20.

1.7K 111 12
                                    

Audrey turun dari motor Alroy dan melihat mama angkatnya yang sedang menyirami tanaman. Saat Audrey membuka pagar, Gisell langsung menghampiri dan menanyai apa yang terjadi padanya.

“Audrey kenapa, nak? Kok gak berangkat sekolah? Audrey sakit?”

Audrey tersenyum lalu menggeleng. “Gak, ma, Audrey gak mood ke sekolah.” Jawab Audrey tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Gisell tidak lagi bertanya, ia hanya mengikuti langkah Audrey yang berjalan ke dalam rumah. Di belakang mereka Alroy menyusul.

Audrey menghentikan langkahnya saat di ruang tengah, ia berbalik, menatap Alroy. “Bentar, gue ganti baju dulu. Ma, Audrey naik dulu ya.” Pamitnya pada Alroy dan Gisell.

Setelah Audrey naik Gisell langsung menyuruh Alroy untuk duduk. Ia lalu menanyai Alroy apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Audrey menjadi sendu seperti itu. Akhirnya Alroy pun menceritakan selengkapnya, tidak ada yang ia tambahi dan kurangi.

“Tadi katanya dia mau cerita ke, Alroy, makanya dia putusin untuk gak sekolah hari ini.” Tutup Alroy di akhir cerita.

Gisell mengangguk paham. “Ini pertama kalinya setelah sekian lama Audrey mau menceritakan masa lalunya pada orang baru. Tante harap kamu jangan mengecewakan Audrey, perasaan dia terlalu sensitif jika berhubungan dengan hal di masa lalunya.” Nasihat Gisell.

“Alroy gak akan kecewain Audrey, tante, tapi kalau Alroy boleh tau apa Audrey punya trauma dengan masa lalunya?”

Gisell tersenyum lalu menatap Audrey yang baru turun dari kamarnya. “Tanya Audrey saja, itu dia sudah turun.”

Alroy menatap Audrey yang sudah berganti pakaian namun wajahnya masih terpancar kesedihan. “Di sini ceritanya?” Tanya Alroy ketika Audrey berdiri di hadapannya.

Audrey menggeleng. “Di teras belakang aja. Ma, Audrey ke belakang dulu ya.” Pamit Audrey.

Gisell mengangguk. “Iya, sayang.”
Kemudian Alroy dan Audrey berjalan bersama ke teras belakang rumah Syela.

---

“Gimana, Drey, apa yang buat lo tiba-tiba jadi sedih kayak gini?” Tanya Alroy begitu mereka sudah duduk.

Audrey menoleh ke Alroy sejenak lalu mengalihkan lagi tatapannya lurus ke depan. Helaan nafas terdengar sebelum Audrey mulai bercerita. Alroy yang melihat itu langsung menepuk-nepuk pundak Audrey karena ia merasa gadis di sebelahnya ini butuh sedikit kekuatan untuk menceritakannya.

“Lo inget kan sama anak yang tadi kita temui di warung makan?” Tanya Audrey memulai bercerita.

Alroy mengangguk, tentu saja ia ingat, mereka kan baru bertemu dengan anak itu beberapa menit yang lalu. “Kenapa dengan anak itu?”

Audrey menghela nafasnya lagi. “Gue iri sama dia. Kita punya nama yang sama tapi kehidupan kita berbeda jauh. Dia punya mama yang sayang sama dia, yang selalu siap mendengar setiap ocehan kecilnya, sedangkan gue engga, yang gue punya cuma papa tapi papa udah meninggal. Semua bayangan masa lalu itu yang buat gue sedih, semuanya berkecamuk jadi satu, gue…”

Cerita Audrey berhenti sejenak, gadis itu menghirup nafasnya dalam-dalam, menatap langit biru di atas sana. “Gue ngerasa insecure sama diri gue sendiri. Kata nyokap, gue itu anak pembawa sial dan entah kenapa itu memang terbukti.”

Alroy membulatkan matanya. “Pem-pembawa sial? Kok bisa?” Tanya Alroy tak percaya.

Audrey menoleh ke Alroy, mengangguk sambil tersenyum hambar. “Lo mau tau ceritanya?” Tanya Audrey.

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang