56

4.7K 429 46
                                    

Jam masih menunjukkan pukul 4 pagi, dan Melody sudah bangun karena mendengar suara sesuatu yang terjatuh. Ia segera beranjak dari atas tempat tidur lalu berjalan keluar. Baru saja ia akan turun, matanya tak sengaja melihat ke bawah. Dari atas sini ia bisa melihat Lidya sedang mengusap punggungnya. Sepertinya Lidya terjatuh dari atas sofa ruang TV.

Melody segera turun dan melihat keadaan Lidya. "Kok tidur di sini, Lid?" Tanya Melody duduk di sebelah Lidya yang masih mengusap punggungnya.

"Ini loh, tadi malem aku kerja di sini sambil nonton TV. Maksudnya biar nggak ngantuk, tapi malah ketiduran. Sakit ih, aku jatuh dari sofa," adu Lidya.

Dengan lembut Melody mengusap punggung Lidya sembari bertanya-tanya, "Pulang jam berapa semalem? Aku mau nungguin kamu sampe ketiduran." Katanya memperhatikan wajah lelah Lidya yang beberapa hari ini sangat sibuk.

"Jam... berapa ya? Sekitar jam sebelasan kok." Ucap Lidya menarik tangan Melody dan ia genggam. Sedangkan tangan sebelahnya merangkul Melody yang langsung bersandar padanya.

"Kamu boleh kerja keras, Lid, tapi inget badan kamu. Kamu juga butuh istirahat." Ujar Melody menasehati.

Lidya tersenyum lalu mengecup kening Melody cukup lama. "Iya, sayangku. Aku kan, buru-buru nyelesaiin semuanya biar kita bisa liburan sama si kembar. Nanti, kalo udah kelar semuanya, aku bakal cuti dua minggu dan kita jalan-jalan. Gimana?"

Inilah yang Melody inginkan. Semenjak mereka menikah, mereka jarang sekali liburan bersama bahkan sepertinya tidak pernah. Terakhir liburan juga saat mereka berbulan madu ke Paris sesuai kemauan Melody. Dan sekarang Lidya mengabulkan keinginannya itu.

"Haah... oke deh, tapi inget, ya? Kalo kamu udah ngerasa nggak kuat atau kamu butuh sesuatu, bilang aku. Nanti aku bantuin." Ucap Melody menangkup sebelah pipi Lidya yang kini sedang tersenyum manis.

"Siap, bidadariku. Sekarang aku pengen tidur lagi. Jam 7 bangunin aku, ya?" Lidya mengecup bibir Melody sekilas sebelum ia beranjak pergi ke kamarnya.

Melody sendiri hanya tersenyum sambil memperhatikan punggung Lidya yang berjalan ke atas. Rasanya ia sangat beruntung memiliki Lidya yang selalu mengabulkan semua keinginannya. Bahkan kadang, ia hanya bercerita saja, keesokan harinya Lidya sudah membawakan apa yang Melody ceritakan. Benar-benar idaman.

Karena masih sangat pagi, Melody memilih menyiram tanaman dan membersihkan taman kecil di belakang rumahnya. Dan setelah dirasa cukup, Melody pergi ke dalam rumah untuk membersihkan apa saja yang harus dibersihkan. Tak hanya sampai di sana, ia juga membuatkan sarapan untuk Lidya juga dirinya. Begitulah pekerjaan Melody setelah menikah. Meski kadang ia juga masih ada kegiatan entertainment dan sedikit urusan JKT48.

*****

Tepat pukul 7 pagi, Melody pergi ke dalam kamar. Ia ingat kalau Lidya harus pergi ke kantor.

Senyumnya langsung mengembang ketika melihat Lidya tidur bersama si kembar di atas kasur. Entah sedang mengigau atau sedang apa, tangan Lidya bergerak mengusap-usap kepala Kenzie yang tidur di sebelahnya namun matanya tetap tertutup.

"Manis banget sih." Gumam Melody mendekati tempat tidur.

"Sayang, bangun. Udah jam 7 nih." Ucap Melody menepuk lembut pipi Lidya. Tak ada respon. Lidya masih terlelap nyenyak.

Akhirnya Melody membangunkan Lidya dengan caranya. Menghujami wajah Lidya dengan ciuman.

"Muach! Muach! Muach! Bangun, sayang, udah jam 7 nih. Muach! Muach! Muach!" Melody tak hentinya menciumi wajah Lidya. Dan inilah cara ampuh untuk membangunkan Lidya.

Tak perlu membutuhkan waktu yang lama membangunkan Lidya dengan cara itu. Beberapa detik kemudian, Lidya terbangun. Ia sedikit merenggangkan tubuhnya hingga bunyi dari tulang-tulangnya terdengar.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang