Kupon Dari Bagas

85 32 0
                                    

Cella POV

"Hoaaam..." Aku menggeliat ketika samar-samar mendengar suara berisik di sekitarku. Lalu aku pun mengedarkan pandanganku ke sekitar.

"Gila!! Udah jam istirahat? Lama banget gue tidur," pekikku.

Namun perhatianku teralihkan saat melihat sebungkus roti dan susu coklat di sampingku. Aku pun mengernyitkan dahi.

"Perasaan tadi gue kesini cuma bawa hp sama earphone," gumamku sambil celingukan.

"Tadi gue tidur juga kayak denger suara nyuruh gue mending ke UKS. Mampus gue!! Jangan-jangan kepsek lagi keliling tadi?" pikirku.

Aku pun segera bangkit dan berjalan menuju kelas. Tak lupa makanan dan minuman di sebelahku tadi sudah aku genggam sesekali memakan dan meminumnya, "Lumayan, makan minum gratis."

Sesampainya di kelas aku melihat hanya ada beberapa murid di dalam.

"Untung deh, gue lagi males ngomong sama mereka," batinku.

Mataku mengedarkan pandangan ke dalam kelas dan pandanganku bertemu dengan tatapan Bagas.

Entah mengapa jantungku tiba-tiba berubah ritme, "Biasa aja Cell," batinku.

Aku pun melangkahkan kaki untuk masuk dan duduk di tempat dudukku.

"Lo udahan, Gas?" tanyaku dengan nada malas.

"Udah nih dikit lagi," balasnya sambil tersenyum.

"Ya Tuhan, kenapa susah banget buat biasa aja?" batinku menjerit.

"Mau minjem gak?" tawarnya.

"Boleh?" tanyaku ragu.

Bagas balas mengangguk.

"Yess, thank you!!" seruku sambil mengambil buku tulisnya. Aku pun segera menyalin tugasnya.

Author POV

Bagas menyadari kehadiran Cella di depan pintu kelas. Ia melihat gadis itu celingukan mengedarkan pandangannya ke dalam kelas. Pandangan mereka saling bertemu, namun keduanya biasa saja. Tak lama kemudian Cella masuk dan duduk di tempatnya.

"Lo udahan, Gas?" tanya Cella dengan nada malas.

"Udah nih dikit lagi." Bagas menjawab sambil tersenyum.

"Ya Tuhan, kenapa susah banget buat biasa aja?" batin Cella menjerit. Menurutnya Bagas itu tipenya sehingga ia mudah terbawa perasaan. Namun sayangnya Bagas sudah punya kekasih dan Cella pantang untuk menjadi perebut pacar orang.

"Mau minjem gak?" Suara Bagas membuyarkan lamunan Cella.

"Boleh?" tanya Cella ragu. Ia takut Salsa salah paham seperti dulu-dulu.

Bagas hanya mengangguk.

"Yess, thank you!!" seru Cella cepat sambil mengambil buku tulisnya.

Tanpa sadar bibir bagas tertarik ke samping. Ia lagi-lagi tersenyum hanya karena melihat Cella. Namun ia cepat-cepat memudarkan senyum itu dan beralih memainkan ponselnya.

Bagas melihat suasana kelasnya sangat sepi, hanya ada dirinya dan perempuan itu yang kini sedang fokus menulis.

"Cell, gue ada kupon buat lo," ucapnya.

Cella segera menolehkan kepalanya menghadap Bagas, "Kupon?"

Bagas mengangguk, "Lo bisa gunain itu buat jadiin gue sebagai temen lo," sahutnya.

"Hah? Lo kan emang temen gue." Cella terkekeh pelan lalu ia kembali menulis tugasnya.

"Kupon itu bisa lo pake biar gue bisa nemenin lo, kapan pun disaat lo butuh," lanjut Bagas.

"Gak usah, gue punya banyak temen. Lagian pacar lo serem." Cella kembali terkekeh.

Bagas menatap wajah perempuan itu, "Terserah, tapi disaat lo butuh seseorang silakan hubungin gue," ucap Bagas lalu berjalan keluar kelas.

Tanpa Bagas sadari, Cella memperhatikan punggung laki-laki itu sampai hilang dari pandangannya. "Cuma lo kayaknya yang sadar kalo gue bener-bener gak punya temen dalam arti sebenarnya," lirih Cella.

Senyum untuk Kejora (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang