Cella tengah disibukkan dengan pekerjaan di setiap harinya. Meskipun umurnya masih belia, ia tidak mau hanya bermalas-malasan meminta uang kepada ibunya. Alhasil di umurnya yang baru menginjak dua puluh tahun ia sudah memiliki pengalaman kerja di berbagai bidang. Semua ia lakukan yang penting pekerjaannya halal dan worth it upahnya.
Hari ini adalah jadwalnya bekerja di Wedding Event. Salah satu teman barunya bernama Kevin selalu menjahilinya ketika mereka sedang bekerja bersama, seperti sekarang ini.
"Vin, minggir lo ah! Bikin lama," ketus Cella yang mulai jengah dengan tindakan Kevin.
"Yaelah Cell, kerja mulu entar jodoh lo ilang," cengir Kevin sambil menata ulang bunga yang tadi sempat ia mainkan.
Cella tak menjawab. Baginya meladeni Kevin hanya membuang waktu dan tenaganya.
"Cell, jadi cewek gak boleh jutek-jutek," sahut Kevin kembali.
"Berisik," balas Cella lalu kembali menata meja-meja tamu.
Dari dulu Cella selalu risih jika ada laki-laki yang berniat mendekatinya. Dari gelagatnya saja Cella sudah mampu menebak bahwa mereka hanya ingin bermain-main. Bagi Cella hubungan itu sakral, bukan sekedar coba-coba atau main-main saja. Ditambah sampai sekarang ia masih belum bisa melupakan perasaannya pada Bagas, teman SMA nya dulu.
"Cell, penerima tamu udah di briefing kan?" tanya Pak Harry yang datang sambil memegang wireless.
"Iya pak sudah semua," jawab Cella sambil tersenyum.
"Oke bagus. Berarti ini clear semua ya?" tanya Pak Harry sambil menunjuk area tempat makan para tamu undangan.
"Iya pak aman, ada saya dan Kevin nanti disini," balas Cella.
"Oke semangat!!" seru Pak Harry lalu pergi meninggalkan Cella.
🐾🐾🐾🐾
Fokus akan beberapa pekerjaannya agar dapat mengumpulkan uang telah membuat semangat Cella akan kuliahnya menurun, ia pun menyadari konsekuensi yang telah ia pilih. Absennya yang sudah berderet dengan garis tinta merah tak ia pedulikan lagi. Baginya sekarang ia harus fokus pada beberapa pekerjaan yang sedang ia tekuni karena ia baru melakukannya dan menurutnya upahnya lumayan menarik.
"Walaupun gue udah lama gak masuk kelas tapi tetep gak ada yang nyari atau sekedar nanyain kabar gue ya?" batin Cella sambil melihat story beberapa teman di kampusnya lewat sosial medianya. Mereka tengah euphoria karena ujian akhir semester telah berhasil dilewati.
You look so happier without me....
Cella terkekeh sambil mendendangkan lagu.
Pekerjaannya kali ini cukup menyenangkan baginya. Hanya menghabiskan waktu di suatu tempat yang menjadi lokasinya lalu mengikuti adegan yang tersedia di script, ia hanya harus melakukan akting di setiap harinya. Pekerjaan yang mudah menurutnya, ditambah makan yang terjamin tiga kali sehari dan juga upah yang menarik.
Sebenarnya Cella bosan ketika sedang menunggu gilirannya untuk berakting di depan kamera, namun ia harus sabar dan mengalihkan rasa sialannya itu demi pekerjaan yang baru ia coba beberapa minggu ini.
Ddrrrt...
Ponsel Cella bergetar menandakan notifikasi dari aplikasi sosial medianya.
"Rakha?" gumam Cella pelan sambil mengernyitkan dahinya.
Hubungan pertemanan Cella dan Rakha memang merenggang karena Cella kembali menjadi perempuan acuh ditambah sampai sekarang Cella tidak pernah menginjakkan kakinya di kampusnya.
Cella menimbang-nimbang apakah ia harus membaca direct message dari Rakha atau tidak? Terlebih di aplikasi itu notifikasinya akan terlihat jika pesan sudah dibuka atau dibaca.
Dddrrrt....
"Lagi?" batinnya.
Cella menghela napas sejenak lalu memantapkan niatnya untuk membuka pesan dari Rakha.
Rakha P. Brawijaya : Cell, lo masih kuliah kan?
Rakha P. Brawijaya : Maksudnya lo lanjut kuliah kan semester depan? Soalnya lo semester ini gak masuk-masuk dan gue gak pernah liat lo di kampus.
Cella berdecak, sebenarnya semenjak ia memutuskan untuk bolos di semester ini ia menjadi pribadi yang sensitif ketika ada orang lain yang membahas kuliahnya. Bahkan Cella pernah meninggalkan Ibunya berbicara mengenai nilai Cella yang akan anjlok mengingat putrinya yang lebih mengutamakan pekerjaannya.
Dengan perasaan yang masih sangat sensitif ia pun membalas pesan dari Rakha yang baru saja membangkitkan emosinya.
Cella Anastasya : Knp?
Cella masih memendam emosinya, sebenarnya ia ingin sekali mengatakan hal yang lebih kasar tapi mengingat Rakha adalah teman satu-satunya yang menanyakan kabar kuliahnya, walaupun Cella yakin ia melakukan hal itu karena ia adalah ketua angkatan jurusannya.
"Rini udah siap? Yuk take," panggil asisten sutradara berkacamata itu sambil menghampiri Cella yang berperan sebagai Rini.
"Eh, iya bang udah siap," sahut Cella, ia bergegas sambil memasukkan ponselnya ke dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum untuk Kejora (COMPLETED)
General FictionAku layaknya bintang di pagi hari Ada, tapi tak terasa Nyata, tapi tak tergapai Walau setia menemani sang fajar, tetap saja terabaikan Jika hadirku tak mencipta suka, Akankah kepergianku menghadirkan duka?