17.

1.5K 120 23
                                        

Kring Kring Kring

Bel istirahat berbunyi. Audrey melangkahkan kakinya menuju tangga untuk ke lantai paling atas di sekolahnya, yakni rooftop. Kemarin Syela dan Charis berkata bahwa Alroy selalu berada di atas sana pada jam istirahat, oleh sebab itu saat ini ia ingin menemui Alroy untuk meminta maaf atas tindakannya di UKS kemarin.

Setibanya di rooftop, Audrey dapat melihat Alroy yang sedang duduk memunggunginya. Audrey berjalan mendekat tanpa mengucap sepatah kata pun, hanya suara langkahnya saja yang terdengar.

“Alroy.” Barulah Audrey memanggil ketika ia sudah berdiri di hadapan Alroy.

Alroy mengangkat kepalanya, tersenyum. “Hai, Drey.”

Audrey ikut tersenyum. “Hai juga, gue ke sini mau minta maaf untuk masalah di UKS kemarin. Maaf gue bentak lo, gak seharusnya gue lakuin itu disaat lo udah nolongin gue, dan makasih ya buat buburnya.”

Alroy tersenyum sambil bangkit berdiri, membuat Audrey mundur beberapa langkah agar tidak terlalu dekat dengan Alroy.

“Sama-sama, Drey, gue juga udah maafin lo.”

Audrey mengangguk. “Ya udah gue turun dulu ya.” Paminya. Namun baru saja mau melangkah, tangannya ditahan oleh Alroy. Audrey pun menatap Alroy lagi.

“Drey, apa yang gue om---”

“Al, gue udah bilang kan gue gak bisa..”

“Drey, rasa gue ke lo tulus, gue bener-bener sayang sama lo, please kasih gue kesempatan.”

Kening Audrey berkerut. “Kesempatan? Kesempatan untuk lo jadi pacar gue? Gue gak bisa Al, gue gak ada rasa apapun untuk lo.” Tolak Audrey.

Alroy menggeleng. “Bukan, Drey, bukan itu maksud gue.”

“Terus?”

“Kasih gue kesempatan untuk buat lo ada rasa ke gue. Satu bulan, Drey. Gue cuma butuh satu bulan. Kalau setelah satu bulan itu lo sama sekali gak ada rasa apapun ke gue, gue janji gak akan ganggu lo lagi dan gue akan lupain lo.”

Diam. Audrey memandang Alroy sejenak. Dalam tatapan laki-laki itu Audrey dapat melihat sebuah harapan agar diberi kesempatan, tapi sejujurnya Audrey tidak mau lagi berurusan dengan Alroy.

“Al, maaf gu---”

“Drey, please, cuma sebulan kok, gak lebih.” Mohon Alroy sekali lagi.

Tatapan Alroy benar-benar penuh harap, hati Audrey mendadak menjadi kasihan. Meski otaknya berkata tidak tapi ia adalah perempuan yang terkadang berpikir menggunakan hati. Akhirnya dengan helaan nafas yang cukup panjang Audrey mengangguk.

“Satu bulan dimulai dari?”

Ada rasa lega ketika mendengar pertanyaan Audrey. Kedua sudut bibir Alroy pun terangkat. “Dimulai dari hari ini. Ntar pulang bareng gue ya?”

“Oke. Gue turun ya.” Pamit Audrey lagi.

“Eh, tunggu.” Tahan Alroy lagi.

Audrey berbalik dan menatap Alroy lagi. “Kenapa?”

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang