04.

2.8K 277 79
                                    


Audrey menatap tidak percaya pada laki-laki yang sedang berdiri di sebelahnya ini. Mereka kini sudah berada di luar ruang BK dan sedang menuju kelas Audrey untuk memberikan latihan soal yang masih Audrey bawa, setelah itu barulah mereka akan ke lapangan.

"Gak usah natap gue terus, ntar beneran naksir loh." Kata Alroy dengan penuh percaya diri membuat Audrey benar-benar jijik berada lama di dekatnya.

"Lo kelas apa, btw?" Tanya Alroy tak memutus pembicaraan.

Audrey menatap Alroy bosan. "Dua belas IPA satu." Jawabnya ketus.

Alroy mengangguk-angguk paham. "Kita seangkatan ternyata, tapi kenapa gue gak pernah liat lo, ya? Tanya Alroy sambil mengetukkan telunjuknya di dagu.

Tanpa menjawab, Audrey langsung meninggalkan Alroy di belakangnya. Ia tidak habis pikir, bagaimana ketenangannya hari ini bisa diganggu oleh laki-laki konyol seperti Alroy.

Mimpi apa gue semalam, batinnya bersuara.

Setelah beberapa langkah di depan, tiba-tiba laki-laki itu sudah menyamakan lagi langkah mereka. Alroy kembali berjalan di samping Audrey. Tak ada pembicaraan sampai mereka tiba di depan ruang kelas Audrey.

Tepat sebelum Audrey membuka pintu kelasnya, Alroy bersuara,
"Lo sekelas sama Alex?" Tanya laki-laki itu dengan nada cukup serius.

Perubahan suasana dirasakan oleh Audrey. Ia menatap Alroy sambil mengangguk. "Kenapa?" Tanyanya bingung karena wajah Alroy tidak lagi cengengesan seperti sebelumnya.

Alroy menggeleng cepat lalu kembali lagi tersenyum jahil. "Gapapa. Gue ikut masuk ya?"

Audrey menatap Alroy dengan kedua alis yang terangkat lalu mengangguk patah-patah. Sejujurnya, Audrey sedang bingung dengan perubahan ekspresi Alroy yang begitu cepat saat ini. Mereka pun lalu masuk ke kelas Audrey dengan Alroy yang membuka engsel pintu.

Suasana kelas yang tadinya ramai berubah jadi senyap. Seluruh isi kelas terkejut menatap keduanya, terutama kedua sahabat Audrey dan juga Alex, sang ketua kelas.

Audrey kemudian berjalan cepat ke Alex untuk memberikan latihan soal di tangannya.

"Ini tugas dari Pak Puji dikumpulin pulang sekolah, gue pergi dulu ada urusan." Kata Audrey singkat.

"Lo mau ke mana?" Tanya Alex membuat langkah Audrey terhenti.

Audrey berbalik lagi, menatap Alex. "Ada urusan."

"Sama dia?" Alex menunjuk Alroy yang berdiri di dekat papan tulis.

Audrey menolehkan kepalanya ke belakang, lalu mengangguk. "Iya."

Alex langsung bangkit berdiri. "Gak! Gue gak izinin. Lagian lo juga harus ngerjain soal ini kan. Kalau gak mendesak lo gak boleh pergi, apalagi sama dia."

"Emang salah dia pergi bareng gue?" Jawab Alroy sambil berjalan mendekat dan merangkul Audrey.

Sontak semua mata langsung tertuju pada tangan Alroy yang sudah bertengger manis di pundak Audrey. Hal itu membuat Audrey benar-benar tidak nyaman, ia pun menunduk dan berjalan mundur untuk melepaskan diri dari rangkulan Alroy.

"Gue ketua kelas di sini. Gue gak ngizinin Audrey pergi sama lo. Sekarang, cepat lo keluar dari kelas gue." Usir Alex.

Alroy memasukkan kedua tangannya di saku celana, kepalanya sedikit terangkat ke atas. "Gue akan keluar bareng Audrey, lagian dia disuruh Bu Sri buat ngawasin gue. So, lo gak ada hak buat ngasih izin ke Audrey. Bye!" Jawab Alroy sambil mendorong pundak Alex dengan telunjuknya.

Setelah itu Alroy berbalik dan menggandeng Audrey yang masih terkejut. Mereka keluar dari kelas yang tiba-tiba suasananya berubah menjadi mencekam.

Alex menghentakkan kakinya ke lantai. "Sialan!" Umpatnya tepat sebelum Alroy menutup pintu.

Alroy yang masih sempat mendengar itu hanya terkekeh ringan. Ia lalu kembali fokus dengan Audrey. Siswi itu sedang menatapnya dengan kedua alis yang terangkat.

Alroy melambaikan tangannya di depan wajah Audrey. Ternyata gadis itu tidak melamun dan tindakan Alroy membuatnya terkejut karena tangan Alroy begitu dekat dengan wajahnya.

Audrey mengerutkan keningnya sambil melirik ke Alroy. "Apaan sih, lo?" Ketusnya sambil berlalu pergi ke lapangan.

Di belakangnya, Alroy mengejar. "Eh, tunggu deh, gue mau tanya."

Audrey tidak berhenti, ia terus melangkah, terlalu malas mendengar ocehan tidak jelas dari lawan bicara yang tidak ia kenal sebelumnya. Namun lagi-lagi tangannya ditahan oleh laki-laki itu, membuat Audrey terpaksa berbalik badan.

"Gue udah bilang tunggu masih aja jalan. Gue mau tanya serius ini." Kata Alroy sambil melepaskan cekalan tangannya di tangan Audrey.

Audrey tak menjawab, hanya mengangkat alis kanannya untuk mempersilahkan Alroy bertanya.


"Lo dekat sama si Alex?" Tanya Alroy benar-benar serius.

Audrey pun menggeleng. Ia memang tidak dekat dengan Alex, ia berbicara hanya karena Alex ketua kelasnya dan ada urusan yang penting, kalau tidak, ia tidak akan berbicara bahkan menyapa pun enggan.

Begitulah Audrey, terlalu malas memulai obrolan kecuali jika bersama para sahabatnya.

Audrey melihat Alroy mengangguk sambil tersenyum. "Bagus deh kalau gak dekat, gue kirain kalian dekat, soalnya lo tadi ngomong banyak banget sama dia. Gue kasih tau aja, laki-laki kasar dan pengecut kayak dia gak cocok buat lo." Kata Alroy meninggalkan Audrey yang menatapnya bingung.

Bagaimana Audrey tidak bingung, Alroy tiba-tiba menasehatinya sesuatu yang nampak serius dan saat Alroy mengatakannya, wajah laki-laki benar-benar berbeda dari sebelumnya. Alroy dan Alex seperti pernah terlibat suatu masalah di masa lalu, sampai-sampai Alex mengumpat marah di depan kelas tadi, dan sekarang Alroy yang mengatai Alex cowok kasar dan pengecut.

Detik berikutnya Audrey tersadar dari apa yang ia pikirkan. Audrey langsung menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mengenyahkan sesuatu yang akan membuang waktunya jika terus dipikirkan, apalagi itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan dirinya. Jadi untuk apa mengetahui lebih dalam, hanya akan menambah beban pikiran. Ia pun menggembungkan pipinya seraya membuang nafas.

Selanjutnya Audre kembali berjalan di belakang Alroy untuk ke lapangan. Ia tidak mau menyamakan langkahnya, karena pasti Alroy akan berbicara banyak jika mereka berjalan berdampingan.

---

Revisi : 02-06-20

Jangan lupa vote+comment

Happy Reading Readers

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang