33.

1.1K 66 11
                                        

Hari ini, seperti perkataannya kemarin, Alroy datang menjemput Audrey untuk mengajak gadis itu ke suatu tempat. Kini Alroy sudah berada di rumah Syela dan sedang mengobrol bersama Roy sembari menunggu Audrey turun.

Tak lama kemudian, gadis yang ditunggu-tunggu itupun turun. Audrey tersenyum ketika melihat Alroy yang juga tersenyum menatapnya.

“Mau berangkat sekarang?” Tanya Audrey setelah berdiri di hadapan Alroy dan Roy.

Alroy mengangguk sambil bangkit berdiri. “Om, Alroy sama Audrey pergi dulu ya.” Pamit Alroy.

Roy mengangguk. “Iya, hati-hati.”

Audrey lalu melambaikan tangan pada ayah angkatnya itu. Kemudian ia bersama Alroy berjalan keluar dan masuk ke mobil Alroy untuk menuju ke suatu tempat.

---

“Kita mau ke mana?” Tanya Audrey ketika mobil mulai memasuki jalan tol.

Alroy menoleh sekilas ke Audrey. “Ada deh…” Jawab Alroy.

Mendengar Alroy yang masih belum memberitahunya membuat Audrey tersenyum kesal. “Aku gak mau diculik kayak gini, Roy.”

Alroy tertawa. “Siapa yang nyulik? Pergi sama cowok sendiri juga kamu bilang diculik.” Ujar Alroy tanpa menoleh.

Audrey berdecak. “Ya kamu gak ngasih tau mau ke mana itu namanya penculikan, Alroy.”

Satu tangan Alroy yang tidak memegang kemudi terangkat lalu mengacak pelan rambut Audrey. “Tidur aja, nanti kalau udah sampe aku bangunin.”

Audrey melirik Alroy. “Jangan aneh-aneh!”

“Iyaa, sayang.” Jawab Alroy gemas.

Setelah itu, Audrey mulai menyandarkan leher belakangnya dan memejamkan mata untuk terlelap.

---

TPU Kebon Raya, Bekasi, Jawa Barat

Usai memarkirkan mobil, Alroy segera turun dan mengitari ke sisi samping untuk membangunkan Audrey.

“Bangun, Drey.” Ucap Alroy sambil menyenderan tangan di pintu mobil yang sudah dibukanya.

Tak butuh waktu lama, Audrey sudah membuka matanya perlahan. Gadis itu pun kemudian keluar dari mobil dan saat membaca tulisan yang ada di pintu masuk, dia mengernyit tak mengerti.

“Ngapain ke sini?” Tanya Audrey menatap Alroy tak mengerti.

Alroy menggandeng tangan Audrey dan berjalan ke salah satu penjual kembang. “Ke makam Gita.”

“Oohh.” Jawab Audrey sambil memperhatikan Alroy yang sedang membeli sekantong plastik berisikan bunga.

Setelah memasukkan dompetnya ke saku celana, Alroy kembali meraih tangan Audrey untuk digandengnya. “Yuk.” Ucap Alroy.

Mereka berdua pun kembali berjalan masuk. Di dalam, Audrey melihat sisi kanan-kirinya yang penuh dengan makam yang berjejer rapi. Gak jauh beda sama tempat makam papa, pikir Audrey. Gadis itu lalu mendesah pelan, teringat sudah lama sekali ia tidak mengunjungi makam ayahnya.

“Drey?” Panggill Alroy tiba-tiba, membuyarkan lamunan Audrey.

“Eh, iya?” Jawab Audrey sambil menoleh ke Alroy yang sudah lebih dulu duduk di samping makam bertuliskan nama Gita Anindya.

“Sini,” Alroy menepuk rerumputan di sebelahnya, menyuruh Audrey untuk ikut duduk. “Mikirin apa sampe ngelamun?” Tanya Alroy setelah Audrey duduk di sebelahnya.

Audrey tersenyum menggeleng. “Gapapa.”

Alroy pun membalas senyuman Audrey. Selanjutnya ia tidak lagi bertanya dan segera menaburkan bunga yang tadi ia beli.

“Mau naburin juga?” Tanya Alroy pada Audrey.

Audrey mengangguk. “Boleh.”

Alroy lalu meletakkan kantong plastik di tengah-tengah agar Audrey dapat ikut menabur bunga di makam Gita.

“Git, sorry ya gue baru dateng lagi setelah sekian lama.” Ucap Alroy di sela-sela menaburkan bunga.

“Git, gue ke sini mau ngenalin lo sama cewek gue, cewek yang paling gue sayang selain nyokap dan lo.” Ucap Alroy lagi sambil tersenyum menoleh ke Audrey.

Audrey juga tersenyum membalas tatapan Alroy yang menatapnya penuh rasa cinta. Setelah memandang Audrey, Alroy kembali menatap nama Gita di batu nisan. Tangannya lalu terangkat untuk mengusap nama itu.

“Cewek gue namanya Audrey, dia cantik, lebih cantik dari lo. Lo mau tau gak, Git, dulu waktu gue deketin dia susahnya minta ampun, gue sampe kerja keras banting tulang cuma untuk kenal ama dia.”Gurau Alroy.

Audrey yang mendengar itu berdecak kesal. “Roy.” Tegurnya sambil cemberut.

Alroy menoleh dan terkekeh. “Bener kan?” Goda Alroy dengan senyum jahilnya.

Audrey melirik sinis ke Alroy. “Terserah.” Jawab Audrey cuek.

Melihat Audrey yang sedang kesal membuat Alroy langsung mengambil tangan Audrey lalu menciumnya. “Lo lihat kan, Git, gimana galaknya dia tapi galak-galak gini gue sayang banget sih sama dia.”

Alih-alih menanggapi ucapan konyol Alroy, Audrey memilih untuk menaburkan sisa bunga yang ada. Setelah bunganya habis, Audrey tetap diam di tempat sambil memperhatikan Alroy yang nampak asik bercerita seakan-akan Gita ada di hadapan mereka. Sesekali ia tersenyum saat Alroy menyebut namanya.

Audrey lalu beralih menatap makam Gita. Namun meski matanya terfokus pada makam sahabat Alroy itu, pikirannya justru melayang jauh pada makam ayahnya. Audrey sangat merasa bersalah karena sudah lama tidak berkunjung. Sepertinya kalau tidak salah ingat, terakhir Audrey ke sana adalah dua tahun yang lalu bersama Aldo, tepatnya seminggu sebelum keberangkatan sahabatnya itu ke Prancis.

Ah, memikirkan itu membuat Audrey tersenyum kecut. Dua tahun lalu mungkin akan menjadi kali terakhirnya ke makam sang ayah bersama Aldo karena saat ini hubungannya dengan Aldo tidak sedekat dulu.

Kak Aldo gimana ya kabarnya? Gumam Audrey yang sangat merindukan Aldo tapi gengsi untuk bertanya lebih dulu.

Lalu tiba-tiba saat sedang melamunkan hubungannya dengan Aldo yang entah akan membaik kapan, Audrey dikejutkan dengan tepukan Alroy di pundaknya.

“Kamu kenapa kok melamun terus?” Tanya Alroy menatap Audrey bingung.

Audrey mengelus dadanya sambil menggeleng. “Gapapa.” Jawab Audrey berbohong karena tidak mungkin ia jujur pada Alroy kalau ia sedang memikirkan Aldo.

Alroy memicingkan matanya tidak percaya. “Beneran?”

Audrey mengangguk. “Iya, Roy.”

Alroy menghela nafasnya. “Ya udah gapapa kalau kamu gak mau cerita, aku gak maksa. Sekarang ayo pulang.” Ajak Alroy sambil bangkit berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Audrey.

Audrey menerima uluran tangan Alroy. “Makasih.” Ucap Audrey sambil menepuk-nepuk celananya yang masih kotor terkena rerumputan.

“Mmm, Drey, ikut aku ke rumah Angga mau gak?” Tanya Alroy sembari menunggu Audrey yang masih membersihkan celana.

Audrey mengangkat kepalanya. “Ngapain?”

“Main aja, refreshing sebelum UAS. Ikut ya?”

Audrey menegakkan lagi tubuhnya setelah celananya bersih. “Ada siapa aja?” Tanya Audrey sambil mengatur rambutnya yang sedikit berantakan.

Alroy membantu Audrey merapikan rambut. “Cuma aku sama Andre.”

Audrey nampak berpikir lalu mengangguk. “Iya udah tapi jangan lama-lama.”

“Siap, sayang!” Jawab Alroy sambil menggandeng Audrey. Mereka berdua kemudian berjalan bersama ke parkiran mobil.

---

Alroy memarkirkan mobilnya tepat di belakang mobil Andre yang sudah lebih dulu datang. Saat turun dari mobil, Audrey sedikit terkejut dengan rumah Angga yang bisa dikatakan sangat mewah.

“Kaget?” Tanya Alroy seakan bisa membaca pikiran Audrey.

Audrey menoleh lalu mengangguk. “Iyaa.”

Alroy menautkan tangannya dengan tangan Audrey lalu berjalan masuk. “Aku juga kaget waktu pertama kali ke sini. Tapi setelah tau orang tua dia sering ke luar negeri untuk ngurus bisnis aku jadi paham.”

“Ooohhh.. Berarti dia sering ditinggal orang tuanya?” Tanya Audrey.

Alroy mengangguk. “Sering banget, cuma ketemu setahun dua kali. Makanya kalau pas orang tua dia lagi di Indo, dia gak bisa pergi-pergi soalnya pasti dia habisin waktu bareng papa mamanya.”

Audrey membulatkan mulutnya membentuk huruf o sambil mengangguk paham. Obrolan mereka itu lalu terhenti saat memasuki ruang tamu yang ternyata sudah ada Andre dan Angga.

“Pantes telat, habis jalan ternyata.” Cibir Andre ketika melihat Alroy datang dengan Audrey.

“Yang udah ada pacar mah beda.” Sahut Angga juga.

Alroy bersama Audrey duduk sebelahan di sofa ruang tamu rumah Angga. “Apaan dah lo berdua, gak jelas.” Balas Alroy.

“Lo tumben, Drey, ikut Alroy main.” Ujar Andre tidak menghiraukan ucapan Alroy.

“Diajak ya gue ikut, kalau gak ya ngapain ikut.” Jawab Audrey santai.

Mendengar jawaban Audrey yang bisa dibilang tidak niat menjawab membuat Andre menatap Audrey datar. “Nyesel gue tanya, Drey.”

“Lah emang ada yang nyuruh lo tanya?” Balas Audrey.

Andre menarik nafas lalu menghemmbuskan nafasnya perlahan. “Sabar gue sabar.” Ucap Andre sambil mengelus dada.

Alroy dan Angga tertawa melihat Andre yang menahan kesal. Sedangkan Audrey hanya menggelengkan kepalanya untuk mengejek Andre.

“Udah-udah.” Ujar Angga lalu menatap Audrey. “Drey, gue pinjem cowok lo ya, gak lama kok paling dua jam.”

“Eh, iya-iya silahkan.” Jawab Audrey.

“Ayo, Al, Ndre.” Ajak Angga sambil mengeluarkan ponselnya untuk membuka game yang sedang digemari oleh para kaum muda, apalagi kalau bukan Mobile Legend.

“Males gue udah gak mood. Gue ke taman belakang aja ya, Ga, cari angin.”

“Ah, gak seru lo gak ikut.” Ucap Alroy.

Andre berdecak. “Apaan seru, paling juga gue jadi bullyan kalian gegara kalah.”

Angga terkekeh. “Sensi amat sih, bos. Ya udah sana kalau mau di belakang.”

Andre lalu bangkit berdiri. Namun sebelum berjalan Andre menatap Audrey. “Lo mau ikut gak, Drey?”

“Ke mana?” Tanya Audrey.

“Genteng!” Jawab Andre kesal sambil berjalan pergi.

Audrey tertawa. “Ngambek lo kayak anak kecil.” Seru Audrey masih dengan tawanya. Ia lalu menoleh ke Alroy. “Aku ikut Andre ke taman belakang ya?” Izin Audrey pada Alroy.

Alroy mengangguk sambil menahan tawa. “Iya.” Jawab Alroy memperbolehkan.

Setelah mendapat izin dari Alroy, Audrey pun segera menyusul Audrey yang sudah lebih dulu berjalan.

---

Revisi : 18-06-20

Jangan lupa vote+comment

Happy Reading Readers

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang