40.

1.1K 70 7
                                        

Audrey memasuki kamar, melihat kedua sahabatnya yang sudah terlelap dan hanya menyisakan sisi tengah baginya. Sebelum naik ke kasur, Audrey duduk di kursi belajar terlebih dulu. Ia mengeluarkan ponselnya dari saku celana lalu membuka ruang obrolannya dengan Alroy. Setelah itu jarinya sibuk mengetik sesuatu. Namun tak lama kemudian ia menghapus semua pesan yang sudah ia ketik. Kepala Audrey mendongak ke atas, memikirkan kata-kata yang tepat untuk dikirimkan ke Alroy.

Tujuannya mengirim pesan kepada Alroy saat ini hanya untuk meminta maaf lebih dulu. Ia tak mau kalau sampai semuanya terlambat. Tetapi ia bingung bagaimana mengatakannya, apakah ia perlu menjelaskan alasannya meminta maaf atau tidak.

Audrey menghela napas. Ia menggigiti kuku jarinya lalu mulai mengetikkan pesan lagi.

AudreyDvr :
Roy, maaf.

Pesan singkat itu terkirim ketika Audrey menekan tombol enter. Setelahnya, ia segera kembali ke menu utama. Lalu ia bangkit berdiri dan meletakkan ponselnya di nakas samping kasur. Sebelum tidur, Audrey berdoa, semoga Alroy membaca dan membalas pesannya.

Roy, aku minta maaf. Aku tau aku salah, tolong maafin aku. Batin Audrey usai berdoa.

---

Alroy membuka mata ketika sinar matahari menerpa wajahnya. Ia lalu duduk di pinggir kasur sambil merenggangkan otot-ototnya dan segera setelah itu ia beranjak berdiri untuk membasuh wajah.

Kemudian usai wajahnya terasa segar, Alroy kembali berbaring di kasur. Ia mengambil ponselnya di nakas samping kasur. Diaktifkan datanya dan langsung masuk beberapa notifikasi. Saat ia membaca notifikasi tersebut, ada satu yang menarik perhatian Alroy, yaitu pesan singkat dari Audrey.

Mine❤ : Roy, maaf.

Alroy mendengus ketika membaca pesan singkat itu, sebab hatinya sudah terlanjur kecewa dengan kebohongan yang Audrey katakan.  Alih-alih membalas, Alroy memilih untuk hanya membacanya saja.

“Maaf, Drey, aku butuh waktu.” Ujar Alroy lirih sambil meletakkan lagi ponselnya di nakas lalu bangkit berdiri untuk keluar dari kamarnya.

---

Matahari sudah beranjak naik ketika Audrey bangun dari tidurnya. Dilihatnya sisi kanan dan kiri, kedua sahabatnya ternyata sudah bangun lebih dulu. Sambil mengucek mata, Audrey melihat jam yang ada di dinding.

11.35

Audrey ternganga saat mengetahui jam berapa sekarang. Tak pernah terbayang ia akan bangun sesiang ini, selambat-lambatnya ia bangun biasanya ia akan bangun pukul sepuluh. Tapi sekarang sudah setengah dua belas siang. Sepertinya kemarin ia tidur larut malam sehingga membuatnya bangun sesiang ini.

Mengingat hari kemarin Audrey jadi kembali memikirkan Alroy. Segera ia duduk dan mengambil ponselnya yang terletak di nakas samping kasur. Audrey membuka ruang obrolannya dengan Alroy kemarin malam.

Ada tanda yang menandakan bahwa pesannya itu sudah Alroy baca, namun tidak ada balasan yang ia dapat. Suasana hati Audrey pun berubah seketika. Ia memandang ponselnya dengan nanar, lalu diletakkannya kembali ponselnya itu di nakas. Kemudian ia beranjak berdiri dengan sedikit lesu. Ia memilih keluar kamar, menuju lantai bawah untuk menemui keempat sahabatnya.

---

“Baru bangun?” Tanya Aldo yang melihat Audrey menuruni tangga.

Audrey tersenyum menatap Aldo. “Iya. Yang lain mana, kak?” Tanya Audrey yang tidak melihat Andre, Syela, dan Charis.

“Lagi pada beli es buah.” Aldo bergeser memberi Audrey tempat untuk duduk. “Sini, duduk.”

Audrey pun duduk di samping Aldo. Ia ikut menonton kartun yang sedang Aldo tonton di tv.
“Ingat kartun itu gak?” Tanya Aldo sambil mengarahkan dagunya ke arah tv yang sedang menampilkan ekspresi lucu dari sang tokoh kartun utama.

Audrey hanya tersenyum sebagai respon. Tidak seperti biasanya, di mana ia akan ikut terbawa dengan kelucuan ekspresi tokoh kartun tersebut. Aldo pun menyadari hal itu. Akhirnya Aldo mematikan televisi lalu menoleh ke Audrey.

“Masih sedih?”

Audrey mengangguk tanpa menatap Aldo “Iya. Semalam Audrey chat Alroy, udah dibaca tapi gak dibales.” Jelas Audrey.

Aldo menghela napasnya. “Gak mau coba ketemu dia hari ini daripada nunggu besok Senin?”

Audrey menggeleng. “Kak, dia Audrey chat aja gak dibales, apalagi kalau Audrey temuin, mungkin dia malah gak mau ketemu sama Audrey. Alroy pasti masih marah, kak, jadi mending besok Senin aja Audrey jelasin ke dia.”

Aldo mengampil tangan Audrey dan menggenggamnya. “Ya udah kalau menurut kamu yang baik seperti itu, sekarang kamu jangan sedih lagi.”

Senyum Audrey sedikit mengembang. “Iya, Audrey akan berusaha untuk gak sedih lagi. Makasih ya, kak, udah dengerin cerita Audrey.”

“Sama-sama, Drey. Oh ya, masalah liburan kemarin tadi mama bilang kita akan berangkat besok Jumat.” Ujar Aldo berganti topik.

Mata Audrey membulat mendengar rencana liburan yang ternyata sudah dekat, yakni seminggu lagi. “Hah? Seriusan, kak?”

“Iya seriusan lah, mama sendiri yang bilang.” Sahut Aldo.

“Terus yang lain udah pada tau?” Tanya Audrey.

Aldo mengangguk. “Udah, tadi kakak kasih tau sebelum kamu bangun. Mereka setuju kok, kamu gimana?”

Audrey mendengus. “Ya masa Audrey gak setuju, kak.”

Terdengar kekehan dari Aldo. “Ya siapa tau. Bagus deh kalau kamu setuju juga. Kakak jadi gak sabar liburan bareng kalian.”

Melihat Aldo yang gembira membuat Audrey ikut tersenyum, namun siapa yang sadar kalau sebenarnya ia masih merasa takut untuk menjelaskan rencana liburan ini kepada Alroy.

Huft. Audrey menghela napasnya pelan. Permasalahannya dengan Alroy benar-benar menyita pikirannya. Ia harus memaksa otaknya berpikir lebih keras dari sebelumnya, beruntung saat ini ada Aldo, setidaknya ia bisa melepas sedikit beban melalui bercerita kepada sahabat terdekatnya itu.

Lalu tiba-tiba, saat masih melamun, Audrey dikejutkan dengan seruan Andre yang baru saja datang bersama Syela dan Charis.

“Woi! Habis ngapain lo berdua? Hayoo!!”

Syela dan Charis tertawa mendengar seruan Andre tapi Aldo sama seperti Audrey. Aldo menoleh ke Andre yang berjalan mendekat.

“Ini rumah, bego, bukan pasar. Untung bokap nyokap lagi pergi.” Tegur Aldo kesal sambil mengelus dadanya untuk bersabar.

“Kalau bonyok lo di rumah, gue juga gak akan teriak-teriak, bego.” Balas Andre. Ia lalu duduk di sofa samping Aldo, namun sebelum itu ia sempat melirik Audrey yang juga sedang meliriknya. Jadilah tatapan mereka bertemu.

“Sama-sama bego aja ribut.” Ujar Charis sambil menahan tawanya.

“Enak aja! Andre tuh yang bego, gak pernah hilang dari dulu..” Jawab Aldo.

Andre mengalihkan tatapannya dari Audrey ke Aldo. “Lo tuh bego.”

“Lo.” Balas Aldo sambil menjulurkan lidahnya.

Andre memelototkan matanya menatap Aldo. “Lo!” Seru Andre balik sambil menunjuk Aldo.

Syela yang sedang malas mendengar keributan kedua sahabatnya itu langsung menurunkan tangan Andre. “Ribut mulu kalian kalau ketemu.” Omel Syela.

“Dia dulu yang mulai, teriak-teriak di rumah gue sampe buat gue kaget.” Ujar Aldo melirik Andre.

Andre terkekeh, “Lebay!”

Aldo membulatkan matanya, hendak menjawab lagi namun langsung dipotong oleh Charis. “Udah lah gak usah dilanjut debatnya. Mending sekarang lo bukain es buahnya untuk kita deh, kak.” Lerai Charis sambil memberikan plastik yang berisikan lima bungkus es buah.

Aldo menerima kantong plastik tersebut. Lalu sebelum beranjak ke dapur, Aldo terlebih dulu melemparkan bantal di sampingnya ke Andre. “Wlee!” Ejek Aldo.

Andre tidak menanggapi Aldo lagi. Ia memilih untuk berpindah di sebelah Audrey selepas Aldo pergi ke dapur. Suasana pun mendadak menjadi hening di antara mereka. Andre menoleh ke Audrey.

“Lo ada masalah ama Alroy?” Tanya Andre tanpa basa-basi.

Audrey sedikit tertegun lalu menatap ketiga sahabatnya. “Kalian tau?”

Syela dan Charis mengangguk. “Tau, tadi Kak Aldo yang cerita.” Jawab Charis.

Audrey menghela napas, tidak menyangka mereka bertiga bisa mengetahuinya lebih cepat. “Iya, gue lagi ada masalah sama Alroy. Gue emang gak cerita kalian dulu soalnya gue gak mau kalian khawatir.”

“Belum baikan, Drey?” Tanya Syela.

Audrey menggeleng. “Belum. Gue chat,  dia gak bales padahal udah dibaca.”

Andre menghela napasnya. “Drey, bagi gue di sini kesalahan terbesarnya ada di lo meskipun Alroy juga sama-sama salah karena terkesan egois. Terus sekarang rencana lo untuk baikan apa?”

“Besok Senin gue mau jelasin ke dia.”

Kening Andre berkerut. “Gak sekarang aja?”

Audrey menggeleng lagi. “Dia pasti butuh waktu, Ndre, gue gak yakin kalau gue ngomong sekarang bakal dia dengerin.”

“Tapi gue takutnya kalau kelamaan dia bisa salah paham lagi ntar.” Ujar Andre berpendapat.

“Gue berharapnya gak gitu, doain aja.” Jawab Audrey sambil tersenyum.

Mendengar itu, Andre, Syela, dan Charis hanya mengangguk. Mereka bertiga juga berharap yang terbaik untuk hubungan Alroy dan Audrey sebab permasalahan keduanya sebenarnya hanya salah paham yang masih bisa dibicarakan. Setelah selesai membahas Audrey, mereka lalu membahas tentang rencana liburan yang tinggal menghitung hari. Tak lama kemudian Aldo kembali dengan membawa nampan berisi lima mangkuk es buah, pembicaraan mereka pun berhenti dan masing-masing menikmati es buah yang sudah Aldo siapkan.

---

Revisi : 04-07-20

Jangan lupa vote+comment

Happy Reading Readers

SHE'S MY WORLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang