Empat tahun kemudian…
Sejak kecelakaan empat tahun lalu Firman sudah tidak bisa lagi bekerja, maka Siska lah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, namun tidak dengan kebutuhan Audrey. Meski demikian, kebutuhan gadis itu tetap terpenuhi dengan biaya dari Roy, papa Syela, dan Nikholas, papa Aldo.
Kini Audrey tumbuh menjadi gadis yang sedikit lebih pendiam dari sebelumnya. Ia sudah hampir berumur 10 tahun, sudah cukup paham bahwa mamanya itu tak pernah menginginkan kehadirannya.
Di sekolah Audrey tidak punya teman selain keempat sahabatnya yang sudah ia punya sejak kecil. Sebenarnya dulu Audrey memang pernah memiliki teman. Audrey sangat mempercayai temannya itu bahkan sampai menceritakan kisah pahit hidupnya yang ditolak oleh mama kandungnya sendiri. Namun sayang, temannya itu justru mengkhianatinya, membuatnya menjadi bahan bully’an di sekolah. Hal itu membuat Audrey memilih untuk tidak memiliki teman kecuali Aldo, Andre, Syela dan Charis.
Hidup Audrey kini berfokus pada pendidikan. Audrey sangat ingin membuat ayahnya tersenyum bangga pada nya. Karena senyum sang ayah adalah semangat Audrey untuk terus melangkah ke depan.
Audrey tidak pernah malu memiliki ayah lumpuh, ia justru mengambil sisi positif dari kelemahan ayahnya itu, yakni ia bisa memiliki banyak waktu untuk dihabiskan bersama sang ayah sebab sejak kecelakaan itu dirinya lah yang merawat ayahnya, mama dan adiknya tidak mau melakukan hal itu.
Waktu yang banyak itu biasanya Audrey gunakan untuk mengajak ayahnya jalan-jalan ke taman setiap ia pulang sekolah. Tapi seminggu kemarin ia tidak bisa melakukan hal itu sebab ia harus belajar giat untuk ulangan akhir semesternya. Oleh karenanya, sore ini ia berniat untuk mengajak ayahnya ke taman lagi dan membelikannya es campur kesukaannya.
“Pa,” Panggil Audrey setelah keluar kamar dan melihat ayahnya sedang duduk menonton acara televisi.
Firman tersenyum. “Kenapa, nak?”
Audrey menghampiri ayahnya. “Kita ke taman yuk, jalan-jalan. Ulangan Audrey udah selesai jadi Audrey bisa bebas lagi.”Firman mengangguk. “Ya udah ayo,” Jawab Firman mengiyakan ajakan Audrey.
Audrey tersenyum setelah ayahnya setuju untuk berjalan-jalan di taman. Ia lalu mendorong kursi roda ayahnya itu keluar rumah.
“Wah, hari ini mendung ya..” Kata Firman sambil menatap langit.
“Iya, pa.” Jawab Audrey
“Gimana sekolah kamu tadi, nak” Tanya Firman sambil menikmati semilir angin sore.
“Lancar, pa, empat hari lagi Audrey terima raport, papa yang ambil ya?” Pinta Audrey karena selama ini yang mengambilkan raportnya adalah Roy, papanya Syela.
“Om Roy aja ya, nak, nanti papa tinggal tanda tangan saja.”
“Yah, pa, kali ini Audrey juara satu lagi, Audrey mau papa yang ambil sebenarnya.” Cicit Audrey.
“Audrey juara satu lagi? Hebatnya anak papa. Selamat ya, nak!”Ucap Firman sambil memegang tangan Audrey yang mendorong kursi rodanya.
“Makasih, pa.” Jawab Audrey lesu.
Tak lama mereka sampai di taman, keadaan belum terlalu ramai dan sayang sekali, Audrey harus mengurungkan niatnya untuk membelikan es campur kesukaan ayahnya sebab penjual itu tidak sedang berjualan.“Sini, nak, duduk, kamu cari apa memangnya?” Tanya Firman karena melihat Audrey menoleh ke kanan kiri berkali-kali.
Audrey cemberut. “Audrey mau beliin papa es campur tapi malah tutup, gak jadi deh.” Jelas Audrey pada ayahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE'S MY WORLD [COMPLETED]
Romance[ Follow dulu sebelum membaca, terima kasih!✨ ] Audrey itu dunianya Alroy. Sejak mengenal Audrey, Alroy merasakan sesuatu yang berbeda di hatinya. Paras cantik Audrey memikat Alroy di kali pertama mereka berjumpa. Alroy pikir, Audrey sama seperti ke...