Entah semenjak kapan Cella mulai membuka sedikit pertahanan dirinya terhadap Kevin. Hal ini juga karena adanya ikut campur teman-temannya di pekerjaannya. Rekan kerjanya yang lain terus-terusan memaksanya agar dapat membuka diri dan mencoba berpacaran dengan seseorang karena mereka takut Cella menjadi seseorang dengan orientasi seksual yang menyimpang. Mereka bahkan pernah mengira Cella adalah seorang lesbian karena ketika dituduh seperti itu Cella hanya menaikkan bahunya sambil terkekeh.
Sikap Cella memang mudah berubah tergantung tempat dan suasana hatinya. Jika hatinya merasa tidak nyaman maka ia akan menjadi Cella yang acuh dan dingin seperti saat di kampus. Namun jika di tempat kerja Cella berubah menjadi wanita konyol yang bertindak apa adanya, bahkan tidak ada satu pun yang tahu jika gadis periang yang konyol itu sedang menanggung beban di pikirannya.
"Apa gue coba aja ya sama si Kevin bego ini?" pikirnya dalam hati.
Saat ini ia sedang membalas chat dari Kevin. Beberapa hari ini mereka saling membalas pesan lewat aplikasi chat. Kevin dan Cella sudah tidak bertemu beberapa minggu ini karena project yang mereka tangani berbeda.
Kevin : Eh Cell, tumben ya akhir-akhir ini lo jadi baik sama gue. Jangan-jangan.....
Cella : Berisik!
Kevin : Dih jutek lagi
Cella : Bodo
Kevin : Eh tapi makasih ya, gue diijinin temanan sama lo aja gue udh seneng loh
Kevin : Apalagi...
Cella : Gak ada yg
mutuan dikit?Cella memutar matanya jengah. Kalau bukan karena saran rekan-rekan kerjanya ia tidak akan mempertimbangkan Kevin untuk dijadikan bahan percobaan untuk membuka hatinya.
Obrolannya dengan Kevin memang sering mengarah ke masalah hati. Namun Cella merasa perasaan Kevin padanya terlalu cepat dan tidak masuk akal sehingga Cella selalu mengulur dan mengatakan kalau Kevin hanyalah seorang bullshiters yang pernah ia kenal.
Setelah puas scroll chatnya dengan Kevin, Cella pun teringat ia belum membalas direct message Rakha.
Cella membaca ulang pesan yang masuk dari Rakha.
Rakha P. Brawijaya : Cell, lo masih kuliah kan?
Rakha P. Brawijaya : Maksudnya lo lanjut kuliah kan semester depan? Soalnya lo semester ini gak masuk2 dan gue gak pernah liat lo di kampus.
Cella Anastasya : Knp?
Rakha P. Brawijaya : Ya gpp sih, gue cuma mau tau kabar dari temen-temen gue. Apalagi gue kan ketua angkatan masa gatau kabar dari mereka"
Rakha P. Brawijaya : Tapi kalo lo gak mau diganggu yaudah sorry ya Cell...
Cella tertegun, apa dirinya terlalu jahat?
"Ck, gue cuma gak suka diribetin gini, lagian dia gitu kan cuma karena dia ketua angkatan. Kalo bukan juga pasti bakal gak peduli sama gue," ucap Cella kesal karena merasa jawabannya malah membuat Rakha tersinggung.
Cella Anastasya : Semester depan gue kuliah
Rakha P. Brawijaya : Ooh okee Cell, makasih ya udah mau jawab
Cella mengernyitkan alisnya. "Dia emang sebaik ini? Kok lucu ya liat cowok bisa nge chat se polos ini?" Lagi-lagi Cella menatap pesan dari Rakha.
Cella Anastasya : Gue yg bilang makasih ke lo udah
mau ribet nanyain gueRakha P. Brawijaya : Haha gak kok Cell, btw kalo butuh bantuan apa-apa bilang aja ya ke gue
Cella memilih tidak membalas lagi chat Rakha. Ia memutar lagu di playlistnya lalu memakai earphonenya. Lamunannya masih tertuju pada hal yang sama.
"Pa, why you make me like a coldest girl in this world? Kenapa harus gini sih Pa? Gak bisa ya Cella kayak anak-anak yang lain? Cella kurang apa? Pinter? iya nanti Cella bakalan lebih rajin dari yang dulu-dulu deh. Baik? iya, gak akan pernah minta macem-macem walaupun sampe sekarang gak pernah minta apa-apa. Beban banget ya emang kehadiran Cella?"
Cella menatap atap kamarnya di kegelapan. Ditemani sebuah lagu sendu membuat suasana pilu di hati gadis itu semakin berkecamuk. Tanpa disadari air matanya mulai keluar berlinang membasahi pipinya. Cella lagi-lagi menangis, menangis dalam diam di keheningan malam, sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum untuk Kejora (COMPLETED)
General FictionAku layaknya bintang di pagi hari Ada, tapi tak terasa Nyata, tapi tak tergapai Walau setia menemani sang fajar, tetap saja terabaikan Jika hadirku tak mencipta suka, Akankah kepergianku menghadirkan duka?