67

6.1K 425 140
                                    

"Lid, mau keluar sendiri atau aku keluarin?"

Lidya meringis mendengar ucapan Melody rasanya ia ingin meleleh saat itu juga karena melihat tatapan tajam yang Melody berikan. Kenzie baru saja mematahkan lipstick mahal milik Melody yang baru dua hari ia pakai. Dan mau tidak mau, Lidya harus menggantinya malam ini juga.

"Besok aja, Mel. Udah malem, ya?" Bujuk Lidya yang sudah berdiri di ambang pintu karena sedari tadi Melody menyuruhnya keluar untuk menggantikan lipsticknya.

"Boleh sih, besok. Tapi malem ini dan seterusnya, kamu tidur di ruang TV, ya? Dan nggak ada jatah sama sekali buat kamu. Gimana? Tawaran bagus, kan?" Ucapan Melody sungguh membuat Lidya sulit menelan ludahnya sendiri.

"I-iya, aku beliin sekarang kok hehehe. Tunggu sebentar ya, sayang?"

Lidya segera berlari keluar dari rumah dan mengendarai mobilnya menuju mall terdekat. Ingin marah rasanya, tapi tak tahu harus marah pada siapa. Tidak mungkin ia memarahi Kenzie yang masih kecil.

"Semoga ada stocknya." Gumam Lidya. Tangannya segera membuka pintu mobil dan tak lupa ia kunci. Setelah itu ia pergi menuju tempat khusus make-up yang biasanya Melody beli.

Untungnya lipstick yang Melody beli waktu itu masih ada dan segera ia beli sekaligus dua. Hitung-hitung untuk menyenangkan Melody karena ia jarang membelikan Melody make-up.

Usai membeli lipstick, Lidya kembali ke rumah dengan senyum yang terus terpatri di wajahnya. Sesekali ia bersenandung sembari membayangkan wajah Melody yang bahagia karena ia membelikan lipsticknya langsung dua. Sungguh manis pasti wajah Melody jika tersenyum, pikirnya.

Sesampainya di rumah, Lidya segera masuk dan pergi ke kamar. Saat ia membuka pintu kamar, ia semakin tersenyum lebar.

"Sayang, aku udah beliin nih." Ujar Lidya bersemangat.

"Oh, ya? Mana coba aku liat."

Lidya segera memberikan lipstick itu pada Melody. Baru saja Lidya tersenyum lebar, kini wajahnya mendadak menegang ketika mata Melody menatapnya begitu tajam.

"Ngapain kamu beli dua?" Tanya Melody dingin.

"Bu-buat kamu toh? Aku beliin kamu buat stock kalo abis. Jadi, kamu nggak usah beli lagi, gitu." Jawab Lidya takut-takut.

"Yakin? Kamu nggak beliin buat cewek lain?"

"E-enggak, Mel. Beliin siapa sih? Masa aku beliin cewek lain. Aku kan, sayangnya sama kamu doang."

"Masa? Terus itu foto di hp kamu itu, foto siapa?"

"Hah? Foto siapa?"

Lidya segera mengambil ponselnya yang tadi tidak ia bawa. "Foto dimananya?" Tanya Lidya yang sudah mulai panik.

"Itu wallpaper hp kamu foto siapa? Udah cantik, senyumnya manis banget lagi. Kamu kok sekarang berani banget kayak gitu?"

Lidya segera melihat wallpaper ponselnya. Dan wajahnya mendadak datar. "Ini foto kamu," gumam Lidya dengan pandangan kesal menatap Melody yang sudah menahan tawanya sedari tadi.

"HAHAHA JELEK BANGET MUKA PANIKNYA!" Tawa Melody pun pecah karena wajah Lidya yang begitu lucu menurutnya. "Lid, kamu harus liat videonya hahaha." Ucap Melody mengambil kamera yang sedari tadi ia sembunyikan.

"Mel?!" Kaget Lidya saat melihat Melody mengambil kamera yang ada di balik vas bunga.

"Hahaha dari tadi aku rekam. Kamu lucu banget deh, padahal itu aku yang patahin lipsticknya." Kata Melody masih dengan tawanya yang menggema.

"Resek ih, udah buru-buru ke mall buat beliin, malah dikerjain." Omel Lidya sembari menepis tangan Melody yang akan memeluknya.

"Becanda, sayang. Jangan ngambek dong hahaha, liat deh hasil videonya. Muka kamu lucu banget pas panik tadi." Ucap Melody memberikan kameranya pada Lidya. Namun Lidya tak mau melihat dan justru mengalihkan pandangan ke arah lain. "Jangan ngambek dong, sayang." Bujuk Melody menciumi pipi Lidya.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang