Sudah empat hari semenjak Cella memutuskan untuk melupakannya, berhenti untuk merutuki dirinya yang bodoh yang dengan sengaja membiarkan orang lain kembali menyakitinya. Tapi tetap saja rasa luka itu masih membekas, terlebih di minggu-minggu ini Cella mempunyai banyak waktu senggang sehingga tidak ada yang bisa menjadi pengalihan di dalam pikirannya. Pikirannya masih terngiang-ngiang akan penuturan orang itu yang sangat memuakkan. Dadanya masih nyeri jika mengingat kejadian itu.
Cella terus menatap atap kamarnya. Matanya memandang lurus ke atas dengan tatapan kosong. Sesakit inikah jatuh hati pada orang yang salah? Ternyata keputusannya kali ini hanya kembali memberi luka pada dirinya sendiri.
Ditemani rintik hujan dan lagu yang ada di playlistnya membuat Cella terkekeh pelan. "Hmm, November rain," gumamnya pelan.
🐾🐾🐾🐾
Disinilah sekarang Cella dan Kevin berada, di salah satu Mall ternama di Jakarta. Kevin terus memperhatikan Cella , namun yang dilihat malah bertindak seperti tidak terjadi apa-apa.
"Lo free kan? Jadi mau selama apapun kita hari ini lo bisa kan?" tanya Cella.
Kevin tersentak, tidak lama ia menggaruk tengkuknya, "Hmm, iya kok free. Kita mau ngapain emang?"
Tangan Cella tiba-tiba terjulur sambil memberikan tiket nonton bioskop. Kevin terkaget karena Cella memang tidak memberitahu apa yang akan mereka lakukan.
"Temenin gue nonton ini," sahut Cella sambil tersenyum dan menarik Kevin agar segera masuk ke pintu teater.
Cella memilih genre komedi. Terlihat Cella sangat menikmati filmnya. Tapi tidak dengan Kevin. Sesekali Kevin melirik Cella yang memang duduk di sebelahnya sedang tertawa keras sambil terus fokus menonton. Tawanya pun menggema bersama penonton lainnya yang tertawa.
Tidak ada kontak fisik maupun sepatah kata yang dilakukan oleh keduanya. Cella fokus pada film dan Kevin fokus pada pikirannya sendiri.
Lampu menyala, orang-orang pun bangkit dari tempat duduknya dan keluar. Cella masih menatap layar bioskop yang kini menampilkan trailer film-film lainnya. Kevin bingung melihat Cella yang tidak juga beranjak dari tempat duduknya.
"Ayo Cell, udah pada keluar," ucap Kevin sembari merapikan bajunya.
"Hmm bentar." Cella membalas tanpa menoleh sedikit pun.
Suasana berubah menjadi awkward karena keduanya sama-sama diam. Kevin memilih memainkan ponselnya.
"Yuk!" seru Cella sambil bangkit dari kursinya.
Ia berjalan di depan sementara Kevin mengikutinya dari belakang.
"Gak buru-buru kan?" tanya Cella sambil tersenyum.
Kevin memasang wajah bingungnya. Sebenarnya Cella memang anak yang periang, apalagi kalau sudah kenal dekat. Jadi tidak aneh kalau melihat Cella sering tersenyum bahkan tertawa.
Tapi kali ini situasinya berbeda. Ada masalah yang terjadi di antara mereka berdua. Cella sempat marah besar bahkan meminta agar Kevin tidak menghubungi dia lagi kecuali masalah penting dalam pekerjaan.
Jelas saja keramahan Cella sekarang membuat Kevin bingung dan merasa tidak enak.
"Free kan?" tanya Cella kembali.
Kevin tersadar dari lamunannya. "Eh, ehm.. I.. Iya kok. Abis ini mau kemana? Ngapain?" balasnya sambil tersenyum kaku.
"Ayo!" Cella tidak menjawab, ia menarik tangan Kevin untuk segera mengikutinya turun lewat tangga eskalator.
Sampailah mereka di salah satu restoran. Cella menyuruh Kevin duduk dan ia memanggil pelayan, tak lupa dengan senyum yang selalu ditampilkan.
"Mas menu yang paling enak disini dong bikin dua ya, soalnya saya males milih-milih," ujar Cella sambil tersenyum.
"Oh, disini kami ada menu andalan steak with teriyaki sauce and egg roll," balas pelayan itu ramah sambil menunjukkan gambar di buku menunya.
"Mau kan?" tanya Cella menatap Kevin.
"Hmm, boleh deh," balasnya sambil terus menunjukkan ekspresi bingungnya.
"Minumnya 1 jus alpukat, 1 air mineral, lo apa?" tanya Cella kembali.
"Ice lemon tea aja," Balas Kevin cepat.
"Oke berarti steak with teriyaki sauce and egg roll nya 2 dan 1 jus alpukat, 1 ice lemon tea, 1 air mineral. Ada tambahan lainnya?" ucap pelayan itu ramah.
"Itu dulu aja mas," balas Cella tak kalah ramah.
"Baik, ditunggu ya." Pelayan itu pergi meninggalkan meja Cella dan Kevin.
Suasana kembali canggung. Cella tidak bersuara. Kevin tampak frustasi melihat keadaan seperti ini.
"Cell, lo kenapa sih? Kok..." Belum selesai Kevin berbicara, pesanan mereka datang dan pelayan kembali tersenyum.
"Pesanannya sudah lengkap ya, kalau butuh apa-apa bisa panggil saya," ucap pelayan itu.
Cella tersenyum dan mengambil jus alpukatnya, "Baik mas, makasih ya."
Sementara Kevin masih menatap Cella, ia ingin melanjutkan perkataannya.
"Cell?" tanya Kevin.
"Kita makan dulu ya, gue laper," ucap Cella sambil tersenyum.
Cella makan dan minum dengan lahap. Kevin yang melihat cara makan Cella seakan percaya dengan perkataan perempuan itu yang mengatakan bahwa dia lapar. Kevin pun menyerah dan mulai memakan makanannya.
Tukk...
Bunyi pisau dan garpu diletakkan asal di atas piring. Kevin melirik ke arah Cella. Kini muka Cella tidak lagi dihiasi oleh senyumnya. Cella pun menatap Kevin. Pandangan mereka bertemu namun tidak ada satu pun yang mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum untuk Kejora (COMPLETED)
General FictionAku layaknya bintang di pagi hari Ada, tapi tak terasa Nyata, tapi tak tergapai Walau setia menemani sang fajar, tetap saja terabaikan Jika hadirku tak mencipta suka, Akankah kepergianku menghadirkan duka?