Promnight (3)

68 21 1
                                    

Cella mulai memetik gitarnya. Lampu sengaja dibuat agak redup atas permintaan Cella.

Mencoba tuk melupakan
Semua tentang dirimu
Yang selalu menghantui
Setiap langkah, hidupku

Cella memperhatikan teman-temannya satu persatu. Entah mengapa rasanya sedih saat mengingat penyakit yang kini dideritanya.

Semua sesal dalam hati
Karna cinta yang kurasa tak terukur dalamnya
Sampai saat kau pergi

Tak terhitung air mata yang jatuh membasahi
Ku tak mampu menahan sakit ini
Terkhianati cinta yang kujalani

Menyakitkan mengapa semua harus terjadi
Disaat begitu dalam cinta ini
Tak ada jalan untuk kembali

Tak ada jalan untuk kembali

Semua terlihat terbawa suasana sendu karena penampilan Cella. Cella pun tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya karena teringat lagi-lagi ia harus menerima kehilangan, bukan hanya kehilangan teman atau keluarganya. Tapi kini ia akan kehilangan kehidupannya.

"Woahh!! Gila-gila! Dateng-dateng bawa suasana baper kayak gini. Cuma lo Cell!!" teriak Riza sambil bertepuk tangan.

Cella hanya tersenyum tipis sambil mengangguk, "Oke ini lagu kedua, yang tau boleh ikut nyanyi. Sheila on 7 Sebuah kisah klasik. Keep enjoy!" seru Cella.

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi

Bersenang-senanglah
Karena hari ini yang kan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan

Bersenang-senanglah
Karena waktu ini yang kan kita banggakan di hari tua

Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Seisi ruangan tampak ikut bernyanyi, ada pula yang saling memegang pundak satu sama lain membentuk sebuah lingkaran. Rasanya ini benar-benar sebuah acara perpisahan. Mereka enggan melepas namun harus siap melepas.

Bersenang-senanglah
Karna hari ini yang kan kita rindukan
Di hari nanti

Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan

Mungkin diriku masih ingin bersama kalian

Mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian

Cella tak kuasa menahan airmatanya. Rasanya ia menyesal tidak memanfaatkan waktu yang tersedia untuk menikmati hidupnya. Ia benci perpisahan, ia benci rasa kehilangan dan kini ia benci takdir yang memaksa ia harus melepas segalanya.

Gadis itu segera menghapus jejak airmata di wajahnya, lalu bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah perlahan. Namun tiba-tiba bagian perutnya terasa sangat sakit sekali. Cella menunduk sambil memegang perutnya. Ia meringis menahan rasa sakit.

"Ya Allah, jangan sekarang, please," pinta Cella di tengah rasa sakitnya.

Ia terus berjalan untuk kembali ke tempat duduknya. Mungkin minum akan meredakan rasa sakitnya, pikirnya.

Beberapa langkah lagi menuju meja makan, Cella kembali membungkuk sambil memegang perutnya. Sakit kali ini lebih parah dari sebelumnya. Sampai-sampai ia tak dapat menahannya. Cella tak sadarkan diri dan tubuhnya jatuh ke lantai dengan kepala membentur kursi sehingga menimbulkan suara yang keras.

"Cella!!" teriak Firza yang posisinya tidak jauh dari Cella.

Kejadian itu tentu saja menarik semua perhatian teman-temannya. Semua berlari ke arah Cella dan segera membawa tubuh gadis itu menuju rumah sakit.

Senyum untuk Kejora (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang