32

3.9K 414 41
                                    

Sepanjang mereka berjalan, tak hentinya Juven dan Alice membuat mereka gemas. Juven yang berada di gandengan Nabilah dan Gaby seringkali berlari dan melompat-lompat karena antusiasnya melihat ikan-ikan yang ada di sana. Sedangkan Alice yang digandeng Sonia dan Melody hanya melihat kagum pada ikan-ikan yang berenang dalam akuarium.

"Eh, itu liat Al, ada ikan pari, ikannya kayak layang-layang, ya?" Ucap Melody menunjuk ikan pari yang baru saja lewat.

Gadis kecil itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan terus melihat apa yang ada di sana. Sesekali ia bertanya pada Melody dan Sonia ikan apa yang baru saja lewat. Dan dengan senang hati keduanya menjelaskan ikan apa itu.

Suara Juven yang begitu cempreng membuat mereka semua menoleh. Keadaan akuarium yang tidak begitu ramai membuat beberapa orang ikut menoleh pada bocah berumur 5 tahun itu.

"Onty! Ada hantu." Seru Juven menunjuk pada akuarium di depannya.

Nabilah dan Gaby tertawa saat melihat apa yang Juven tunjuk. Bukan hantu, melainkan seorang penyelam yang melambaikan tangan ke arah Juven. Melody dan Sonia pun di buat tertawa karena ulah polos bocah itu. Sedangkan Alice malah diam memperhatikan apa yang tadi kakaknya tunjuk.

Beberapa orang yang tadinya menoleh juga ikut tertawa dan ada yang sampai merasa gemas melihat tingkah polos bocah tampan itu. Mereka sampai ada yang mendekati Juven dan mengajaknya berkenalan.

"Namanya siapa? Kok gemes banget." Ucap seorang perempuan muda dengan kerudung pinknya.

"Juven, Onty." Jawab Juven bersembunyi dibalik tubuh Gaby.

Beginilah Juven, meski dia sangat gampang bergaul dengan orang seperti Kinal, tapi dia masih memiliki sifat pemalu yang Veranda turunkan padanya. Saat pertama kali berkenalan dengan orang baru, pasti bocah tampan itu akan menjadi pribadi yang pemalu.

"Iihh gemes banget. Boleh foto nggak, kak?" Tanya seorang lagi pada Gaby.

"Dek, di ajak foto tuh, sama Onty-nya." Kata Gaby pada Juven. Akhirnya Juven mau meski dengan tangan yang masih menggandeng tangan Gaby. Sedangkan Nabilah yang mengambilkan gambarnya.

"Makasih dedek Juven." Ucap beberapa orang itu yang kembali berjalan.

Setelah orang-orang itu pergi, Juven mendongak pada Gaby yang mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa, dek?" Tanya Gaby berjongkok di depan Juven.

"Juven laper, Onty." Seketika tawa Gaby pecah karena ternyata sedari tadi bocah tampan ini sudah lapar. Padahal sebelum mereka pergi tadi dia sudah memakan satu mangkuk rawon dengan 8 kerupuk.

"Ini gimana? Dia laper loh." Ucap Gaby pada Nabilah yang berdiri di sebelahnya.

"Ya mesti kelarin ini dulu, Gab. Sayang kan, kalo nggak di kelarin." Gaby mengangguk mengerti apa yang Nabilah ucapkan.

"Juven laper? Nih, dek, makan roti dulu, ya?" Ucapan Sonia membuat Juven berjalan mendekatinya dan berjinjit saat melihat Sonia akan mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Ndak ada kue item?" Tanya Juven dengan polosnya.

"Ndak ada, sayang. Kamu kira Onty brand ambassador kue kamu itu apa." Kata Sonia terkekeh pelan.

"Mau yang mana? Cokelat atau strawberry?" Tanya Sonia memperlihatkan dua bungkus roti yang masih utuh.

"Keju ndak ada?" Bukannya memilih, Juven malah balik bertanya.

Keempat orang dewasa itu tertawa mendengar pertanyaan Juven. Memang sebenarnya Juven lebih menyukai keju daripada cokelat ataupun strawberry. Terkecuali untuk kue brownies. Dia bisa menghabiskan dua kotak sendirian.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang