45.

1K 62 5
                                    

“Loh sudah pulang? Gak jadi jalan-jalan?” Tanya Gisell saat melihat lima orang sahabat itu berjalan memasuki rumah.

“Gak jadi, ma, ada masalah tadi.” Jawab Syela.

“Masalah apa, nak?” Tanya Gisell menatap mereka semua khawatir.

“Nanti aja, ma, Syela ceritain.” Jawab Syela lembut agar mamanya tidak terlalu khawatir.

Gisell menghela napasnya. “Ya sudah, sekarang kalian mau ngomongin masalah itu kan?”

Aldo mengangguk, “Iya tante, kita pinjem taman belakangnya boleh kan?”

Gisell terkekeh geli mendengarnya. “Tentu aja boleh.”

“Makasih, tante.” Jawab Aldo, Andre, dan Charis serempak.

“Nanti setelah selesai, makan malam di sini ya. Tante masakin makanan kesukaan kalian deh. Kamu juga ajak orang tua kamu makan di sini ya, Andre.”

“Oke, tante!” Jawab Andre dengan menaruh tangan di tulang pelipisnya, bersikap layaknya memberi hormat kepada bendera.

---

Kini mereka berlima sudah berada di taman belakang rumah Syela. Audrey duduk di tengah-tengah, samping kanannya ada Aldo dan Andre, sedangkan samping kirinya ada Syela dan Charis. 

“Jelasin ke kakak, Drey.” Aldo menatap lurus ke depan.

“Tadi Audrey disuruh ke ruang BK. Di sana Audrey lihat Alroy sama Ananta lagi  salaman. Terus setelah urusan Audrey selesai, Audrey keluar dari ruang BK, dan Alroy nyuruh Audrey nunggu di luar. Audrey pun nunggu. Gak lama mereka juga keluar, awalnya kita diem-dieman. Tapi waktu berhenti tiba-tiba Ananta minta maaf sama Audrey.”

Aldo menoleh ke Audrey sejenak. “Kamu maafin?”

Audrey mengangguk, “Iya.”

“Terus gimana kelanjutannya?”

“Terus Ananta ngajak Audrey ke toilet. Di situ perasaan Audrey udah gak enak dan Audrey berharap Alroy menahan Audrey untuk gak pergi, tapi Alroy justru cuek. Ya udah akhirnya Audrey nemenin Audrey ke toilet.  Di tengah jalan, tangan Audrey dicengkram sama Ananta.”

“Berani-beraninya nyentuh Audrey.” Geram Aldo. “Terus dia bilang apa sama kamu?

Audrey menarik napas. “Dia bilang kalau dia tu sebenernya minta maaf hanya untuk dapat maaf dari Alroy.”

“Sebentar-sebentar, kakak agak gak paham. Hubungannya sama maaf dari Alroy apa?” Tanya Aldo tak mengerti.

“Ananta itu minta maaf ke Alroy. Alroy ngajuin syarat kalau mau dimaafin harus minta maaf ke Audrey. Nah Ananta terus merasa harga dirinya jatuh, kak, karena melakukan syaratnya Alroy itu. Terus sebenarnya Ananta tuh punya maksud tersembunyi di balik permintaan maafnya ke Alroy.” Jelas Charis sebelum Audrey sempat menjawab.

Kening Aldo berkerut. Ia semakin tidak mengerti. “Rencana apa?”

“Rencana ngehancurin hubungan Audrey sama Alroy lah.” Jawab Syela.

“Hah?! Emang Ananta ada masalah sama hubungan mereka? Kok kayak balas dendam?”

Andre menghela napas. “Kita lupa lo gak tau kalau Ananta itu mantannya Alroy. Dulu Alroy mutusin Ananta di tengah-tengah lapangan, saat itu Alroy lagi bareng sama Audrey. Ananta menganggap gara-gara Audrey lah hubungannya sama Alroy putu. Makanya dia mau balas dendam ke Audrey apalagi sekarang ditambah dengan status hubungan Alroy dan Audrey sebagai sepasang kekasih.”

“Alroy mantannya Ananta?!” Tanya Aldo tidak percaya.

“Iya.” Jawab Audrey.

“Wow! Terus kelanjutannya setelah dia nyengkram tangan kamu gimana?”

“Kelanjutannya Audrey cerita ke Syela dan Charis. Mereka berdua yang gak terima Audrey dikasarin sama Ananta langsung nyamperin terus nampar Ananta. Alroy yang waktu itu lagi jalanin hukuman bareng Ananta kayak kaget gitu.”

Aldo menatap ke Syela dan Charis. “Kalian hebat! Gue suka gaya kalian.” Puji Aldo.

Syela dan Charis terkekeh. “Kita cuma gak terima aja, kak, Audrey sampai luka gitu.”

Aldo mengangguk. “Iya, gapapa, kalian kan gak salah. Terus gimana, Drey, kelanjutannya?”

Audrey menarik napasnya. “Dia membela Ananta. Waktu Audrey bilang kalau Ananta punya rencana besar untuk hubungan kita, Alroy justru lebih percaya Ananta daripada Audrey.” Lanjut Audrey sendu.

“Brengsek! Gara-gara dia Audrey luka dan dia justru negebal Ananta daripada pacarnya sendiri.” Umpat Audrey kesal.

“Terus masalah kamu yang sebelumnya, belum kamu jelasin juga?” Tanya Aldo lagi.

Audrey menggeleng. “Belum. Dia masih panas, kak, Audrey takutnya dia tambah marah.”

“Gak usah dijelasin.” Celetuk Aldo. “Untuk sekarang ini lebih baik kalian saling diam dulu, samas-sama intropeksi, kasih hubungan kalian waktu untuk istirahat. Nanti setelah semuanya membaik, emosi Alroy juga sudah stabil, baru kamu boleh jelasin.” Lanjut Aldo memberi saran.

Audrey menatap Aldo dengan bimbang. “Kak, kalau Audrey gak jelasin secepatnya nanti bisa tambah salah paham. Audrey gak mau Alroy mikir yang aneh-aneh tentang Audrey cuma gara-gara Audrey bohong waktu itu.”

“Drey, kamu bohong bukan karena keinginan kamu sendiri. Alroy pernah buat perjanjian sama kamu untuk gak bahas kakak ketika kalian lagi berdua. Di sini kamu memang salah karena sudah bohong, tapi lebih salah lagi dia karena udah nyuruh orang janji tapi lupa sendiri terus malah marah gak jelas.” Ujar Aldo menjelaskan. Ia lalu menoleh ke Andre.

“Lo teman dekatnya kan. Bilang sama dia jangan sampai salah paham atau dia akan benar-benar menyesal.” Ucap Aldo pada Andre.

Andre mengangguk. “Gue akan usaha lagi, Do.”

Aldo mengangguk. “Oke. Audrey, mulai besok kamu jaga jarak sama dia. Kalau dia berani ancam atau kasar sama kamu, kamu harus bilang kakak. Paham?”

Audrey menghela napas dengan berat. “Iya, kak.”

Aldo tau Audrey sedih. Keputusannya untuk menjauhkan sejenak Audrey dari Alroy hanya agar Audrey tidak semakin sedih. Sebab Alroy masih dalam pengaruh emosi, Aldo tidak mau di saat Audrey menjelaskan semuanya, sahabat kesayangan itu justru mendapat respon kurang yang baik. Jika hal itu sampai terjadi, maka kemungkinan besar Audrey akan semakin sedih.

---

Revisi : 06-07-20

Jangan lupa vote+comment

Happy Reading Readers

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang