46

5.7K 494 65
                                    

Sesuai janji Veranda semalam, Sabtu pagi ini ia juga Kinal mengajak Juven ke pasar tradisional. Bocah tampan itu semalaman merengek, meminta untuk pergi ke pasar tradisional karena cerita dari teman-temannya yang sudah pernah ke sana sementara ia belum pernah.

Dan hari ini Veranda dan Kinal mengajak Juven ke pasar tradisional. Bocah tampan itu tampak gembira dan bersemangat ketika tahu dirinya akan pergi ke pasar.

"Papi! Kok ikannya ndak di dalem air?" Tanya Juven yang kini berada dalam gendongan Kinal.

"Soalnya itu ikan buat kita mam, bukan buat dipelihara." Jawab Kinal tersenyum tipis. Jagoan kecilnya ini sedari tadi tak hentinya bertanya apapun yang ia lihat.

Veranda yang sedari tadi memperhatikan kiri-kanan akhirnya berhenti di salah satu penjual sayur. Ia yang sibuk memilih sayur membiarkan Kinal dan Juven yang tampak sedang sibuk sendiri. Ternyata buah hatinya itu sedang belajar mengenal berbagai macam sayuran bersama Kinal.

"Ini namanya sayur sawi, kesukaan Juven. Ini sayur kangkung, kalo yang ini sayur bayam." Ujar Kinal menjelaskan dengan mengambil beberapa sayur.

"Kesukaannya Popeye, kan?" Tebak Juven tersenyum lebar.

"Anak pinter! Kalo yang ini apa, Kak?" Ucap Kinal mengambil sebuah wortel.

"Carrot!"

"Kalo yang ini apa? Kesukaannya Juven juga nih."

"Tomato dong!"

Kinal tersenyum lebar melihat respon Juven yang begitu ceria menjawab semua yang ia tunjukan. Tak hanya sayuran saja yang Kinal ajarkan, ia juga mengenalkan Juven pada beberapa bumbu dapur seperti bawang-bawangan juga jahe, laos dan sebagainya. Bocah itu terlihat begitu memperhatikan dan mengingat-ingat apa yang tadi Papinya jelaskan. Tidak sampai di sana, setelah Veranda membeli beberapa sayur juga bumbu, mereka pergi ke tempat lain.

Dan saat ini mereka berhenti di penjual buah langganan Veranda. Juven yang sudah begitu hafal dengan buah-buahan terus menyebutkan apa saja yang ia lihat. Seperti pisang, apel, jeruk, semangka dan lainnya.

"Mami! Juven mau banana sama apple!" Seru Juven menggapai bahu Veranda yang sedang memilih buah jeruk.

"Iya-iya, sebentar dong, sayang. Pak, tolong pisangnya yang biasanya, ya? Sama apelnya sekilo." Ucap Veranda. Tak lama pisang serta apel yang Juven minta sudah terbungkus di satu tas kresek.

"Juven! Juven yang bawa apple sama banana-nya!" Juven terus berteriak meminta kresek yang sudah Kinal bawa.

"Berat, Kak, biar Papi aja." Kata Kinal membetulkan gendongan Juven.

"Tapi Juven mau bantu Mami sama Papi." Gumam Juven mengerucutkan bibirnya.

"Juven mau turun." Lanjutnya mencoba turun dari gendongan Kinal. Dengan terpaksa Kinal menurunkan Juven

"Mami, Juven yang bawa ini, ya?" Ujar Juven mencoba mengambil salah satu tas kresek yang Veranda bawa.

"Jangan, Kak, ini berat." Tolak Veranda menggeleng. Akhirnya Juven pun diam dan hanya memperhatikan Maminya itu belanja.

"Mau kue?" Tanya Kinal menatap Juven yang sedari tadi memperhatikan Maminya.

"Mau!" Serunya gembira.

"Endong!" Kinal terkekeh kecil dan menggendong Juven yang semakin besar semakin manja. Akhirnya setelah dari penjual buah, mereka memilih meletakan barang belanjaan ke dalam mobil terlebih dahulu yang parkirannya tidak terlalu jauh.

"Tunggu sama Mami di sini, ya? Jangan kemana-mana, Papi mau bawa belanjaannya ke mobil." Kata Kinal kembali menurunkan Juven di sebelah Veranda yang tersenyum.

You Are My Everything 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang