, gue kaget ada berita itu."

Beby, Lidya dan Nabilah saling pandang. Mereka memang tahu setelah acara arisan di rumah Lidya, Kinal pergi ke Bali selama beberapa hari untuk urusan pekerjaan. Dan Veranda juga tahu itu.

"Terus itu berita bener apa enggak?" Tanya Nabilah sedikit menyeruput minumannya.

"Ya... gue nggak bisa bilang itu nggak bener sih. Gue emang ketemuan sama itu artis baru. Tapi nggak buat tidur bareng. Gila aja."

Lidya mengangguk mengerti. Ia membuka jaketnya lalu meletakannya di sandaran kursinya. "Terus kenapa lo bisa mabuk? Dan itu foto-foto kok bisa ada? Itu muka lo, Nal!" Lidya yang mudah percaya pada orang sedikit tidak terima dengan pengakuan Kinal saat ini. Ia sudah terlalu banyak termakan berita-berita dari luar.

"Lid, lo harus percaya sama gue. Gue sama sekali nggak tau kenapa gue bisa mabuk dan tiba-tiba ada foto itu. Itu bukan gue! Lo perhatiin baik-baik badannya, masa gue langsing gitu."

Ucapan Kinal ada benarnya, namun dari foto-foto yang beredar, itu memang Kinal. Wajah Kinal begitu jelas pada foto-foto itu.

"Kalian harus percaya sama gue. Bantuin gue buat bikin Ve percaya lagi. Demi Tuhan! Gue nggak selingkuhin dia." Perlahan air mata Kinal mengalir. Bisa Beby lihat kalau Kinal benar-benar tulus mengatakan itu semua.

"Gini deh, kapan lo ketemu itu cowok?" Tanya Beby.

"Dua hari setelah gue nyampe Bali." Jawab Kinal cepat.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang