51

4.8K 443 102
                                    


Ke bawah....





















































Cieee nyari 😝


































































































































Beneran kok :v
Selamat membaca 😋

~~~~~

"Gimana, Beb? Lo yakin mau Shania VBAC?"

Beby terdiam beberapa lama. Ia baru saja mendengar penjelasan temannya yang berprofesi sebagai dokter kandungan. Orang yang pernah menangani kelahiran Alice dulu. Ia baru saja mendengar apa itu VBAC alias Vaginal Birth After Cesarean Section. Itu merupakan upaya untuk melahirkan melalui vagina atau persalinan normal, pasca persalinan secara operasi caesar sebelumnya.

Sebelumnya Beby sudah mengetahui tentang resiko yang akan terjadi jika VBAC di lakukan. Tapi dari semua pemeriksaan yang dilakukan dokter kepada Shania untuk memenuhi persyaratan VBAC, benar-benar memenuhi syarat. Dari bentuk sayatan pada rahim, ukuran panggul, tebal rahim, serta bobot bayi yang Shania kandung sesuai dengan persyaratan.

Hanya saja Beby takut jika dokter melewatkan sesuatu. Ia masih belum bisa mengambil keputusan dengan cepat sementara Shania terus berteriak kesakitan karena kontraksi yang sudah menyatakan kalau Shania akan melahirkan.

"By!" Seruan Shania membuat Beby menoleh. Keringat dan air mata sudah mengucur di pipi Shania.

"Lakukan. Lakukan apa yang lo bisa." Setelah berucap seperti itu, Beby menghampiri Shania. Ia menggenggam tangan orang yang sangat ia cintai itu.

Di kecupnya tangan dan kening Shania berulangkali agar istrinya itu lebih tenang. "Sabar, ya? Abis ini anak kita lahir. Kamu harus kuat, Nju. Semua pemeriksaan udah di lakuin dan semuanya bener-bener memenuhi syarat. Kamu harus kuat, sayang." Ucapan Beby bagaikan suntikan semangat untuk Shania. Wanita berchocochip itu tersenyum dan mengangguk.

"Aku di sini, nemenin kamu sampe kapanpun. Kamu harus kuat dan lahirin anak kita, oke?" Shania kembali mengangguk dan mendapat kecupan lembut dari Beby.

"Oke, kita mulai. Shan, tarik nafas terus buang pelan-pelan. Iya, bagus kayak gitu. Pelan-pelan aja, Shan."

Shania terus mengikuti instruksi dokter yang menanganinya. Sedangkan Beby yang berada di sampingnya tak henti menyemangati Shania dan menjadi sasaran empuk Shania yang kini sangat kesakitan.

Beby begitu pasrah ketika Shania menjambak, memukul, mencakar bahkan memakinya. Ia justru terus menyemangati Shania dan menciumi kening Shania. Meski apa yang dilakukan Shania begitu menyakitkan, tapi ia tahu, apa yang saat ini ia rasakan tak seberapa dengan apa yang Shania rasakan.

"BEBY!!! AAAA!!!"

"Terus, Shan. Tarik nafas, buang pelan-pelan, tarik, buang. Sedikit lagi, Shan."

"BEBY CUNGKRING!!! JENONG!!! KREMPENG!!! PLAYER!!! POKOKNYA SAMPE KAMU BERANI SELINGKUHIN AKU, NGGAK USAH KETEMU ANAK-ANAK! AAAA!!! BEBY!!!"

Beby meneteskan air matanya begitu saja. Bukan karena ucapan Shania, tapi karena melihat wajah Shania yang tampak kelelahan sekaligus menahan sakit.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang