58.

1.4K 64 12
                                        

"Ananta dimana?" Tanya Firman dingin begitu ia keluar dari kamar Audrey dan mendapati Siska sedang menonton tv di ruang tengah.

"Tidur." Jawab Siska tak kalah dingin.

"Kamu kenapa sih selalu membentak Audrey seperti itu? Dia itu masih kecil, Siska. Hatinya bisa terluka."

Firman ingin membicarakan masalah perlakuan Siska kepada Audrey. Saat ini waktu yang tepat karena Audrey dan Ananta sedang tidur.

Siska menatap Firman sinis. "Memang aku peduli jika hatinya terluka? Aku tidak akan peduli. Mau dia kecil mau dia besar, aku akan terus memperlakukan dia seperti itu!"

"Kenapa, Siska? Kenapa Audrey? Dia anak kita. Kamu tau, Audrey takut sama kamu, padahal kamu ibunya."

"Kamu bilang apa?! Aku ibunya?! Sejak kapan aku melahirkan anak terkutuk seperti dia."

Plak!

Firman menampar Siska karena sudah keterlaluan berbicara.

"Kamu nampar aku cuma gara-gaa anak sialan itu?! Inget ya, gara-gara kelahiran dia, kita sekarang miskin! Hidup Ananta susah karena dia!"

Firman memejamkan matanya frustasi. "JANGAN PERNAH MENCEMOOH PUTRIKU! Itu intinya, Siska. Umur dia tiga tahun, kamu sering sekali memarahinya, memukulnya, mengatainya terkutuk. Batinnya terluka! Kamu paham gak?!"

Ia menarik nafas sejenak. Kendali emosinya sudah tidak stabil. Ayah mana yang tidak sedih melihat putrinya disia-sia oleh ibunya sendiri.

"Tadi Audrey bilang sama aku, dia takut sama kamu. Dia takut waktu lihat kamu marah. Dia takut minta sesuatu dan kamu mengetahuinya. Terakhir dia tanya, kamu sayang gak sama dia. Kamu mikir gak sih? Anak sekecil itu bisa bertanya merasakan kalau kamu gak sayang sama dia. Kamu itu ibu macam apa?! Hah?!"

Siska tersenyum miring. "Kamu taukan jawabannya. Baguslah kalau dia sudah sadar kalau aku tidak menyanyanginya, jadi aku tidak perlu menjelaskannya."

Firman menggeleng tidak percaya. Sebenci itukah Siska kepada Audrey?

"Tega kamu, Siska. Tega. Kamu ibunya, tapi seperti monster bagi Audrey."

Siska memiringkan kepalanya, mengangkat kedua alisnya juga. "Ibu? Sudah aku katakan berapa kali? AKU BUKAN IBUNYA! Kamu cari saja ibu pengganti buat dia!"

Firman menganga tak percaya. Gampang sekali seorang ibu mengatakan hal seperti itu. Ketika hendak menjawab, tangannya diraih oleh tangan yang lebih kecil.

"Papa, papa jangan bertengkar sama mama. Audrey gak takut kok udahan. Papa tenang aja, Audrey gapapa." Audrey menarik-narik tangan papanya agar berhenti bertengkar.

Ia lalu berpaling ke mamanya, melakukan hal yang sama. Tapi, baru saja dipegang, Siska sudah mendorong Audrey hingga jatuh ke lantai.

"Audrey!" Seru Firman karena terkejut. Ia segera membantu Audrey untuk berdiri dan mendudukannya di sofa. Audrey kecil ingin menangis, tapi ia berusaha menahannya.

"SAYA TIDAK SUDI KAMU SENTUH!" Ujar Siska sambil menonyor kepala Audrey lalu pergi meninggalkannya dengan sang ayah.

"Papa.. papa jangan bertengkar lagi ya sama mama. Audrey gak mau liat papa mama bertengkar gara-gara Audrey. Audrey gak jadi takut kok. Audrey baik-baik aja. Papa tenang aja." Ujar Audrey dengan menahan rasa sakit di tulang pinggulnya.

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang