48

5.3K 465 114
                                    

Baiklah...

~~~~~

Semua orang telah datang setelah mendengar kondisi Beby dan Alice. Melody yang seharusnya berada di rumah karena menjaga Kenzo dan Kenzie sampai menitipkan kedua anaknya itu pada Mamanya yang kebetulan menginap di rumahnya. Setelah Lidya mengatakan tentang Alice, Melody sangat marah dan segera mengajak Lidya ke rumah sakit.

Dan di sinilah mereka sekarang. Di ruang rawat Beby yang beberapa menit lalu sudah mendapatkan perawatan dokter. Shania sendiri terlihat menangis, meminta maaf pada Beby dan berusaha menjelaskan semuanya.

"Aku mohon, By, dengerin aku dulu." Ucap Shania menggenggam tangan Beby. Di belakangnya sudah ada Mama Beby yang terus mencoba menenangkan dia.

"Apa lagi yang mesti aku dengerin? Ini kan, mau kamu? Dari sebelum aku kecelekaan, kamu maunya kita cerai, kan? Sekarang kenapa jadi aku yang harus dengerin kamu? Kemarin-kemarin aja kamu yang nggak mau dengerin penjelasan aku."

Ya, beberapa menit lalu, Beby mengatakan kalau dirinya akan menceraikan Shania. Tapi Shania terus menggeleng, menolak apa yang Beby katakan. Ia terus berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Dengerin aku dulu, By. Alice itu anak biologis kamu."

Semua orang yang mendengar hal itu terkejut. Tentu terkejut, karena selama ini yang mereka tahu, Alice adalah anak biologis Shania dari sperma yang di beli di bank sperma. Tapi tiba-tiba mantan kapten JKT48 itu mengatakan hal yang tidak mungkin terjadi.

"Kamu gila, ya?! Gimana bisa aku hamilin kamu, Shania! Kalo untuk anak yang sekarang kamu kandung, aku percaya itu anak biologis aku karena aku sendiri yang minta caranya di ganti persis kayak Lidya sama Kak Melody. Nggak usah ngarang!" Suara Beby begitu keras. Semua orang yang ada di sana hanya bisa diam melihat pertengkaran keduanya. Mereka pun bingung harus melakukan apa karena mereka sendiri tak mengerti.

"Enggak, By. Alice beneran anak biologis kamu. Kamu bisa liat kan, mata sama hidung Alice itu mirip kamu banget?"

"Itu bisa karena dia terlalu lama tinggal sama aku."

Shania menggeleng cepat. Ia menoleh pada Melody yang sedari tadi duduk bersama Lidya di sofa. "Kak Melody, aku tau Kak Melody dulu foto Al waktu baru lahir, kan? Tolong kasih liat, Kak." Mohon Shania pada Melody yang segera membuka ponselnya.

Shania terus menangis. Dalam hati ia terus berdoa agar rumah tangganya akan baik-baik saja. Mungkin dulu ia yang meminta semuanya selesai, tapi setelah melihat bagaimana Beby selama koma, ia mengurungkan niatnya. Ia pun juga memikirkan nasib Alice juga anak yang ia kandung saat ini.

"Ini, Shan. Masih lengkap." Kata Melody menatap sendu pada Shania. Ia memberikan ponselnya pada Shania agar bisa di perlihatkan pada Beby. Memang ketika Alice bayi, Melody sering memotret gadis manis itu. Dari baru lahir, umurnya masih mingguan, bulanan hingga menginjak 1 tahun, Melody selalu mengabadikan perkembangan Alice. Karena Shania sendiri saat itu masih sangat shock atas kehilangan Beby hingga jarang sekali mengabadikan moment-moment perkembangan Alice.

"Ini kamu bisa liat, By. Liat, ini Alice, anak kita. Matanya, idungnya sampe bibirnya mirip kamu. Yang ini foto dia waktu umur 3 bulan, dia udah bisa liat. Ini lebih jelas, kan?" Shania terus mencoba meyakinkan Beby yang terus melihat apa yang Shania perlihatkan saat ini.

"Terus gimana ceritanya dia anak biologis aku, Shan? Hah?! Aku nggak mungkin hamilin kamu. Oke, kalo anak yang kamu kandung sekarang, aku tau itu anak biologis aku."

Shania meletakan ponsel Melody ke atas nakas. Dengan tangan yang masih bergetar, ia menggenggam tangan Beby.

"Aku bisa jelasin semuanya, sayang." Ucapnya bersama isak tangis yang tak kunjung berhenti.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang