76.

978 64 4
                                        

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam tapi mata Audrey belum mau tertutup. Pikirannya masih memikirkan banyak hal yang terjadi hari ini. Ia lalu teringat dengan surat dari Ananta yang diberikan oleh dokter siang tadi. Maka ia pun beranjak berdiri, mengambil jeansnya yang tergantung di belakang pintu dan merogoh sakunya.

Tangan Audrey menarik sepucuk kertas dari saku celananya. Ia membuka lipatan kertas itu dan mulai membacanya.

Audrey,
Lo gak perlu minta maaf lagi, gue udah maafin dan seharunya yang minta maaf itu gue...
Gue minta maaf buat yang selama ini gue lakuin ke lo. Gue minta maaf buat hari ini, tolong jangan nyalahin diri lo sendiri atas keputusan gue
Drey, gue ketemu papa. Papa ajak gue jalan-jalan ke taman, terus kita juga main ayunan, papa juga ajak gue ke rumahnya. Lo tau, Drey, rumahnya papa bagus banget, gue mau tinggal di sana bareng papa. Kita berdua akan tunggu lo dan mama buat tinggal bareng lagi. Oh ya, papa juga udah sembuh loh, Drey... Dia bisa jalan lagi, gue seneng banget liatnya
Drey, papa titip salam buat lo. Papa bilang, dia kangen banget sama lo. Drey, lo gak boleh sedih lagi, soalnya kalo lo sedih papa juga ikutan sedih di sana. Lo gak mau kan buat papa sedih. Setelah ini lo harus selalu bahagia, oke?
Terakhir, Drey, papa sangat sangat sangat berterimakasih karena lo mau kuliah di Prancis... Lo tau gak, Drey, waktu papa bilang itu muka papa bahagia banget. Lo emang anak papa yang terbaik, Drey, gue minta maaf udah nyalahin lo tadi...
Drey, gue sama papa tunggu lo sama mama di sini. Saat waktunya tiba kita akan tinggal bareng dan lebih bahagia dari sebelumnya.
See You Soon, Ce!❤

Selesai membaca, ia kembali melipat surat itu. Audrey beranjak berdiri dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil sebuah album masa kecilnya. Ia membuka albumnya hingga halaman terakhir lalu menyelipkan surat itu ke dalamnya.

Ketika membalik ke halaman sebelumnya ada sebuah foto ayahnya yang menarik perhatiannya. Ia mengeluarkan foto itu, memandanginya cukup lama sambil tersenyum.

"Pa, Audrey juga kangen sama papa. Kangeeenn bangeett..." Ucap Audrey seraya mengusap foto ayahnya itu.

"Pa, Audrey gak mau papa sedih, Audrey janji Audrey gak akan sedih lagi. Mulai besok Audrey akan selalu bahagia. Audrey janji!" Lanjut Audrey sambil mengangkat jari kelingkingnya ke atas.

tok tok tok

Suara ketukan pintu mengagetkan Audrey.

"Drey, kakak masuk ya."

Audrey menatap Aldo. "Audrey belum jawab tapi kakak udah masuk aja."

Aldo terkekeh seraya berjalan dan duduk di samping Audrey. "Gak perlu nunggu kamu jawab juga pasti kakak dibolehin masuk."

"Lagi kangen papa ya?" Tanya Aldo saat melihat Audrey sedang memegang foto Firman, papanya.

Audrey mengangguk. "Iya, habis baca surat dari Ananta juga." Jawabnya sambil mengambil surat yang barusan ia selipkan di halaman belakang. Audrey memberikan surat itu kepada Aldo. "Kakak baca deh."

Aldo pun menerimanya dan segera membaca. Audrey menunggu Aldo sambil melihat-lihat foto masa kecilnya. Saat membalik lagi, ia menemukan fotonya dengan Aldo, di mana Aldo sedang berpakaian tentara dan terdapat beberapa coretan di wajah keduanya.

 Saat membalik lagi, ia menemukan fotonya dengan Aldo, di mana Aldo sedang berpakaian tentara dan terdapat beberapa coretan di wajah keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang