(53) so sorry

1.3K 100 88
                                    

Pagi ini ...

Aku tengah mengamati hasil praktikumku di Lab 1. Sangat beruntung atau sial karena aku, joa, ucha, iden dan navis terkumpul dalam 1 kelompok. Tentu saja kelompok kami selalu menjadi paling seru saat praktikum. Tidak seperti kelompok lain yang tidak jarang saling sensi antar anggotanya, kami selalu santai mengerjakan step by step penuh keceriaan. Praktikum itu pusing dan memakan waktu cukup lama, maka akan lebih pusing lagi kalau kita saling tegang.

"Jadi deven mau ke sini neth ?" heboh ucha mendrngar kabar dariku. Aku hanya mengangguk malas masih menatap erlenmeyer di depanku.

"Bau-baunya ada yang mau balikan nih" godanya menyikut lenganku.

"Apa sih cha, jangan suka ngaco deh. Deven itu cuma mau nepatin janjinya aja buat ke jogja. Sekalian ketemu temen-temennya gitu" jelasku.

"Harus banget mendekati ulang tahun lo neth? Kok gue juga jadi ikut curiga kaya ucha ya ?" tanya joa menimbang-nimbang.

Aku menggedikkan bahuku " Ya kali baru sempet aja jo, gausah mikir aneh-aneh lah. jangan halu, ya gak den" seruku mencari dukungan iden yang sering satu pemikiran denganku.

"Yoi, lo kalo nurutin ucha sama joa mah isi hidupnya halu doang neth. Tapi emang lo gak mau neth kalo misal deven ngajak balik, misal nih?" timpalnya justru terasa menyerangku.

"Tau ah ngapain mikirin yang gak pasti-pasti" jawabku berlalu meneruskan menulis laporan hasil pengamatan.

Aku memang belum menceritakan apapun tentang keadaan baruku yang sekarang sudah menjadi milik kak gazza. Biar nanti mereka tahu dengan sendirinya tanpa harus aku jelaskan.

"Gue duluan ya jo, cha " pamitku berjalan sambil melepas jas praktikku.

"Lo gak bareng gue aja neth?" tawar ucha.

" Nggak gue udah dijemput kak gazza" jawabku. Mereka tahu aku cukup sering pergi bersama kak gazza dkk atau clinton. Mereka tahu kalau mereka semua teman akrab deven yang menular menjadi teman baikku.

"Tiati neth.." seru iden hanya kubalas dengan lambaian tangan dan setengah berlari.

"Haduuuh... Hai" keluhku saat memasuki mobil kak gazza.

"Baru selesai ya ?" tanyanya. Aku mengangguk cepat menampakkan raut lelah padanya.

"Kak mampir beli minum dingin dulu ya, aku dehidrasi" keluhku kehausan.

"Siyap ibu negara" jawabnya mengacak puncakku.

Sesampainya di minimarket kak gazza tidak mengizinkan aku untuk ikut keluar. Ia memaksaku untuk menunggu di mobil saja.

"Nih minumnya, maaf ya lama tadi kasirnya trouble" jelasnya saat aku tengah meneguk minuman dingin darinya.

"Ya ampun 5 menit doang kak" jelasku tak masalah.

"Kamu kan capek neth, kasian aku liat kamu kusut banget gitu. Atau kita gak jadi ke kos kakak aja dulu, buar kamu istirahat" tawarnya.

"Enggak kak, anneth gak apa kok justru anneth butuh refreshing ketemu kalian-kalian yang rame. Tapi nanti anneth mandi sama siap-siap dulu ya. Kakak tunggu aja di teras" jelasku, ia mengangguk pasrah.

"Aku tunggu di mobil aja ya , gak enak masuk gerbang kos cewek" izinnya saat sampai di depan kosku.

"Yakin nunggu di mobil ? Nggak apa kok kak masuk boleh kok di teras" tawarku lagi.

"Nggak apa sayang, udah kamu masuk terus siap-siap gih" jawabnya halus. Aku mengangguk dan segera masuk ke dalam kos.

Setelah selesai menyegarkan kembali badanku dan tengah bersiap-siap di depan cermin, aku kembali teringat perihal rencana deven semalam. Aku harus menceritakannya pada kak gazza, biar bagaimanapun aku sudah menjadi miliknya saat ini. Tidak mungkin aku bersama deven tanpa memberitahunya terlebih dulu. Tapi bagaimana cara aku menyampaikan semua tanpa meninggalkan rasa kecewa padanya?...

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang