Met You Again (2)

81 27 1
                                    

"Nih Cell, minum dulu biar tenang." Bagas memberikan minuman hangat lalu memindahkan kursinya ke sebelah Cella.

Cella hanya mengangguk lalu meminumnya.

"Kaki lo gapapa?" tanya Bagas sambil memperhatikan Cella.

"Gapapa," balas Cella sambil tersenyum tipis.

"Udah tenang belum?" tanya Bagas lagi. Matanya tidak menatap yang lain kecuali menatap perempuan yang ada di sebelahnya, Cella.

"Udah kok, santai, Gas. Tadi gue panik aja," ucap Cella sambil menatap minumannya.

"Ck, gak berubah," sahut Bagas sambil menyenderkan punggungnya ke belakang.

"Thanks ya, gue gatau gue bakal gimana kalo gak ketemu lo, Gas." Cella tersenyum tipis sambil memandangi Bagas.

"Lo kok bisa kayak tadi?" tanya Bagas.

Tiba-tiba Cella terdiam, seakan mengingat sesuatu.

"Astaga!! Bentar gue mau nge charge handphone. Minjem charger dong, Gas," panik Cella. Bagas segera memberikannya dan Cella segera mencari tempat charger.

Bagas hanya diam memperhatikan Cella yang sedang menelepon seseorang.

"Hallo?"

"....."

"Sorry ya, lo balik aja. Gue gak kesana lagi."

"...."

"Sorry banget, nanti gue ceritain."

"...."

"Iya, I'm okayBye! Hati-hati lo."

Cella kembali ke tempat duduknya. Sambil memasang senyum tipisnya, "Gimana kabar lo? Udah lama banget kita gak ketemu."

"Baik kok. Lo aja gak pernah ikut reunian, gimana bisa ketemu," ucap Bagas.

"Hmm, gak tertarik reunian gue," balas Cella cepat.

"Lo apa kabar?" tanya Bagas.

"Baik kok, biasa aja. Oh iya, lo abis darimana jam segitu keliaran di jalanan?"

"Keliaran? Justru harusnya gue yang nanya gitu ke lo." Bagas menyentil dahi Cella.

"Aduh, berani banget lo!" Cella mengusap dahinya sambil mengerucutkan bibirnya.

Bagas tersenyum, "Jawab gue kok lo bisa disana sendirian?"

"Gue lagi jalan sama temen gue. Terus kita kepisah, gue gak ketemu dia soalnya gue gak bawa kacamata dan gak bisa nyari di tempat rame. Jadi gue nunggu di tukang jualan gitu. Eeh, muncul deh gerombolan aneh itu," jelas Cella.

"Terus temen lo gimana sekarang?" tanya Bagas sambil tetap menatap Cella.

"Barusan gue ngehubungin dia, panik banget dia. Tapi udah gue suruh pulang kok," jawab Cella.

"Gue bersyukur gue nemuin lo," ucap Bagas.

"Eh?" Cella mengernyit mendengar perkataan Bagas.

"Gue kira kita gak bakal bisa ketemu lagi," lanjut Bagas

"Ck, kita sama-sama di satu kota. Lo tinggal ngajak gue kalo emang mau ketemuan, Gas," balas Cella.

"Gue gak berani ngehubungin lo. Lo kayak mutusin kontak sama anak SMA kita," kekeh Bagas.

"Emang iya," sahut Cella cepat.

"Maaf ya." Bagas memegang tangan Cella.

Cella terdiam. Entah mengapa rasanya ia belum bisa berdamai dengan perasaan luka di masa itu.

"Lo megang-megang gini, single gak? Entar gue dibacok pacar lo nih." Cella tertawa sambil melepas genggaman Bagas di tangannya.

"Gue single," jawab Bagas sambil menggenggam kembali tangan Cella.

"Hah? Lo putus sama Salsa?" tanya Cella cukup terkejut.

Bagas berdeham.

"Kenapa?" Gue kira kalian bakalan lama loh," tanya Cella lagi.

"Gak penting dibahas." Bagas tersenyum sambil mengusap tangan Cella.

"Serem lo ah. Modusnya kayak om-om genit." Cella menarik tangannya.

"Cell?" panggil Bagas.

"Hmm?" Cella berdeham sambil menatap Bagas.

Tidak ada sahutan lagi. Tatapan mata mereka saling terkunci satu sama lain. Di pikiran Cella kini berputar kejadian masa lalunya.

"Gas? Gue jahat gak kalo sampe sekarang gue masih gak bisa ...."

Seakan mengerti arah pembicaraan Cella, Bagas segera memeluk perempuan di sampingnya itu.

"Lo harus tunjukin perasaan lo Cell. Inget setiap manusia pasti punya kelemahan. Gak usah malu kalo lo mau nangis, nangis aja," ucap Bagas.

"Enggak, gue males nangis. Udah lepas ah, modus aja lo!" kekeh Cella.

"Minta lepas tapi lo diem aja tuh?" ledek Bagas sambil menepuk-nepuk punggung Cella.

"Gue mah pasrah orangnya," kekeh Cella.

Mereka berdua pun tertawa karena pembicaraan mereka yang semakin tidak jelas.

Senyum untuk Kejora (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang