Alroy sedang memarkirkan motornya saat matanya melihat seorang gadis yang sedang turun dari mobil. Setelah melepas helm full face nya, Alroy segera mengejar gadis yang dilihatnya tadi.
“Audrey!” Seru Alroy ketika melihat gadis itu sedang berjalan di koridor kelas sepuluh untuk menaiki tangga yang terletak di ujung lorong itu.
Ya, gadis itu adalah Audrey. Sejak semalam ia berharap agar hari ini dapat bertemu lagi dengan Audrey. Ternyata Tuhan mengabulkannya.
Pagi ini ia bertemu Audrey yang sedang berjalan bersama temannya.
“Audrey!” Panggil Alroy lagi karena Audrey tidak menghentikan langkahnya.Syela yang mendengar itu langsung membalikkan badan. Tangannya menutup mulut saat melihat Alroy lah yang memanggil Audrey. Sedangkan satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk menahan tangan Audrey.
“Dr-Drey.. It-itu Alroy, Drey.” Ujar Syela terbata-bata sambil menunjuk Alroy yang semakin mendekat.
Baru saja Audrey ingin melepaskan tangannya dari cekalan tangan Syela, rupanya laki-laki yang tidak ingin ia temui lagi sudah berdiri di hadapannya saat ini.
“Pagi, Audrey.” Sapa Alroy sembari tersenyum.
Audrey menatap Alroy dengan tajam. Seragam laki-laki itu nampak lusut, dikeluarkan, dan dia juga tidak memakai ikat pinggang. Kesalahan apa yang sudah dibuatnya sampai harus bertemu dengan Alroy di pagi yang cerah ini. Tanpa menjawab ia lalu memilih kembali menaiki tangga bersama Syela.
Bukan Alroy namanya jika ia menyerah begitu saja. Alroy langsung mengejar Audrey yang sudah beberapa langkah di depan. Begitu langkah mereka sejajar, Alroy langsung merangkulkan tangannya di pundak Audrey. Hal itu hampir membuat Audrey jatuh, beruntung Alroy dan Syela bisa menyeimbangkannya.
“Mau lo apa sih?!” Bentak Audrey setelah ia bisa berdiri seimbang lagi.
“Maaf.. Gue cuma mau naik ke atas bareng lo.” Jawab Alroy.
Audrey mendengus sebal sambil berdecak. “Bisa gak sih lo gak ganggu gue? Gue males ketemu sama lo!” Ujar Audrey dengan menunjuk Alroy.
Setelah itu, ia kembali menaiki tangga bersama Syela untuk menuju kelas mereka.
Alroy yang melihat punggung Audrey menjauh hanya tertawa ringan. “Cantik-cantik tapi judesnya bukan main. Alroy, Alroy, baru kali ini lo dibentak cewek kayak gitu.” Kata Alroy menertawakan dirinya sendiri.
---Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Seperti biasanya, Audrey selalu berdiam diri di kelas sedangkan kedua sahabatnya yang lain sedang ada di kantin untuk mengisi perut.
Di kelas, Audrey sedang membaca materi kimia yang baru selesai dibahas sembari memakan bekal yang ia bawa dari rumah. Tadi saat pelajaran ia tidak fokus, maka ini adalah waktunya untuk mengulang materi tersebut.
Kefokusannya itu hilang karena peristiwa di tangga tadi. Audrey benar-benar tidak mengerti pemikiran Alroy. Bagaimana bisa seorang laki-laki merangkul perempuan yang tidak dikenalnya, sangat memalukan.
Dengan adanya peristiwa itu, Audrey tidak hanya malas bertemu Alroy tapi juga benci jika harus bertatap muka dengan laki-laki itu lagi.
Namun sepertinya Dewi Fortuna sedang tidak memihaknya. Orang yang sedari berhasil mengacaukan pikirannnya tiba-tiba saja sudah duduk di sampingnya. Siapa lagi orang itu kalau bukan Alroy.
“Lo gak ke kantin napa, Drey?” Tanya Alroy.
Audrey diam tak menjawab. Ia hanya melirik sekilas ke Alroy lalu kembali membaca buku catatannya.
“Diem mulu, Drey. Dari kemarin gue gak dijawab-jawab, sekalinya jawab langsung deh jutek. Sabar aku tuh diginiin.” Ujar Alroy dengan dramatis.
“Ck! Alay.” Decak Audrey sinis tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
Keheningan pun menyelimuti keduanya. Audrey menyukai suasana seperti ini karena akan mendukungnya mencerna materi, tapi hal berbeda terjadi pada Alroy. Laki-laki itu ingin mengajak Audrey bicara, ia ingin kenal Audrey lebih dekat lagi.
“Drey… Lo sariawan? Diemin gue mulu sih.”
“…”
“Astaga. Drey, gak dijawab…”
“…”
“Drey, ayolah jawab, ya kali gue ngomong sama prasasti hidup.”
Alroy sengaja mengatai Audrey prasasti hidup, harapannya supaya Audrey membalas ucapannya tersebut. Namun kenyataannya Audrey tetap diam, hanya meliriknya sekilas lalu kembali membaca bukunya.
Alroy mendengus, tidak suka diabaikan seperti ini. Karena kesabarannya sudah menipis, Alroy pun menarik buku yang Audrey baca. Hal itu sukses membuat Audrey menatapnya tajam cukup lama.
“Kembaliin buku gue!” Perintah Audrey ketika Alroy mengangkat buku itu tinggi-tinggi.
Alroy tak menghiraukan permintaan Audrey. Ia justru cengengesan melihat wajah Audrey yang menahan marah. Audrey yang melihat itu sudah tidak bisa menahan amarahnya.
BRAK!
Tangan Audrey menggebrak meja cukup keras, membuat Alroy terkejut.
“Gue bilang kembaliin itu kembaliin! Suka banget ganggu hidup orang.” Bentak Audrey sambil berdiri mengambil bukunya yang masih terangkat tinggi.
Senyum Alroy mengembang saat Audrey kembali duduk dan membaca bukunya lagi. Ia lalu berkata, “Sama gue jangan galak-galak, nanti naksir.”
Audrey menarik nafas panjang lalu menghembuskannya dengan kasar. Ia menutup bukunya dan memandang Alroy dengan sinis. “Mau lo apa sih?!”
“Mau gue? Mau gue ya lo jadi cewek gue lah. Gimana, lo mau gak?” Tanya Alroy seraya menaik-turunkan kedua alisnya.
Audrey tersenyum miring, mengalihkan pandangannya ke papan tulis sambil menjawab dengan lantang, “Gue gak sudi punya pacar playboy kayak lo. Usaha sekeras apapun yang lo lakuin gak akan gue terima. Hidup gue bukan untuk cinta murahan dari lo. Dasar gak tau diri, udah punya pacar masih bisa deketin cewek lain.”
Setelah tak lagi mendengar jawaban Alroy, Audrey kembali membuka catatan untuk dibaca.
Alroy tersenyum melihatnya. Sebenarnya ia diam bukan karena kehabisan kata, melainkan ia sedang merenungkan sikap Audrey yang sangat tegas dan berpendirian.
Ia pikir semua cewek akan luluh jika melihat wajah tampannya dan diberi sedikit gombalan, tapi ternyata Audrey tidak demikian. Cewek seperti itu belum pernah ia temui, benar-benar langka.
Sejenak Alroy memperhatikan garis-garis yang membentuk wajah cantik Audrey, tak ada cacat sedikitpun. Kelangkaan sikap ditambah dengan kecantikan wajahnya membuat gadis itu memiliki daya tarik tersendiri bagi Alroy.
Tekad bulat untuk menjadikan Audrey pacarnya terus membumbung tinggi di hatinya. Usaha sekeras apapun akan ia lakukan sebab kelak ia bisa berbangga diri jika keinginannya itu terwujud. Karena dengan itu tandanya ia sudah berhasil meruntuhkan tembok pertahanan di hati Audrey dan membuat gadis itu jatuh cinta padanya.
---
Revisi : 04-06-20
Jangan lupa vote+comment
Happy Reading Readers❣

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S MY WORLD [COMPLETED]
Romantik[ Follow dulu sebelum membaca, terima kasih!✨ ] Audrey itu dunianya Alroy. Sejak mengenal Audrey, Alroy merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Paras cantik Audrey memikat Alroy di kali pertama mereka berjumpa. Alroy pikir, Audrey sama seperti ke...