(6) Happy Birthday....

1.9K 149 9
                                    

Yang patah tumbuh ???
Yang hilang berganti ???
-------------
Akhir-akhir ini aku mulai disibukkan lagi dengan pramuka, walaupun tidak sampai dispen-dispen pelajaran. Tentu saja dengan ini aku semakin sering bareng sofi karena dia juga juniorku di pramuka.

"Kak, kak deven gimana sih di kelas?" tanya sofi sambil merapikan berkas surat sore itu.
Sofi sangat rajin menanyakan segala tentang deven saat bersamaku.

"Gimana apanya ya lo tau deven lah selalu serius belajar" jawabku sekenanya. Belakangan ini karena tugas dari sofi aku jadi sering berhubungan dengan deven. Demi kesuksesan mak comblang walaupun sekedar menggodanya tentang sofi.

"Tapi kayanya aku nyerah deh kak sama kak deven. Banyak banget yang suka sama dia. Lagian kayaknya dia nggak suka aku" ucapnya lesu.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku tidak percaya, mana mungkin sofi yang se-ambisi itu tiba-tiba menyerah.

"Sinting!. Kenapa si aneh deh orang gue udah susah-susah tiap hari bantuin. Gue fos kalo bukan karena lo gak mungkin mau ngobrol-ngobrol sama deven" jawabku lantang sedikit kesal

"Yaaa kan udah usaha kak, tapi kayanya sejauh ini nihil. Tiap aku chat aja nggak dibales kak" Suara sofi terdengar pasrah.

"Nggak mungkin fos, deven tu cepet respon chatnya. Masa si ga bales chat lo?" selidikku tidak percaya. Selama ini deven dan aku sering chat walaupun isinya semua tentang usahaku mendekatkannya dengan sofi, tapi deven selalu membalas cepat.

"Kan kak, kayanya bener deh kata bayu, deven sukanya sama kamu kak" ucapnya menyedihkan.

*bayu adalah teman sekelas sofi, ia juga anak pramuka. Menurut sofi, bayu pernah tidak sengaja melihatku sedang chat dengan deven, dan membaca balasan chat dari deven*

"Nggak mungkin fos orang chat gue isinya tentang lo semua kok, sabar belum aja mungkin". Aku meyakinkan sofi karena memang tidak mungkin deven menyukaiku.

Kalaupun deven tidak menyukai sofi pasti bukan karena aku kan ? Masih ada putri yang dekat dengannya dari kelas X, ada chilla anak IPA 1 yang mengejarnya tanpa rasa malu.
..............
Hari itu aldi tampak lebih ceria setelah sebelumnya ia bagaikan mayat hidup.

"Oy gembeeeell!!!" sapanya semangat.
Aku lega melihatnya seperti ini "oyt kemana aja woy, udah balik nyawa lo?" ejekku padanya.
"Yaaa begitulah kekuatan cinta, salsya udah nggak marah sama gue, sama lo juga. Jadi kita bebas" jelasnya dengan sangat senang.

Aku tersenyum antara getir atau bahagia. "Bebas? Maksud lo?" aku masih belum paham.

"Bebas sayang-sayangan" jawabnya asal sambil tertawa.

"Gila lo. Nggak gak, gue nggak mau berurusan kaya kemarin lagi" teriakku.

Aldi menertawaiku puas "becanda neth elah takut amat si lo" Kelakarnya kemudian mengecup kepalaku dan berlalu ke bangkunya.

Aku masih terpaku dengan tingkah aldi, sampai-sampai hari ini aku merasa lesu. Pada saat istirahat ke-2 aku hanya tertidur di mejaku, tiba-tiba kurasakan sesuatu menyentuh keningku.

"Dev.. deven" aku membuka mataku tak percaya.

"Kamu sakit?" tanyanya sambil mengambil tempat duduk sampingku. Aku baru saja ingin bangun dari posisiku, tapi deven menahan kepalaku.

Deven mendekatkan wajahnya ke arahku yang masih lesu "Nanti jangan panitiaan dulu ya, langsung pulang aja sama icha" pintanya lembut sambil meninggalkan sekotak susu di mejaku sebelum pergi.

"Neth, lo ada apa sama deven?" tanya lifia dan sahabatku lain penuh semangat.

"Nggak ada, gue juga nggak tau deven kenapa" Jelasku yang juga bingung.

Tapi aku melihat mata yang melihatku dengan tidak suka. Ya, britney dan teman-temannya sudah pasti yang mendukung deven-putri merasa terganggu dengan keakraban antara aku dan deven. Mereka tidak tau aku akrab dengan deven karena sofi.

Pulang sekolah akupun izin ke elza untuk tidak kumpul panitia pramuka. Sebelum aku pulang dengan icha , aku melihat aldi, salsya dan deven berjalan ke ruang XI IA 2. "Mungkin mereka mau belajar bersama" batinku.

Satu minggu berlalu setelah drama susu kotak yang membuatku bingung, aku juga masih belum tau bagaimana perkembangan deven-sofi. Akupun tidak sempat membalas pesan-pesan deven karena sibuk dengan urusan pramuka dan rencana memberi suprise untuk elza dan rosa.

Meskipun sebagai mak comblang, tapi aku tidak pernah mengetahui bagaimana komunikasi antara deven-sofi. Menurutku chat itu area pribadi yang tidak boleh aku masuki.

Hari ini ulang tahun elza dan rosa. Seperti rencana aku, sofi, mirai, ulfa, nonik, marsya akan merayakan di kos anton bersama wisnu, erik dan deven . Mereka adalah teman akrabku di kelas X, sebagian besar dari mereka juga teman deven di olimpiade.

Setelah memberi kejutan pada elza dan rosa, suasana berubah menjadi rusuh dengan perang tepung dan telur yang dimulai wisnu. Acara semakin rusuh karena bukan hanya rosa dan elza yang menjadi bulan-bulanan. Tapi juga semua anak perempuan. Aku berhasil lolos saat erik mengejarku, tapi sial aku berhenti tepat di depan deven yang membawa sekantong tepung.

"Dev, ampun dev jangan nanti gue pulangnya gimana rumah gue jauh" ucapku memohon padanya.

"Sekali aja dari aku, ini cuma tepung neth, setelah ini aku lindungi kamu dari serangan siapapun" Pintanya tak kalah memohon. Aku tidak tahu saat itu deven serius atau bercanda, tapi aku dengan mudahnya percaya dengannya.

Byuuuuurrrr.... kepala dan bajuku sudah putih semua, bahkan sebagian tepung mengenai deven juga.

"Kejaaarrrrr" Teriak wisnu dan marsya mengarah ke kami.

Deven dengan cepat membuka zipper jaketnya dan menarikku mendekat ke badannya untuk berlindung. Deven mencondongkan badannya , tangannya sibuk menutup  kepala dan bahuku supaya tidak terkena lemparan telur dan tepung dari mereka. Badan deven berputar-putar menutupiku dan menarik tanganku untuk berpegang di badannya.
Ya posisi seperti ini persis aku memeluknya.

"Dev kamu sampai kotor banget" ucapku mengelap keningnya yang terkena telur. Tanpa aku sadar ini pertama kalinya aku memanggilnya 'kamu'.

"Nggak apa neth, tapi kamu masih kena ya?" tanya deven mengusap pundakku yang terkena telur.
"Sakit?" Lanjutnya sambil membersihkan sisa tepung di kepalaku.

Aku menggeleng dan tersenyum padanya. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu sampai aku lupa disitu juga ada sofi. Sofi pasti sakit melihatku dan deven seperti tadi.

_________
Deven:
"Neth, kamu nggakpapa?"

Aku membacanya sambil tersenyum entahlah tidak biasanya aku tersenyum karena pesan dari deven.

to deven:
"Nggak kok, makasih ya tadi 😀"

Aku merebahkan badanku di tempat tidurku. Wajah deven yang tertawa melindungiku dari serangan mereka tadi masih terbayang di otakku. Teringat bagaimana aku memeluknya, ternyata senyumku mengembang dengan sendirinya saat itu....

"Thanks dev" batinku sambil memejamkan mata.
....
.........
Anneth mulai welcome sama deven nih , terus gimana dengan tugas anneth sebagai mak comblang?
....
Apa bener anneth sudah move-on dari aldi ? Hmmmm
.....
JANGAN LUPA VOTE  AND COMENT , YAAA 😊
....
HAPPY READING ❤

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang