31.

1.3K 79 6
                                    


Pagi ini, seperti biasa Alroy menjemput Audrey untuk berangkat sekolah bersama. Namun meski demikian, Alroy masih mencuekkan Audrey untuk masalah kemarin, sebab Alroy menunggu permintaan maaf dari kekasihnya itu. Akhirnya sampai mereka tiba di sekolah pun tidak ada obrolan dari keduanya sama sekali.

Alroy mengantar Audrey hingga di depan kelas gadis itu lalu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sesampainya Alroy di kelas, Alroy langsung mmeletakkan tasnya dan segera melangkah keluar kelas lagi. Alroy ingin cabut pelajaran pertama kelasnya hari ini.

Tujuan Alroy sekarang adalah rooftop, tempat kesukaannya. Ia ingin tidur di atas sana. Jadi begitu ia sampai di rooftop, ia langsung membaringkan diri di kursi yang ada. Matanya hampir terpejam, tapi sebuah seruan membuatnya duduk kembali lalu membalikkan badan.

“Ngapain lo ngikutin gue?” Tanya Alroy pada Andre yang berdiri di belakangnya.

“Gue yang harusnya tanya ngapain lo di sini pagi-pagi?” Tanya Andre balik sambil berjalan mendekat ke Alroy.

“Bukan urusan lo.” Jawab Alroy membuang muka.

Andre tersenyum miring. “Cemburu? Lo cemburu gara-gara gue sama Audrey ngomongin tentang Aldo?” Tebak Andre langsung pada intinya.

Alroy melirik sinis ke Andre. Ia tidak suka dengan nada bicara Andre yang seolah-olah menertawakan rasa cemburunya.

“Salah gue cemburu? Audrey cewek gue.” Jawab Alroy.

“Salah! Itu kesalahan besar kalau lo cemburu sama Aldo.” Balas Andre.

Alroy menatap Andre tajam. “Apa salah gue? Lo gak tau, Ndre, tiap Audrey ngomongin tentang Aldo, aura Audrey beda. Dia jadi lebih semangat dan sangat membanggakan sosok Aldo. Gue jadi mikir jangan-jangan di antara mereka ada rasa lebih dari seorang sahabat.” Jelas Alroy langsung mengenai rasa cemburunya.

Andre yang tadinya hampir memanas gara-gara Alroy memancing emosi pun akhirnya melunak setelah mengerti alasan di balik kecemburuan sahabatnya itu. Andre lalu mengambil tempat di samping Alroy.

“Al, jelas kalau Audrey itu membanggakan sosok Aldo. Gue udah pernah bilang kan, bagi Audrey, Aldo adalah kakak kesayangannya. Hubungan mereka itu hanya sebatas sahabat dekat yang memiliki perasaan sebagai kakak adik, bukan sebagai pasangan. Kalau lo cemburu sama mereka lo itu cuma buang-buang waktu, gak ada gunanya.”

Alroy berdecak. “Sahabat bisa jadi cinta kan? Mungkin aja lo yang gak tau kalau di antara mereka ternyata ada yang menyimpan perasaan lebih.” Bantah Alroy.

Andre terkekeh. “Lo mau nyamain Aldo-Audrey kayak lo sama Gita? Beda, Al, beda.”

“Gini ya Al, gue akuin mereka emang deket banget kayak orang pacaran, tapi gue berani jamin kalau di antara mereka gak ada yang menyimpan perasaan lebih dari kakak-adik. Gue bilang sekali lagi, lo salah besar cemburu sama Aldo.” Tegas Andre lagi.

Alroy mengacak rambutnya frustasi mendengar perkataan Andre. Selama ini ia sudah berusaha untuk tidak cemburu, namun rasa itu selalu muncul saat melihat Audrey yang berbeda ketika membicarakan Aldo. Ia hanya takut kalau ternyata salah satu dari mereka memiliki perasaan lebih untuk yang satunya, sama seperti Gita yang menyukainya dulu.

Melihat Alroy yang tampak gusar, Andre pun menepuk pundak Alroy. “Lo sayang gak sama Audrey? Cinta gak?” Tanya Andre dan hanya dibalas anggukan oleh Alroy.

“Kalau lo beneran sayang, kenapa lo harus meragukan perasaan Audrey? Lo sama Aldo itu punya tempat tersendiri di hati Audrey. Dia gak akan bisa kalau disuruh milih antara lo atau Aldo.” Jelas Andre lalu berhenti sejenak melihat respon Alroy.

“Asal lo tau, Al, gue itu senang banget waktu lo bilang kalau lo jadian sama Audrey. Itu tandanya kerja keras lo untuk dapetin hati Audrey berhasil. Lalu kenapa sekarang lo justru meragukan perasaan dia? Menurut gue nih ya sebagai salah satu sahabat Audrey, dia gak akan buang waktu percuma dengan pacaran sama lo kalau dia gak ada rasa untuk lo dan semisal dia atau Aldo punya perasaan lebih, mereka pasti sudah karena mereka bener-bener dekat dari kecil. Jadi sekarang gue saranin, daripada lo cemburu gak jelas lebih baik lo nyimpulin perasaan Audrey untuk lo.” Lanjut Andre lagi.

Semua penjelasan Andre, Alroy cerna dengan baik. Apa yang sahabatnya itu katakan ada benarnya. Jika memang Aldo atau Audrey memiliki perasaan lebih seharusnya mereka sudah pacaran dan Audrey juga tidak mungkin membuang waktu percuma untuk berpacaran dengan dirinya jika gadis itu tidak memiliki rasa yang sama seperti yang ia rasakan.


Alroy lalu memejamkan matanya, sedikit bernafas lega. Kini ia hanya harus meminta maaf pada Audrey karena pasti kecuekkannya pagi ini membuat Audrey kebingungan.

“Lo mau balik kelas gak?” Tanya Andre tiba-tiba, membuyarkan lamunan Alroy.

Alroy menoleh ke Andre yang ternyata sudah bangkit berdiri. “Mmm, iyaa.” Jawab Alroy sambil berdiri dan mengikuti Andre yang sudah melangkah lebih dulu. Akhirnya niatnya untuk cabut batal seiring dengan langkahnya untuk kembali ke kelas.

---

Kring Kring Kring

Bel istirahat berbunyi. Kini Alroy sedang melangkahkan kakinya menuju kelas Audrey untuk meminta maaf kepada kekasihnya itu. Sesampai di depan kelas, Alroy mengetuk pintu dan melihat Audrey yang sedang menggambar sesuatu. Alroy pun melangkah masuk.

“Hai.” Sapa Alroy sambil duduk di samping Audrey.

Audrey tersenyum. “Hai.” Sapa Audrey balik.

Tanpa basa-basi Alroy langsung meraih kedua tangan Audrey, menggenggamnya erat. “Drey, aku minta maaf udah nyuekkin kamu hari ini dan kemarin aku marah tanpa alasan.” Ujar Alroy memandang mata Audrey.

Audrey menatap Alroy dalam-dalam. “Kemarin kamu beneran cemburu waktu aku sama Andre bahas Kak Aldo?” Tanya Audrey.

Alroy menunduk, mengangguk pelan.

“Kenapa?” Tanya Audrey lagi lembut.

“Drey…” Ucap Alroy lirih. Ia bingung apakah harus mengatakan yang sebenarnya atau tidak.

“Roy jelasin yang jujur, aku gak suka pacar aku bohong.” Pinta Audrey.

Alroy menghela nafasnya perlahan. “Aku… Aku gak suka lihat kamu yang beda kalau ngomongin tentang Aldo.”

Kening Audrey berkerut, “Beda? Beda gimana?”

“Ya beda, Drey. Di mata aku kamu tuh beda, kayak kamu jadi lebih semangat dan bener-bener bangga dengan sosok Aldo. Jujur aku sampai mikir jangan-jangan kamu sama dia itu ada hubungan lebih dari sekedar sahabat.” Jelas Alroy sambil menunduk.

Audrey terkejut mendengar penjelasan Alroy, tapi ia memakluminya sebab ia juga tau, siapapun yang belum mengenalnya dan Aldo dengan baik maka akan selalu berpikir kalau mereka pacaran, padahal aslinya hanya sebatas sahabat.

“Roy, kita udah pacaran loh, tap---”

Alroy mengangkat kepalanya, memotong ucapan Audrey, “Drey, aku gak maksud meragukan perasaan kamu ke aku. Aku cuma takut kalau perasaan kamu ke Aldo lebih besar daripada ke aku.”

Audrey pun menghela nafasnya. “Roy, aku sama Kak Aldo itu bener-bener cuma sahabat. Perasaan aku ke kamu beda dengan perasaan aku ke dia, tapi kalian berdua punya tingkat kepentingan yang sama di hidup aku. Aku gak akan bisa milih di antara kalian berdua. Aku minta maaf kalau kemarin buat kamu cemburu tapi sebenarnya aku gak ada maksud seperti itu.”

“Aku yang harusnya minta maaf, Drey, bukan kamu.” Lirih Alroy.

Audrey tersenyum menatap Alroy. “Aku udah maafin kamu.”

Ada perasaan lega setelah Audrey mengatakan kalau sudah memaafkannya. Kini ada sesuatu yang ingin ia minta dari Audrey, namun ia takut gadis itu keberatan.

“Drey,” Panggil Alroy pelan.

“Iya?” Jawab Audrey.

“Mmm.. Kalau aku minta kamu janji kamu keberatan gak?” Tanya Alroy.

“Janji apa dulu?”

“Janji untuk gak ngomongin Aldo waktu kita lagi berdua. Karena selain cemburu aku juga selalu merasa pesimis kalau kamu udah bahas Aldo. Lihat kamu yang semangat bicarain Aldo buat aku berpikir kalau Aldo itu lebih baik daripada aku.”

Audrey sedikit tertegun mendengar Alroy yang berkata jujur. Ia tidak menyangka Alroy akan berpikir demikian. Karena ia sendiri tidak pernah bermaksud membuat Alroy pesimis, baginya Alroy itu adalah Alroy dan Aldo adalah Aldo. Mereka dua laki-laki berbeda yang memiliki tempat spesial di hatinya setelah ayahnya.

Akhirnya karena tidak mau membuat Alroy menjadi rendah diri seperti itu, Audrey pun mengangguk.

“Beneran kamu janji?” Tanya Alroy yang tak percaya melihat Audrey menerima permintaannya.

Audrey mengangguk. “Janji, Alroy.” Ucap Audrey memperjelas.

Alroy pun tersenyum lebar mendengarnya. Ia lalu segera memeluk Audrey. “Makasih, sayang.”

Audrey tersenyum di dalam pelukan Alroy. “Sama-sama.” Jawab Audrey.

---

Revisi : 17-06-20

Jangan lupa vote+comment

Happy Reading Readers

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang