06.

2.3K 232 71
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Audrey dan kedua sahabatnya sedang berada di kelas yang selalu sepi ketika istirahat.

Kedua sahabat Audrey itu sedang melakukan sesi wawancara kepada Audrey karena masalah pagi tadi, yaitu saat Audrey bisa bersama dengan Alroy, karena setau mereka Audrey tidak pernah mengenal Alroy sebelumnya.

“Jadi gimana ceritanya lo bisa sama dia?” Tanya Syela mula-mula.

“Lo kenal sama dia, Drey? Kok lo gak bilang kita kalau lo kenal cowok playboy itu?” Tanya Charis berikutnya.

“Iya, Drey, lo dekat sama dia sejak kapan?” Tanya Syela lagi.

Charis berdecak. “Dekatnya tu gak penting, yang penting kenapa hari ini Audrey bisa sama Alroy. Kalian habis ngapain?”

“Iya, bener, kalian disuruh Bu Sri ngapain??”

Rentetan pertanyaan membuat Audrey menutup telinganya sampai kedua sahabatnya itu tersadar mereka tidak memberi Audrey untuk waktu menjawab ataupun menjelaskan.

“Udah tanya nya? Masih ada lagi gak?” Tanya Audrey setelah mereka terdiam.

Syela dan Charis menyengir, lalu menggeleng kompak. “Gak kok, udah gak ada, ya kan, Ris?” Syela menyenggol bahu Charis yang berdiri di sebelahnya.

“Iyaa, udah gak ada yang mau kita tanyain, hehhehe… Jadi cerita dong gimana kalian tadi bisa bareng.” Jawab Charis.

Audrey mengambil buku sketsanya dari dalam tas, tak lupa juga pensil gambarnya. “Gue gak kenal dan gak dekat sama cowok yang namanya Alroy. Gue ketemu dia di ruang BK. Dia lagi dihukum Bu Sri, terus dia pengaruhin Bu Sri supaya ngizinin gue buat ngawasin dia ngelaksanain hukuman.” Jelas Audrey singkat sambil mulai mencoretkan pensil gambarnya di buku sketsa.

Syela dan Charis saling tatap. Chari lalu menghela nafas. “Lo gak mau tau Alroy itu siapa?” Tanya Charis memancing Audrey.

Audrey menggeleng. “Kayaknya gak penting buat gue untuk tau dia siapa. Lagian gue juga gak akan ketemu dia lagi, jadi buat apa?” Jawab Audrey tanpa mengalihkan wajah dari pekerjaannya.

“Alroy itu cowok yang terkenal playboy di sekolah ini. Sekarang dia lagi pacaran sama adik kelas, Ananta Dewira.” Jelas Syela meski Audrey tidak memintanya.

Kalimat terakhir Syela berhasil membuat Audrey berhenti mengarsir dan mengangkat kepalanya.
“Ananta?” Ulang Audrey.

Syela dan Charis mengangguk kompak. “Iya. Ananta Dewira.”

Audrey mengangkat satu alisnya sambil mengangguk paham. Ia lalu kembali fokus dengan gambarnya. Sepertinya keputusannya untuk tidak menanggapi Alroy tadi adalah keputusan yang tepat, ia jadi tidak perlu berurusan dengan Ananta.

---

Alroy beserta kedua sahabatnya sedang berada di tempat favorit mereka di sekolah ini, yakni di rooftop.

Andre dan Angga, kedua sahabat Alroy itu sedang menatap Alroy yang sedang tersenyum-senyum sendiri. Mereka saling berpandangan lalu mengangkat bahunya bersama-sama, bingung dengan tingkah aneh Alroy.

“Lo kenapa sih senyum-senyum mulu dari tadi?” Tanya Andre yang duduk di samping kanan Alroy.

“Habis dihukum apa lo sama Bu Sri sampe berubah gila kayak sekarang?” Tanya Angga yang duduk di samping kiri Alroy.

Alroy menatap Andre dan Angga bergantian, lalu sedetik kemudian ia sudah merangkul keduanya. “Gue kagak gila, ogeb. Gue lagi senang aja hari ini.” Jawab Alroy setelah sekian menit diam.

“Gak jadi dihukum lo ama Bu Sri? Terus lo tiga jam pelajaran ngilang ke mana?” Tanya Andre.

Alroy melepaskan rangkulannya. Ia melipat tangan lalu meletakkannya di leher belakang sebagai bantal untuk bersender. “Dihukum lah, tapi gue diawasin sama cewek cantik hari ini. Pagi gue cerah banget sumpah, tuh cewek gak ada yang ngalahin cantiknya.” Jelas Alroy sembari memandang langit membayangkan wajah cantik Audrey.

“Anak kelas berapa, Al? Kasih tau gue dong, kan gue juga mau tau.” Bujuk Angga yang terlihat antusias.

Alroy melirik Angga sekilas. “Enak aja, jatah gue itu.”

Mendengar jawaban Alroy membuat Andre bisa menebak kalau Alroy ingin kembali berganti pacar. Setelah beberapa bulan bertahan dengan Ananta, sepertinya sahabatnya itu sudah menemukan mangsa yang baru.

Andre menghela nafasnya, tak habis pikir dengan Alroy yang masih suka berganti-ganti pacar. Mereka sudah kelas dua belas sekarang, tapi Alroy belum juga menghilangkan kebiasaannya itu. Ia berharap, cepat atau lambat Alroy bisa menemukan seseorang yang benar-benar dicintainya, bukan yang hanya sebagai permainannya seperti sekarang.

“Udah niat ganti yang baru?” Sindir Andre.

Alroy mengangguk. “Yoi lah, capek gue sama Ananta, manja, kasar, gak mau ngalah. Tapi kayaknya kali ini gue harus berusaha lebih keras. Soalnya tuh cewek pendiem banget, mana jutek lagi dan satu hal yang penting, gue belum pernah ketemu dia sebelumnya.”

Andre mengernyit. “Belum pernah ketemu? Maksud lo dia anak baru? Kelas berapa emangnya?” Tanya Andre.

Alroy kembali duduk secara normal. “Iya, gue belum pernah ketemu. Dibilang anak baru kayaknya enggak deh. Dia udah kelas dua belas, anak IPA, sekelas ama Alex, namanya Audrey.” Jelas Alroy.

Andre menelan salivanya dengan susah payah begitu Alroy menyebutkan nama cewek itu. “A-Audrey?” Tanya Andre memastikan.

Alroy menatapnya sambil mengangguk. “Iya Audrey, lo kenal? Tuh cewek cantik tapi jutek. Gue jadi tertantang buat deketin.” Jawab Alroy.

Perkataan Alroy benar-benar membuat Andre berhenti berpikir. Audrey yang Alroy maksud adalah Audrey sahabat kecilnya. Dan apa yang Alroy katakan? Menjadikan Audrey sebagai target selanjutnya? Tidak, tidak. Andre tidak boleh membiarkan itu terjadi. Sudah banyak penderitaan yang Audrey alami, berkenalan dan dipermainkan oleh Alroy bisa menambah penderitaan lagi bagi gadis itu.

“Setau gue di peringkat satu nya IPA sih, Al, biasalah cewek pinter gitu kan jutek. Terus gimana ceritanya lo bisa ketemu ama tuh cewek?” Tanya Angga menyampaikan apa yang barusan ingin Andre tanyakan juga.

“Dia tadi disuruh Bu Sri ke ruang BK untuk ambil latihan soal, ya udah kita di jalan ketemu. Karena gue penasaran ya gue pengaruhin Bu Sri untuk ngizinin dia ngawasin gue ngelakuin hukuman. Pinter kan gue.” Kata Alroy sambil bergaya sok cool.

“Udahlah, Al, gak usah jadiin tuh cewek mangsa baru lo. Cewek pinter kayak dia pasti punya mimpi yang besar buat masa depannya, masa lo gak kasian harus hancurin perasaan dia. Ingat karma, Al.” Ujar Andre menasihati.

Alroy mengangguk, nampak berpikir sesuatu. “Lo bener sih, kasian juga kalau gue permainin. Tapi cewek cantik kayak dia gak bisa dianggurin.Gue juga udah penasaran banget sama dia. Jadi, maaf ya, Ndre, gue belum ada niat tobat.” Jawab Alroy sambil merangkul Andre.

Andre menghembuskan nafasnya dengan berat. Terlalu susah mengendalikan Alroy jika sudah memiliki keinginan kuat seperti ini. Sekarang sepertinya yang bisa ia lakukan hanyalah memberitahu Audrey untuk tidak mempedulikan Alroy.

---

Revisi : 03-06-20

Jangan lupa vote+comment

Happy Reading Readers

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang