I'll Know About You

225 111 10
                                    

Apa karena yang disini gue ya? Kalo bukan gue pasti lo fine aja kan?" tanya Rakha sambil berdiri.

"Gak," jawab Cella cepat.

"Gue gak tidur, daritadi gue Cuma nutup mata gue doang. Dari awal lo dateng gue udah tau," ucap Rakha.

"Hmm, terus?" balas Cella mulai jengah.

Rakha bergerak melangkah mendekati Cella. Sedangkan Cella tetap diam di tempat sambil memasang wajah datarnya.

Rakha memegang bahu Cella sambil sedikit menunduk. Rakha mempunyai tinggi yang semampai sedangkan Cella mempunyai ukuran tubuh yang mungil untuk seusianya.

"Gue sama sekali gak terganggu sama lo," ucap Rakha sambil tersenyum menatap Cella.

Ekspresi wajah Cella tetap datar. Di dalam hatinya ia merutuk, "Bego ya? Gue yang terganggu kalo ada dia makanya gue mau pindah."

Rakha mengambil laptop Cella dan menaruhnya kembali ke meja mereka berdua tadi.

"Jadi lo disini aja ya Cell?" tanya Rakha.

"Males sebenernya, cuma mumpung gue ada waktu buat download sama nonton kan? yaudah lah gak apa. Entar kalo dia banyak bacot gue kacangin aja gampang kan?" batin Cella dipenuhi strategi untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Cella akhirnya mengangguk pelan dan kembali duduk.

"Gue bakal tau tentang lo Cell," ujar Rakha dalam hatinya lalu tersenyum tipis.

Cella tetap fokus mendownload film sambil menonton di laptopnya, dia mengabaikan keberadaan Rakha di sampingnya.

Tiba-tiba sebelah earphone nya dicabut seseorang. Rakha yang mencabutnya dan kini ia memakainya.

"Ngapain?" tanya Cella datar.

"Gue mau ikut nonton, abisnya lo serius banget sampe ngacangin gue gitu. Gue kan jadi penasaran seseru itu ya filmnya?" balas Rakha sambil menggeser laptopnya tepat di tengah-tengah mereka.

Cella hanya ber "oh" saja kemudian melanjutkan menonton.

Mereka berdua fokus menonton bahkan sampai tamat. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Haduh.. Pegel banget badan gue duduk terus kayak gini."

"Salah sendiri," balas Cella sambil merapikan laptopnya.

"Tapi worth it sih, bagus ceritanya, sedih njir ending nya, " seru Rakha.

"Hmm." Cella hanya bergumam pelan.

Cella hanya menonton film-film yang sesuai dengan moodnya. Sad film seperti ini lah yang akan Cella tonton, karena dengan menonton cerita sedih ia akan bisa mengeluarkan kesedihannya yang terpendam.

"Tapi kok lo gak nangis Cell? Tadi aja gue udah berkaca-kaca mata gue. Lah muka lo datar-datar aja. Emang gak sedih bagi lo?" tanya Rakha kebingungan.

"Sedih," jawab Cella sambil menunduk.

"Eeh, sorry ya Cell gue maksa ikut nonton. Lo jadi gak bisa nikmatin deh." ucap Rakha.

"Bukan tapi...." ucapan Cella terhenti.

"Cerita dong Cell, please gue mau temenan sama lo." Rakha memegang punggung tangan Cella.

Cella memperhatikan raut wajah Rakha, tidak terlihat raut kepura-puraan disana.

"Apaan sih dia? tiba-tiba ambisi gitu?" batin Cella kebingungan melihat sikap Rakha.

"Gue mau balik, lo gak sama Bella?" tanya Cella sambil menyingkirkan tangan Rakha dari tangannya.

Rakha mengambil ponsel dari saku celananya.

"........."

"Bell, aku mau ada urusan nih, ketemu besok di kampus aja yaa?"

"....."

Mendengar jawaban Bella, Rakha langsung menutup teleponnya dan kini pandangannya beralih ke Cella.

"Jadi lo bisa cerita sekarang?" tanya Rakha sambil menaikkan alisnya.

"Gue gak pernah bilang mau cerita. Gue mau balik," balas Cella sambil beranjak dari kursinya.

"Cell," panggil Rakha sambil memegang pergelangan tangan Cella.

"Perpus udah mau nutup bego, lepas!" balas Cella sambil menghentak tangannya.

"Ooh.." Wajah Rakha berubah menjadi sedikit terkejut. Lalu ia mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Apa?" tanya Cella datar.

"Gue ngerti sekarang. Lo mau ngobrol tapi gak mau di perpus karena udah mau nutup kan? Jadi lo ngajak pindah," jawab Rakha sambil terkekeh pelan.

Cella terperanjat namun masih dapat menyembunyikannya di balik wajah datarnya.

"Oh, lo bego ternyata," balas Cella sambil melangkah pergi keluar.

"Cell... Tunggu!! Masa gue ditinggal sendirian sepi begini juga!" teriak Rakha sambil berlari.

Mereka berdua memasuki lift yang kebetulan kosong sehingga suasana di dalam lift sangat sunyi. Cella hanya menatap lurus ke depan dengan wajah datarnya sedangkan Rakha tengah sibuk memperhatikan Cella dari samping.

"Ck, apaan?" tanya Cella dengan pandangan yang tetap menatap lurus ke depan.

"Apaan?" balas Rakha.

"Ngapain ngeliatin gue kayak gitu?" tanya Cella jengah.

"Pede juga lo haha.." Rakha terkekeh.

Cella tidak membalas, ia lebih memilih diam daripada berisik. Sementara Rakha menjadi sangat canggung, akhirnya ia memainkan ponselnya.

Tiiingg...

Suara bel pintu lift terbuka. Cella segera beranjak keluar dengan tatapan tetap ke depan.

"Cell," panggil Rakha pelan.

"Hmm,"

"Cerita lo gimana? Masa malah pulang," tanya Rakha.

"Ck, gue gak bilang mau cerita kan? Udah ah mau balik gue, ribet lo," balas Cella sambil mempercepat langkahnya ke pintu keluar.

"Eh udah mau hujan, lo gak mau gue anter? Lo naik apa?" tanya Rakha sambil mensejajarkan langkahnya dengan Cella.

"Gak, thanks. Rumah gue deket bisa naik kereta," balasnya tanpa menatap wajah Rakha.

"Oh, oke. Take care, Cell. Gue balik ya," pamit Rakha.

"Hmm."

Rakha masih memperhatikan Cella yang berjalan kaki menuju stasiun, tiba-tiba senyum tipis muncul di wajah Rakha. Ia pun tersadar dan segera berjalan menuju parkiran sebelum hujan turun.

Senyum untuk Kejora (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang