Veranda yang terus memenangkan Shania tak memperhatikan Juven yang diam-diam keluar dari rumah. Bocah tampan itu berniat pergi ke sebuah tempat yang sering adik manisnya ceritakan padanya. Kaki kecilnya berjalan sambil kepalanya menoleh kiri-kanan.
Sampai pada sebuah tempat, senyumnya mengembang. Ia menemukan dimana adik kesayangannya. Kakinya berlari kecil lalu mengagetkan gadis manis yang terlihat sedang menangis itu.
"DOR! Ketemu!" Seru Juven tersenyum lebar.
"Kakak Juven! Alice kaget tau!" Juven tertawa kecil mendengar ucapan adiknya.
"Kamu ngapain?" Tanya Juven berjongkok di sebelah Alice.
Dengan polosnya gadis kecil itu menjawab, "sembunyi."
"Kamu main petak umpet sama siapa?" Tanya Juven lagi.
"Bukan main petak umpet, tapi Al lagi sembunyi dari Momy sama Dady. Al ndak mau pulang, Al ndak mau di marahin Momy lagi. Momy sama Dady sayangnya sama Arjun sama Arjan aja."
"Tapi Momy kamu lagi nangis nyariin kamu. Pulang yuk! Kakak Juven bawain Al boneka baru loh."
Gadis kecil itu tak menjawab. Namun tangannya meraih tangan Juven yang terulur untuk mengajaknya pulang. "Udah, jangan nangis lagi, ya? Momy Al ndak bakal marah." Kata Juven mengelap air mata Alice.
Dengan lembut Juven menggandeng tangan kiri Alice. Sementara Alice memeluk boneka Mickey mouse kesayangannya di tangan sebelah kanan. Mereka berjalan menuju rumah Alice. Komplek rumah terlihat sudah sepi karena ini sudah menunjukan waktu maghrib.
Selama mereka berjalan pulang, Juven menyanyikan lagu kesukaan Alice. Bocah tampan itu terlihat ingin membuat adiknya tidak ketakutan lagi dan ingin menghentikan tangisan Alice yang masih terdengar.
"Nyanyi dong, Al. Ku pandang langit, penuh bintang bertaburan..." Ucap Juven kembali menyanyikan lagu yang sedari tadi ia lantunkan.
"Berkelap-kelip seumpama bintang berlian. Tampak sebuah lebih terang cahayanya. Itulah bintangku, bintang kejora yang indah selalu..."
Akhirnya Alice mau ikut bernyanyi. Meski dengan masih menangis, gadis kecil itu mau menuruti apa yang kakaknya katakan.
Sementara di rumah, Veranda dan Shania di buat semakin pusing karena hilangnya Juven. Mereka berjalan menyusuri rumah sambil memanggil-manggil nama Juven yang tetap tidak terdengar suaranya.
"JUVEN! Jangan sembunyi-sembunyi gini deh." Kata Veranda yang bibirnya sudah bergetar karena takut Juven keluar rumah sendirian.
"JUVEN!!! Kamu dimana sih?!" Veranda mulai menangis ketika tak mendapati Juven dimanapun. Shania yang juga sedang dalam keadaan takut karena Alice yang pergi dari rumah, hanya bisa mengusap bahu Veranda agar lebih tenang.
Sebelumnya mereka sudah menghubungi Kinal dan Beby, mengatakan kalau Juven juga pergi dari rumah. Dan hal itu semakin membuat Kinal serta Beby pusing.
Namun tiba-tiba...
"I'm home!!! Juven ganteng pulang!"
Teriakan cempreng itu membuat Veranda dan Shania menoleh. Keduanya melihat Juven yang datang dengan menggandeng Alice di sebelahnya. Gadis kecil itu tampak diam di tempat hingga membuat Juven berhenti.
"Loh kok diem?" Tanya Juven polos. Ia menatap Alice yang terlihat menutup wajahnya dengan boneka Mickey mouse.
Juven yang mengerti langsung menatap pada Shania. "Onty chocochip! Jangan marahin Al lagi ya? Al takut." Kata Juven memasang wajah memohonnya.
Shania mengangguk lalu mendekati Alice. Sementara Veranda menarik Juven dan memeluk bocah tampan itu. "Kamu dari mana, Ven?" Tanya Veranda mengelap air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything 2
FanfictionAda banyak cerita yang bisa kita pelajari dalam hidup. Dari kesabaran sampai merelakan. Kisah cinta yang berawal dari sebuah rasa takut akan kehilangan dan berubah menjadi cinta sejati. Berbuahkan seorang putra tampan, pandai dan menggemaskan. Tak a...