59.

1K 59 1
                                        

Audrey membuka matanya ketika sinar matahari pagi mulai menembus celah jendela kamarnya.

Gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum menarik nafas panjang.

"Selamat pagi dunia! Selamat menjalani hari pertama di umur tujuh belas, Drey!" Ucapnya untuk diri sendiri.

Audrey kemudian beranjak keluar kamar. Ia turun ke lantai satu dan mendapati Aldo yang sedang fokus dengan ponselnya.

"Pagi, kak," Sapa Audrey sambil mengambil tempat di samping Aldo.

Aldo menoleh, "Pagi, Audrey." Jawabnya sambil meletakkan ponsel di atas meja.

"Kakak udah bangun dari tadi?" Tanya Audrey.

"Gak juga, paling setengah jam yang lalu. Gimana tidur kamu? Nyenyak gak?"

Audrey mengangguk "Lumayan, kak, hehehe."

Aldo tersenyum, ia lalu mengacak pelan rambut Audrey.

"Yang lain mana, kak? Kok sepi amat." Tanya Audrey sambil memandangi ruang keluarga yang sepi.

"Om Roy tadi udah berangkat ke kantor, Tante Gisell, Syela, Charis pada belum bangun, kalau Andre kan emang dia gak nginep sini kan semalem." Jelas Aldo.

Ah iya, Audrey lupa kalau Andre tidak menginap, yang menginap hanya Charis dan Aldo.

Kemudian suasana hening. Baik Audrey maupun Aldo tidak ada yang berbicara. Mereka hanya bertatapan sambil tertawa melihat ekspresi kebingungan di wajah satu sama lain.

Hal itu berlangsung selama lima menit, tepat sebelum Aldo menarik hidung Audrey hingga membuat si empunya meringis kesakitan.

"Kakak tu jahat banget sumpah. Hidung Audrey sakit, kak." Tegur Audrey sambil mengusap hidungnya.

"Heheheh, gemesin sih." Cengir Aldo tanpa dosa.

"Sakit tapi, kak, astagaaa.." Kesal Audrey.

"Iya-iya, kakak minta maaf ya, Audrey. Hahahahaha." Jari Aldo membentuk angka dua lalu diangkat sampai depan wajahnya.

Audrey yang melihat hal itu terkekeh geli. "Kakak sok imut. Hahahahha."

"Kakak tu emang imut, Drey, dari lahir. Kamu aja dulu suka cubit pipi kakak waktu kecil. Kamu lupa kan?"

Audrey mengangkat kedua alisnya. "Dih, enggak ya, Audrey gak pernah gitu. Yang ada kakak tuh yang suka cium-cium Audrey."

Aldo mengikuti gerakan bibir Audrey.

"Dih gak mau ngakuin. Dasar. Suka cium-cium udah gak dibolehin papa tapi masih ngeyel." Audrey menjulurkan lidahnya. Aldo pun ikut-ikutan.

"Ih, gatau ah, kakak nyebelin." Ujar Audrey kesal. Siapa yang tidak kesal diikutin seperti itu.

Aldo yang mendengarnya hanya menahan tawa. Ia begitu gemas dengan wajah Audrey yang lucu ketika ngambek.

"Heheheh, iya udah-udah, kakak minta maaf ya, Audrey." Kata Aldo dengan lebih serius daripada beberapa menit lalu.

"Btw, ya, Drey, foto kemarin itu sebenernya bukan gak dibolehin Om Firman. Tapi kakak lagi dikerjain aja sama papa kamu." Ujar Aldo lagi.

Audrey menahan tawanya mendengar penjelasan Aldo mengenai foto kemarin. Tanpa perlu Aldo bilang pun, ia tau kalau papanya tidak akan melarang Aldo mencium dirinya sewaktu kecil. Lagian kemarin Nikholas juga sudah menjelaskannya.

Topik obrolan pagi ini membuat Audrey kembali teringat dengan peristiwa semalam, juga pembicaraannya dengan Roy.

"Kak," Panggil Audrey yang ingin menceritakan hal itu pada Aldo.

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang