Dia senyum?

310 133 10
                                    

Pagi-pagi sekali Cella sudah sampai di dalam kelasnya belum ada mahasiswa satu pun.

Cella menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya. Kini ia menjadi sosok yang terlihat dingin, tanpa ekspresi, cuek dan tanpa basa-basi. Tidak ada lagi Cella yang selalu ceria, perhatian dan selalu membuat dirinya tidak pernah kesepian karena kurangnya teman. Di dalam hatinya penuh tekad tidak akan memberikan celah untuk orang-orang bisa masuk ke kehidupannya dan memanfaatkan kebaikan dirinya seperti di masa itu.

Di dalam kelas Cella duduk di barisan paling depan dengan earphone di telinganya. Begitulah kebiasaannya kini ketika di kelas, datang paling awal dan langsung membenamkan wajah ke mejanya dengan earphone atau datang sangat telat agar tidak perlu basa-basi dengan teman-teman di kelasnya.

Sungguh menyakitkan, jika waktu dulu ada teman sekelasnya yang dijauhi bahkan di bully, Cella selalu maju dan menemani orang itu lebih intens sehingga lambat laun orang itu diterima dan menjadi teman dari teman-teman Cella juga. Gadis itu tidak ingin orang itu sedih dan merasa kesepian lalu kehilangan semangat belajar dan sekolah.

Namun kenyataan kini berbalik padanya, dan sialnya tidak ada satupun teman sekelasnya yang bertindak seperti Cella yang dulu. Mereka tidak menganggap Cella sebagai bagian dari kelasnya dan itu bukan masalah lagi bagi Cella.

"Keadaan kayak gini yang bikin gue makin enggak mau basa-basi sama siapapun di kelas ini," ucapnya dalam hati.

Keadaan seperti ini berlanjut setiap hari dan membuat Cella benar-benar kehilangan semangat menjalankan perkuliahannya. Jika dulu semasa SMA ketika Cella sehari saja tidak masuk maka akan banyak sekali chat dari teman-teman sekelasnya yang menanyakan kabarnya. Namun kini semua berbeda, tidak ada yang peduli ia hadir atau tidak dalam perkuliahan.

🐾🐾🐾🐾

Cella duduk di meja panjang di dalam perpustakaan pusat di kampusnya. Salah satu tempat favoritnya untuk sekedar membuang waktunya.

Cella tidak pernah mengikuti berbagai macam kepanitiaan yang ada di fakultasnya. Dia lebih senang menghabiskan waktunya di depan laptopnya atau imac yang tersedia di ruangan perpustakannya untuk mendownload dan menonton film lewat wifi kampusnya.

"Ehem," gumam seseorang yang mulai duduk di sebelah Cella

Namun Cella masih asyik sendiri dengan film di laptopnya sambil menggunakan earphone nya sehingga tidak menghiraukan keadaan di sekelilingnya.

"Cell?" Panggil lelaki itu perlahan.

"Yah anjir, buffering!!" pekik Cella ketika melihat film di layar laptopnya tersendat-sendat.

Cella memilih memutar musik sambil membuka laman komik online. Menurutnya mendengarkan musik, membaca buku dan komik serta menonton film adalah teman-teman berharganya yang tidak akan pernah bisa berpura-pura baik di depannya.

Sementara lelaki itu tampak tidak sabar melihat Cella yang sama sekali tidak menggubrisnya, lalu ia menepuk bahu Cella pelan.

"Eh, apa?" Cella melepas earphonenya sambil memutar kepalanya saja sehingga berhadapan dengan lelaki yang tadi menepuk bahunya.

"Gue mau nanya. Lo gak mau gabung di himpunan tahun ini?" tanya lelaki itu sambil menarik kursinya sehingga dapat berbicara pelan.

"Ck, gak Rak, makasih." Cella kembali menatap layar laptopnya.

"Kenapa Cell? Lo gak ikut kepanitiaan atau Organisasi apapun kan tahun ini?"

"Enggak," jawab Cella tanpa menoleh Rakha. Kini ia fokus kembali dengan halaman komik onlinenya.

"Terus? Gue kan ketua nih sekarang dan kebetulan gue ketua angkatan di jurusan kita, makanya gue mau sosialisasi ke angkatan kita," ucap Rakha panjang lebar.

"Iya gue tau lo udah jadi ketua himpunan sekarang, kan gue juga join di grup chat angkatan makanya gue udah tau. Selamat ya," sahut Cella dengan ekspresi datarnya. Kali ini ia menatap Rakha sepintas lalu kembali lagi menatap layar laptop.

"Lo kenapa sih Cell? Kok kayak gak mau gabung gitu di jurusan?"

Cella menghela nafasnya dengan berat sambil memejamkan matanya sejenak.

"Gue bukan cuma gak gabung di jurusan tapi juga fakultas."

"Karena lo...?"

"Rak, sorry gue sibuk," potong Cella sambil menghadapkan kepalanya lagi ke laptop.

"Sibuk nonton sama baca komik maksudnya?" batin Rakha.

"Iya gue sibuk nonton sama baca," sahut Cella.

Rakha pun mengerjapkan mata lalu menghela napas, sepertinya ia menyerah lalu ia pun beranjak dari kursinya.

"Rak.." panggil Cella sambil menoleh ke arah Rakha.

Langkah Rakha terhenti dan menoleh ke arah Cella seketika tatapannya mematung saat bertatapan dengan Cella.

"Makasih tawarannya dan makasih juga udah ngajak gue," ucap Cella pelan sambil tersenyum simpul setelah itu kembali fokus dengan layar laptopnya.

Rakha berjalan keluar dari ruangan. Matanya seperti memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian Rakha bergumam, "Itu barusan dia senyum ke gue?"

Senyum untuk Kejora (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang