Satu jam sudah Audrey mengawasi Alroy melakukan hukumannya. Saat ini ia sedang duduk di bawah pohon rindang di pinggir lapangan sambil menghitung daun yang berhasil Alroy kumpulkan sementara. Belum selesai dihitung, Alroy kembali datang membawa beberapa daun lagi.
Audrey pun menaruhnya bersama daun-daun yang belum terhitung. Alroy lalu duduk di samping Audrey, menunggu gadis itu menghitung jumlah daunnya.
Dari samping seperti ini membuat Alroy dapat melihat wajah Audrey yang cantik bersih tidak berjerawat. Hidung mancung, bibir tebal yang menggemaskan ketika cemberut, dan kedua manik hitam yang menatap tajam apapun yang tidak disukainya, semua itu tidak bisa mengalihkan pandangan Alroy pada yang lain.
Wajah Audrey begitu sempurna. Tapi yang ia bingungkan adalah ia belum pernah melihat Audrey sebelumnya. Apa mungkin Audrey anak baru tahun ini?
Tiba-tiba saja Audrey mengangkat kepalanya, tatapan mereka bertemu. Audrey yang awalnya menatap Alroy dengan tatapan terkejut langsung berubah menjadi tatapan tajam dan memberikan lirikan sinis untuk Alroy. Ia lalu beralih menatap daun-daun yang sudah selesai dihitungnya.
“Masih kurang seratus lima puluh.” Ujar Audrey seraya menggeser tumpukan daun itu ke Alroy.
Alroy mengerjap beberapa kali baru tersadar. “Oh, oke-oke, gue cari lagi dulu.” Jawab Alroy gelagapan sambil menggaruk rambut belakangnya. Ia lalu berdiri dan mengambili lagi beberapa daun yang tersisa.
Dari tempatnya duduk, sesekali Audrey dapat melihat Alroy yang mengibas-ibaskan tangannya karena terik matahari yang sudah menyengat padahal baru pukul delapan pagi. Seragam yang Alroy gunakan juga sudah mulai basah terkena keringat.
Akhirnya karena tidak tega, Audrey pun berdiri dan menghampiri Alroy.
“Ayo, cepat, gue bantu.” Ujar Audrey.Alroy menoleh tidak percaya. Sedikit mengejutkan ketika Audrey yang sedari tadi tidak banya bicara dan hanya melirik atau menatapnya saja, kini berada di sampingnya untuk membantunya.
Tapi sebenarnya, tidak hanya Alroy yang terkejut, Audrey juga sama terkejutnya karena mau menolong orang seperti Alroy.
“Serius? Gue gak salah dengar kan? Ternyata lo baik juga ya, gue kira lo bisanya cuma jutek, ketus, kasar, sama sinisin gue aja. Jadi udah mulai tertarik nih sama gue?” Tanya Alroy penuh kepercayaan diri.
Mendengar ocehan Alroy membuat Audrey yang awalnya siap mengambili daun menjadi berkacak pinggang seraya menghembuskan nafasnya kasar. Tatapannya lalu melirik Alroy dengan sinis.
“Kayaknya gue salah ya bantuin lo. Gue balik aja.” Ujar Audrey hendak kembali duduk.
Melihat itu, Alroy langsung menahan tangan Audrey lagi. “Aelah, gitu aja marah. Gue cuma bercanda kali, bantuin gue dong, please please please.” Jawab Alroy memohon sambil mengatupkan kedua telapak tangannya di depan bibir.
Tak ada jawaban yang terdengar, tapi Audrey langsung mengambil beberapa daun yang gugur di pinggir lapangan yang berlawanan arah dengan Alroy.
Beberapa menit kemudian, keduanya selesai mengumpulkan lima ratus daun kering yang jatuh di lapangan. Setelah membuang daun-daun itu ke tong sampah, mereka duduk bersama di tempat duduk yang diduduki Audrey saat menghitung daun tadi.
Audrey mengambil ikat rambut di saku seragam. Rasa gerah membuat Audrey ingin menguncir rambutnya, namun ia nampak kesulitan karena minyak yang terlalu banyak akibat ia berkeringat.
Alroy yang melihat itu hendak membantu Audrey mengambil bagian yang masih bebas, tapi Audrey langsung membentaknya.
“Gak usah sentuh gue!”Alroy pun membatalkan niatnya dan langsung menatap lurus ke depan sambil menggosok-gosok leher belakangnya. “Lo tuh cantik tapi judes amat sih.” Ujar Alroy membuat Audrey menoleh padanya tapi tidak menanggapinya, hanya terdengar helaan nafas saja dari siswi itu.
Alroy lalu menatap Audrey. “Lo anak baru ya? Gue gak pernah lihat lo soalnya.” Tanya Alroy mengutarakan pemikiran yang dari tadi menganggunya.
Tapi yang ditanya justru mengalihkan pandangannya, menatap lurus ke depan sembari menggelengkan kepala namun detik berikutnya mengangguk, membuat Alroy menatapnya bingung.
“Jadi sebenarnya lo anak baru atau gak sih?” Ulang Alroy.
Audrey yang terlalu malas menjawab hanya menatap Alroy dengan sinis. Ia tidak suka banyak bicara pada orang yang tidak dikenal, terlalu beresiko untuk bertanya banyak hal.
Seperti saat ini, ia dan Alroy tidak saling mengenal, tetapi Alroy sudah menanyai hal yang terlalu berbahaya jika ia menjawabnya. Katakan saja ia berlebihan, tapi topik itu memang sensitif baginya. Karena ia memang anak baru satu tahun yang lalu dan ia memiliki alasan mengapa pindah ke sekolah ini. Alasan yang begitu panjang, berisikan sebab-akibat, yang hanya diketahui oleh orang-orang terdekatnya dan tidak akan ia sampaikan kepada siapapun.
Oleh sebab itu, jika ia menjawab pertanyaan Alroy, lawan bicaranya ini pasti akan menanyai rentetan alasan dibaliknya. Audrey tidak mau lagi merasakan apa yang ia alami di masa sekolah dasar dulu. Semua itu cukup menyakitkan baginya.
“Halo??” Alroy melambai-lambaikan tangannya karena melihat Audrey yang melamun dan tidak menjawab pertanyaannya.
Audrey mengerjap beberapa kali sebelum tersadar dari lamunannya. “Apa sih?!” Jawab Audrey ketus.
“Kan, ketus lagi tapi gapapa sih, menantang buat dideketin. Heheheh.” Cengir Alroy dengan lagi-lagi mengulurkan tangannya untuk berkenalan. “Gue, Alroy Devandra, cowok yang punya banyak cewek tapi hanya akan mencintai satu wanita saja. Senang berkenalan dengan lo, Audrey.”
Audrey melirik ke uluran tangan Alroy lalu menatap Alroy dengan alis terangkat satu. Hanya mengetahui namanya saja sudah dianggap berkenalan? Audrey terkekeh memikirkannya. Uluran tangan itu dihempaskannya ke udara, Audrey beranjak berdiri sambil menyilangkan tangan di depan dada.
“Lo gak kenal gue, dan gue gak mau kenalan sama lo.” Jawab Audrey tajam sebelum berlalu dari hadapan Alroy.
Baru beberapa langkah, Audrey berhenti. Ia melirik ke belakang tapi tidak sampai menoleh. Sebelum berjalan lagi, ia menghembuskan nafasnya sambil menguatkan diri.
Masa SMAnya akan berakhir dalam satu tahun ini, setelah itu ia bisa mewujudkan mimpinya dan keinginan terakhir ayahnya. Semangat, Drey, fokus sama tujuan lo. Batin Audrey bersuara.
---
Revisi : 03-06-20
Jangan lupa vote+comment
Happy Reading Readers❣

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S MY WORLD [COMPLETED]
Romance[ Follow dulu sebelum membaca, terima kasih!✨ ] Audrey itu dunianya Alroy. Sejak mengenal Audrey, Alroy merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Paras cantik Audrey memikat Alroy di kali pertama mereka berjumpa. Alroy pikir, Audrey sama seperti ke...