2

7.6K 475 16
                                    

Shania melirik Beby yang masih terdiam. Duduk di atas sofa dengan wajah mengantuknya. Sementara Shania masih di sibukan dengan merias Alice yang akan berangkat ke sekolah.

Beby menatap Shania yang hanya berbicara dengan Alice tanpa menyapanya. Dia menghela nafasnya pelan dan beranjak menuju kamar mandi.

"Dady!!"

Panggilan Alice menghentikan langkahnya dan menoleh.

"Dady kok langsung mandi? Nggak cium Al?" Tanya Alice setelah menghabiskan sepotong roti yang Shania berikan sebelumnya.

Beby tersenyum dan berjalan mendekati Alice yang terduduk di atas kursi meja rias Shania. Sementara Shania dengan telaten menyisir rambut Alice yang sudah mulai panjang.

Perlahan Beby berlutut di hadapan Alice dengan senyum yang masih mengembang. Entah mengapa Beby selalu ingin tersenyum jika melihat Alice yang selalu manis di hadapannya. Sesekali matanya melirik Shania yang fokus menguncir rambut Alice.

"Emangnya Al mau cium Dady?" Tanya Beby mencubit pelan pipi Alice.

"Mau dong, Dady. Kata Momy, kalo Dady bangun, harus cium Dady biar Dady nggak ngambek." Jawabnya dengan wajah yang sangat lucu membuat Beby gemas.

"Muach! Anak Dady wangi banget cih? Jadi makin sayang." Kata Beby mencium pipi Alice berkali-kali.

"Ish! Nyium sih, nyium. Tapi jangan keterusan, jadi bau entar anak aku." Ujar Shania memukul bahu Beby.

Beby terkekeh pelan dan memandangi wajah Alice dengan senyuman. "Kissing buat Dady mana?" Tanya Beby berpura-pura cemberut.

Alice tersenyum lebar dan memeluk leher Beby serta mencium bibir Beby. "Muuuach! Dady gosok gigi ya? Nanti ada uletnya." Ucap Alice membuat Shania dan Beby tersenyum.

Begitulah Alice yang selalu membuat keduanya tersenyum di pagi hari. Gadis kecil itu tidak pernah berhenti mengingatkan Beby untuk gosok gigi. Karena Beby juga sering mengingatkannya untuk selalu gosok gigi.

"Ya udah, Dady mandi ya? Hari ini Alice di anter Dady sama Momy. Oke?" Alice mengacungkan dua jempolnya sambil menganggukkan kepalanya gembira. Dia tidak bisa menjawab karena mulutnya yang penuh dengan roti.

"Al, tunggu Momy sama Dady di ruang TV, ya? Momy mau mandi dulu. Oke?"

Gadis kecil itu mengangguk mengerti dan berjalan menuju ruang TV. Sedangkan Shania segera mengetuk pintu kamar mandi yang tadi Beby masuki.

"Beb!" Panggilnya masih dengan tangan mengetuk.

"Ya?!" Teriak Beby yang memang tidak kedengaran karena suara air shower yang masih menyala.

"Buka pintunya!" Seru Shania.

"Apa?" Tanya Beby menyembulkan kepalanya sedikit.

"Buka ih!" Ucap Shania sedikit mendorong pintu kamar mandi.

"Ngapain?" Tanya Beby menahan pintu itu agar tidak terbuka.

"Ya, aku mau mandi ish!" Sejenak Beby terdiam. Mencerna apa yang Shania ucapkan.

"Ah... aku tau, kamu mau ngajak aku bikin dedek buat Al, ya?" Ucap Beby menaik turunkan alisnya.

"Hadeeh... aku mau mandi doang. Ayo buruan! Kasian Al nunggu di ruang TV." Kata Shania kesal.

"Kan bi- wadaw!"

Belum sempat Beby menyelesaikan perkataannya, Shania sudah mendorongnya ke dalam kamar mandi dan menguncinya.

"Dih, kirain dah buka baju. Gitu pake nongolin kepala doang." Gerutu Shania masuk lebih dalam ke kamar mandi. Sedangkan Beby yang memang belum mandi hanya tertawa melihat ekspresi kesal Shania.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang