Kinal memberhentikan mobilnya di parkiran biasa. Setelah memastikan dia sudah mematikan mobil dan membawa segala keperluan di dalam tasnya, dia turun dan menuju ke theater JKT48.
Selama dia berjalan menuju theater, tak jarang dia di sapa oleh beberapa fans yang berpapasan dengannya. Hari ini dia akan memimpin jalannya latihan team J untuk handshake tiga minggu lagi. Dia merasa senang melakukan itu, selain bisa dekat dengan teman-temannya yang masih berada di JKT48, dia senang karena masih bisa melakukan hobinya. Menari.
Di bukanya pintu merah yang masih tampak sama itu. Senyumnya mengembang melihat beberapa member sedang ribut bercanda.
"Kak Kinal!!" Teriakan beberapa member hanya di balas dengan senyumnya. Dia jadi merasa flashback saat dia menjadi member. Hal ini tidak pernah berubah. Ketika dia membuka pintu merah itu, akan ada banyak orang yang meneriakan namanya.
"Udah pada pemanasan?" Tanya Kinal meletakan tasnya di sebuah kursi.
"Belum, Kak. Kak Kinal mau? Nih!" Kinal mengambil sepotong kue yang Angel berikan.
"Buat sendiri, Ngel?" Tanya Kinal sembari mengunyah kuenya.
"Enggak, orang aku di kasih Kak Lidya." Jawab Angel. Kinal mengerutkan keningnya mendengar nama Lidya.
"Loh? Lidya ke sini?"
"Iya, Kak. Tuh, lagi tawa-tawa bareng anak K3 di theater."
Kinal berjalan menuju theater. Di lihatnya Lidya sedang duduk bersama beberapa member K3 generasi 2 yang masih bertahan.
"Woy! Lo nggak jagain bini? Kok kesini?" Teriak Kinal mendorong bahu Lidya.
"Melody lagi jalan bareng Frieska sama Naomi." Kata Lidya yang sedang mengunyah seplastik cilok.
"Nggak lo temenin?" Lidya menggeleng tanpa menjawab karena mulutnya sedang penuh.
"Nggak ngantor lo?" Tanya Kinal duduk di samping Lidya.
"Lidya mah perusahaan udah kek punya dia sendiri, seenak jidatnya dateng dan pergi." Ucap Yona menggelengkan kepalanya karena ulah sahabatnya yang kadang suka seenaknya saja.
"Gue itu bukannya seenak jidat dateng dan pergi. Tapi gue lagi cuti. Tadi aja, gue di rumah sendirian. Ke sini juga karena Melody nyuruh nunggu di sini." Jelas Lidya setelah menyelesaikan kunyahannya.
"Gimana, Lid? Enak nggak ngerasain mau punya anak?" Lidya menggeleng cepat. Tangannya memasukan bungkus cilok yang sudah habis ke dalam kantong kresek kecil.
"Buatnya sih, mantap jaya, Nal. Eh, buseeet... pas Melody bunting, gue dah kek di siksa. Masa jam 12 malem, gue di suruh keluar dari kamar. Di tendang lagi. Katanya gue baulah, gue jeleklah. Anehkan? Emangnya sejelek itukah gue." Seketika semua tertawa mendengar cerita Lidya. Mereka tidak menyangka jika nasib Lidya tak jauh beda dengan Beby saat Shania hamil Alice dulu.
"Duh, Lid. Perut gue sakit hahahaha. Lo sih, muka jangan lempeng gitu." Kata Natalia masih terus tertawa.
"Baru di suruh keluar lo dari kamar, untung nggak di suruh keluar ke jalanan hahahaha." Ucap Yona mendorong lengan Lidya yang memasang duck-facenya.
"Mending sih, itu. Daripada lo di suruh pergi dari rumah, malah lebih parah itu." Timpal Viny yang memang masih menjabat sebagai kapten.
"Hahaha udah-udah. Terus lo keluar gitu?" Tanya Kinal mencoba berhenti tertawa.
"Iyalah gue keluar. Gue tidur di kamar tamu sendirian. Dah kek kagak punya bini gue." Ucap Lidya mendengus kesal.
"Mending sih, gue malah dulu pas Ve hamil Juven, gue nggak boleh pulang malahan. Jadinya gue tidur di tempat Bu Reno. Sampe di ketawain sama keluarganya Bu Reno." Cerita Kinal mengingat bagaimana saat Veranda hamil dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Everything 2
FanficAda banyak cerita yang bisa kita pelajari dalam hidup. Dari kesabaran sampai merelakan. Kisah cinta yang berawal dari sebuah rasa takut akan kehilangan dan berubah menjadi cinta sejati. Berbuahkan seorang putra tampan, pandai dan menggemaskan. Tak a...