Langit seakan mendukung suasana hati Cella yang bergemuruh, siang itu tiba-tiba saja hujan turun sangat deras. Membuat Cella mengurungkan niatnya untuk segera pulang setelah beristirahat sebentar di kantin tadi.
"Aargh, ya Tuhan... Kenapa hujannya mesti sekarang sih? Males banget gue ketemu orang gak tau terima kasih," pekik Cella pelan, lalu ia mengeluarkan earphonenya untuk mendengarkan lagu.
Benar saja, tak lama kemudian waktu ujian selesai, beberapa murid berlarian ke kantin, ada juga yang berdiri di lorong kelas sekedar mengobrol menunggu hujan reda.
Tiba-tiba Nisa duduk di depan Cella. Cella sadar kehadiran Nisa tapi ia sengaja berpura-pura asyik dengan game di ponselnya.
"Cell.."
"...."
Hening, tak ada jawaban dari Cella.
"Ck, Cell gue mau ngomong." Nisa sedikit menaikkan suaranya.
Cella melepas sebelah earphone dari telinganya dengan malas.
"Ngomong," sahut Cella datar.
"Gue gak enak sebenernya sama situasi kayak gini, lo tau kan kita semua..."
"Ck, intinya," potong Cella sambil tetap bermain game.
"Lo nyebar kj mtk dapet darimana? Dari bule?" tanya Nisa cepat.
Cella terkejut. Bagaimana bisa dirinya dituduh menyebar kunci jawaban yang berasal dari bule (teman angkatannya).
"Lo gila? Gue aja gak beli sama dia atau sama siapapun!!" ucap Cella dengan nada sinis sembari menatap Nisa.
"Masalahnya tuh Vian screenshoot lo kemaren share kj ke grup lain, pas banget Vian ada di grup itu. Nih.." balas Nisa sambil menunjukkan bukti screenshootnya.
Cella menarik ujung bibirnya sebelah, tercetak jelas senyum sinis di wajahnya.
"Jadi lo pada kayak bangke karena itu? Udang banget!!"
Cella jengah tak mau berlama-lama membahas urusan basi seperti ini.
"Gini Nis, lo liat gak gue ngambil tuh kj dari kalian? Kalo pun gue liat gak mungkin kan gue hafal 40 nomer dalam waktu singkat secara gue gak minat buat hafalin itu. Dan harusnya lo pada liat gue share itu jam berapa? Jam 10 men!! Ngaruh gak sama hasil tuh anak-anak yang di grup? Kagak!! Oh iya, satu lagi. Kalo lo pikir gue dapet itu cuma dari anak-anak sekolah ini doang lo salah! gue punya berbagai sumber yang gue males pastiin valid atau enggaknya." Cella kecewa namun ia tetap menjelaskannya sambil menahan amarah.
"Cell..." Nisa tak mampu melanjutkan perkataannya.
"Bilangin ke yang lain, gue kecewa," potong Cella sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Tuhan itu punya segudang skenario yang maha asyik. Dia nunjukkin ke gue kalo gak ada yang setia selain Dia, yang lain bullshit!!" ucap Cella dengan nada dingin lalu pergi meninggalkan Nisa.
Hampir seluruh orang-orang yang berada di kantin melihat kejadian itu. Pasalnya hanya siswa kelas XII yang masuk ke sekolah karena sedang Ujian Nasional. Kebanyakan dari mereka mengetahui hal yang terjadi karena hal ini ternyata sudah dibahas di forum grup chat angkatan yang membeli kunci jawaban tadi malam dan Cella tidak masuk ke dalam grup itu.
"Sumpah gue benci semua anak-anak yang terlibat disini. Terutama gue sangat amat kecewa sama lo pada," batin Cella berteriak sesak namun ia tetap berjalan keluar gerbang dengan langkah cepat. Babeh jojo, satpam di sekolah itu yang selalu Cella sapa untuk kali ini Cella melewatinya tanpa menatapnya.
Air matanya menetes perlahan. Ia sama sekali tak menyangka dengan perlakuan teman-teman sekelasnya terlebih mengingat sudah dua tahun mereka sekelas dan selama itu pula Cella selalu membantu mereka yang kesusahan dalam pelajaran, baik dalam tugas maupun ulangan.
Cella menangis dibalik air hujan yang membasahi wajah dan tubuhnya. Sekali lagi ia salah berharap. Berharap kepada sesuatu hal yang tidak pasti, menaruh harapan yang sangat tinggi sampai-sampai sakit yang terasa hingga membuat hatinya membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum untuk Kejora (COMPLETED)
General FictionAku layaknya bintang di pagi hari Ada, tapi tak terasa Nyata, tapi tak tergapai Walau setia menemani sang fajar, tetap saja terabaikan Jika hadirku tak mencipta suka, Akankah kepergianku menghadirkan duka?