Hari ini hari Senin, jam pertama kelas Audrey adalah olahraga. Rasanya Audrey ingin mengeluh kepada kepala sekolah yang membuat kebijakan bahwa sekolahnya akan ada kegiatan belajar mengajar meski ujian akhir semester telah usai. Hal ini sungguh berbeda dengan sekolah lain yang kebanyakan mengadakan lomba antar kelas.
Kini setelah selesai berganti pakaian, Audrey beserta kedua sahabatnya sedang berjalan menuju lapangan. Namun di tengah jalan, ada murid kelas sebelah yang menyuruh salah satu dari mereka untuk ke ruang BK menemui Bu Sri.
“Drey, lo aja yang ke Bu Sri ya? Gue sama Charis mau ke kelas, lupa bawa minum.” Pinta Syela yang disetujui oleh Charis.
Audrey menatap tajam keduanya. “Kenapa gak bareng aja ke ruang BKnya terus baru ke kelas?”
“Drey, kan lo yang paling pinter sekelas, ntar kalau kita yang ke sana kita malah gak paham lagi. Trus kalau kita bareng-bareng ke sana kan nanti keramaian deh tuh ruang BKnya.” Cengir keduanya membuat Audrey menghela napas.
“Ya udah gue yang ke sana.” Ujar Audrey sambil berjalan ke ruang BK.
Ketika ia sampai di depan ruang BK, pintunya terbuka. Saat akan masuk, telinganya mendengar suara yang ia kenal. Ananta. Itu suara Ananta.
Apa Ananta ada di dalam? Tanya Audrey pada dirinya sendiri.
Audrey lalu memasukkan kepalanya untuk sedikit mengintip ke dalam. Matanya membulat sempurna begitu melihat Alroy juga ada di dalam dan sedang bersalaman dengan Ananta.
Kening Audrey berkerut memperhatikan mereka. Ia bingung bagaimana mereka berdua bisa bersama di ruang BK, terlebih lagi ketika melihat Alroy bersalaman dengan Ananta. Semua dugaan pun berkecamuk di pikirannya dan sebuah rasa juga tiba-tiba mengganjal di hatinya.
Entahlah, saat ini Audrey hanya tersenyum getir. Setelah satu hari tidak saling bertukar pesan, ia justru melihat Alroy sedang bersama Ananta. Ingin rasanya ia menanyai kedua secara langsung untuk meminta penjelasan, tapi mengingat kondisi hubungannya dengan Alroy yang sedang tidak baik, Audrey merasa ragu.
Helaan napas terdengar, Audrey meringis ketika mengintip mereka lagi. Lalu tiba-tiba Bu Sri datang dan mengejutkannya.
“Audrey? Ayo, masuk!” Ajak Bu Sri.
Audrey pun mengangguk samar. Saat kakinya sudah melangkah masuk, tatapannya langsung terfokus dengan tangan Alroy dan Ananta yang masih bersalaman. Namun beberapa detik kemudian, Alroy langsung melepaskan tangannya dari tangan Ananta. Sepertinya Alroy sadar kalau Audrey memperhatikan hal tersebut.
---
“Audrey, hari ini Pak Tikno tidak bisa mengajar karena izin ada keperluan. Berhubung materi yang beliau ajarkan sudah selesai, kelas kalian diminta untuk latihan ujian praktek mengenai basket. Bisa kamu koordinasikan dengan ketua kelas?”
Audrey mengangguk, “Baik, bu, akan saya koordinasikan dengan ketua kelas.”
“Baiklah, kamu bisa keluar sekarang.”
Kaki Audrey pun melangkah keluar dari ruang BK. Namun saat melewati Alroy, tangannya sedikit ditarik.
“Tunggu di luar.” Bisik Alroy singkat.
Audrey lalu kembali melangkah dengan sedikit tertegun. Meski bingung, akhirnya Audrey tetap menuruti permintaan Alroy. Ia menunggu Alroy di depan ruang BK. Dari luar sini ia dapat mendengar pembicaraan ketiganya.
“Alasan apa lagj sekarang, Alroy, hah?!” Tanya Bu Sri frustasti dengan kebiasaan Alroy yang selalu telat.
“Saya juga gak tau bu mau alasan apalagi. Kayaknya saya udah sering deh alesan kesiangan, gimana kalau alesan ban bocor? Pasti gak bisa, kan ibu tadi udah lihat motor saya baik-baik aja. Ya kali saya alesan rumah saya kebanjiran bu?”
Bu Sri menggebrak meja nya. “SAYA TIDAK SEDANG BERCANDA YA, ALROY!”
“Jangan marah-marah, bu, cepet tua.” Timpal Ananta membuat Bu Sri menatapnya tajam.
“Diam kamu! Saya sedang tidak berbicara dengan kamu.”
“Barusan ibu ngomong sama dia, bu.” Kata Alroy tanpa rasa bersalah.
Saat Audrey mendengar percakapan itu, tiba-tiba rasa mengganjal yang tadi sempat hilang kini kembali lagi dan mulai menjalar di hatinya. Ia sulit mendeskripsikan rasa tersebut, yang jelas ia hanya tidak suka ketika mendengar kedua orang itu yang nampak seperti saling membela di depan Bu Sri.
Helaan napas pun terdengar. Hari ini sebenarnya Audrey berniat untuk menjelaskan semuanya kepada Alroy, tapi setelah melihat kejadian tadi niat Audrey jadi berkurang. Selain itu ia juga merasa Alroy sedikit berbeda dari biasanya. Tatapan dan nada bicara laki-laki itu menjadi lebih dingin.
Akhirnya setelah beberapa menit menunggu sambil melamun, Audrey melihat Alroy bersama Ananta sudah berdiri di hadapannya. Alroy tidak banyak bicara, hanya menatap Audrey singkat lalu melanjutkan langkahnya lagi. Ananta pun demikian. Melihat itu, mau tidak mau Audrey mengikuti mereka di belakang.
Di ujung lorong, Alroy kemudian berhenti. Alroy membalikkan badan menatap Audrey lalu melirik Ananta. Dan tiba-tiba saja tangan Ananta terulur tepat di depan wajah Audrey.
“Maaf kalau selama ini sikap gue ke lo gak kayak adik ke kakaknya. Gue minta maaf buat semua tindakan gue yang mungkin nyakitin lo. Lo mau maafin gue kan?”
Audrey tertegun mendengar pernyataan maaf Ananta. Ia melirik Alroy dan uluran tangan Ananta secara bergantian. Bukannya ia tidak mau memaafkan Ananta, hanya saja ini begitu tiba-tiba untuknya.
“Maafin aja, dia tulus minta maaf sama kamu.” Ujar Alroy ketika Audrey hanya melamun menatap tangan Ananta.
Audrey menghela napasnya. Meskipun Alroy mengatakan bahwa Ananta tulus meminta maaf, ia tetap merasa ragu-ragu untuk membalas uluran tangan tersebut. Namun akhirnya dengan berbekal perkataan Alroy, tangannya pun terangkat perlahan.
“G-gue ma-maafin.” Jawab Audrey.
Ananta tersenyum. “Makasih.”
Entah kenapa saat melihat senyuman Ananta itu Audrey merasa janggal. Ananta tidak tersenyum tulus, tetapi terlihat seperti menyembunyikan sesuatu.
“Lo ke lapangan dulu aja, Al. Gue mau ke toilet, mau cuci muka sebelum panas-panasan. Temenin gue mau gak?” Tanya Ananta tiba-tiba sambil menyenggol lengan Audrey.
Audrey menunjuk dirinya sendiri, “G-gue?”
“Iya, temenin yuk. Gue takut sendiri ke toiletnya.”
Audrey menoleh ke Alroy yang sedari tadi menatapnya. Ia berharap Alroy berkata tidak, namun harapan tetaplah harapan. Alroy justru berbalik badan tanpa mengucapkan sepatah kata pun lalu segera meninggalkan mereka.
Akhirnya mau tak mau, Audrey menemani Ananta ke toilet. Tetapi, di tengah jalan, Ananta mencengkram pergelangan tangan Audrey secara mengejutkan.
Audrey meringis kesakitan. “Aduh, sakit, Ta,” Ucap Audrey sambil menahan perih.
Ananta tertawa lepas, “Sakit? Lebih sakit harga diri gue karena minta maaf ke lo.”
Mata Audrey terpejam. Firasat buruknya tadi ternyata benar. “Ta, kalau lo gak mau minta maaf terus kenapa masih minta maaf? Gue gak maksa lo untuk ngelakuin itu, Ta.” Ujar Audrey.
Ananta melepaskan pergelangan tangan Audrey dengan kasar. “Alroy yang suruh gue untuk minta maaf ke lo.” Jawab Ananta melirik mata Audrey sambil berputar mengelilinginya. “Kalau bukan karena Alroy, gue gak akan mau minta maaf ke lo.” Lanjut Ananta.
Kening Audrey berkerut. “Kenapa Alroy nyuruh lo untuk minta maaf ke gue?” Tanya Audrey tak mengerti.
Ananta berdecak. “Gue minta maaf ke Alroy dan Alroy ngajuin syarat itu supaya dia mau maafin gue.”
Audrey menatap Ananta dengan bingung. Ia semakin tak mengerti mengapa Ananta meminta maaf ke Alroy.
“Lo punya rencana sesuatu?” Tanya Audrey penuh selidik.
Ananta tersenyum miring lalu mengangguk. “Tentu iya. Kalau gak ada rencana, gak mungkin gue mau minta maaf ke Alroy yang notabene sudah mempermalukan gue di lapangan sekolah.”
“Apa rencana lo, Ta?”
Ananta menoyor kening Audrey dengan telunjuknya. “Lo gak perlu tau hal itu, tapi yang perlu lo tau adalah gue punya rencana besar untuk hubungan lo dengan Alroy. Siap-siap ya.” Ucap Ananta penuh misteri.
Setelah mengatakan itu, Ananta langsung pergi, meninggalkan Audrey yang menatap punggungnya dengan bingung. Kini sedikit demi sedikit Audrey mulai paham, hubungannya sedang dalam ancaman. Ia harus berusaha keras untuk menyelamatkannya dan Alroy harus mengetahui rencana busuk Ananta itu.
---Revisi : 04-06-20
Jangan lupa vote+comment
Happy Reading Readers❣

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S MY WORLD [COMPLETED]
Romance[ Follow dulu sebelum membaca, terima kasih!✨ ] Audrey itu dunianya Alroy. Sejak mengenal Audrey, Alroy merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Paras cantik Audrey memikat Alroy di kali pertama mereka berjumpa. Alroy pikir, Audrey sama seperti ke...