Hai, Aku Anneth delliecia Nasution, kau bisa panggil aku anneth. Hmm yaa aku siswa kelas 2 SMA di salah satu SMA favorit di Manado. Bersyukur bisa masuk SMA ini, tentu saja aku adalah satu-satunya alumni SMP ku yang bisa masuk SMA ini.
Tapi....
Itu juga yang membuatku harus kerja keras belajar di kelas X. Yaaa ya yah melelahkan tentunya berangkat dari pukul 06.00 karena jarak rumahku sekitar 30 menit lebih dan biasany aku pulang paling cepat pukul 19.00 dengan rentetan pelajaran diotakku hasil dari les.
Aku cukup menjaga sikap klau di sekolah, kenapa ? Ya karena pergaulan di pusat kota tentu beda dengan rumahku yang sudah agak pinggir. Karena itu teman-temanku semua baik kepadaku, karena aku polos dan tulus katanya. Haha bisa saja mereka.
Yaaaa tapi setahun pertama di SMA aku tak punya banyak cerita. Aku terlalu sibuk mengejar pelajaran takut tertinggal prestasi sama anak-anak gaul.Cinta....(?)
Bukannya tak ada tapi aku tidak mau salah fokus, prestasi yng sangat aku jadikan patokan. Aku bahkan ikut squad olimpiade fisika di sekolah walaupun akhirnya aku lebih aktif dengan pramuka.
Sampai akhirnya kenaikan menuju kelas 2 pun tiba aku berhasil menduduki peringkat ke-6 di kelasku. Tapi aku terkejut dan lemas melihat ke papan pengumuman sekolah."Rai, aku masuk XI IPA 7. Padahal aku masuk 10 besar di kelas". Ucapku lemas kepada mirai
"Neth jangan gitu, ini kayanya random deh gue jg peringkat 1 di kelas masuk ipa 2, bukan ipa 1". Mirai berusaha menenangkanku"Tapi kan kelas lo hidden ya karena pembangunan belum jadi, jadi kmu semester 1 dikelas IPA 5 dulu terus semester 2 baru ipa 7". Mirai masih terus menjelaskannya. Sedangkan pikiranku masih tidak tenang.
Well, ternyata benar apa kata Mirai tahun ini pembagian kelas acak tidak berdasarkn peringkat paralel.
Semester pertama di kelas XI berjalan dengan baik dan ternyat kelas sementaraku sangat kompetitif dalam belajar. Makanya aku semakin menjadi budak akademis. Aku dekat dengan Bani, Adit, Marsya dan Aura, tentunya karena mereka temanku di kelas X.
"Neth, si bani suka sana kamu tuh kayanya". Kata marsya serius.
"Jangan ngaco sya. Bani itu FRIEND". balasku sambil mengaitkan kedua tanganku.
"Tuh adit dateng tuh... sana pepet modus" Godaku ke marsya.
"Gausah jealous katanya udah ikhlas adit aku deketin". Balasnya sambil menaikkan alis."Aku tu sobat terbaik tau harusnya buat kamu, aku suka Iqbal kamu ikut suka, aku suka Alde kamu terang-terangan bilang ke aku kamu juga suka. Terakhir Adit kamu embat juga. Kenapa aku masih mau nemenin kamu ya sya ?". ucapku dengan santai
"Neth, kan udah minta maaf. Lagian sama Iqbal kan gagal. Alde malah aku juga ditikung zahra. Doain dong adit berhasil." ucapnya sambil menciumku dan berlalu
Yaaaaah... Marsya dan sederet tikungannya lah yang membuat sedikit ada warna padaku di kelas XI ini. Bukan tidak drama, kamipun sempat perang dingin dan nangis-nangisan setiap dia menikungku.
Tapi entah marsya menipuku dengan mantra apa sehingga aku masih mau jadi sahabatnya. Sialnya walaupun besok adalah hari bagi rapor semester 1 dan setelah ini aku akan masuk IPA 7, aku tetap sekelas lagi dengan marsya.
Tuhan Habiskah stok sahabat untukku (?)...
...
...
....
Readers: ternyata kebijakan WP skrg yg dpt notif cuma yg follow authornya, so lest follow me biar dpt notif update anHai readers maaf ya kalu di part awal masih terkesan sangat biasa dan membosankan. ini perdana aku nulis cerita.
Hope you like guys...
Please vote and coment supaya aku ada suport nulis di part selanjutnya 🙏🙏❤❤
...
Salam : shan💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Teen Fiction"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...