(17) Deven...!!

1.9K 125 25
                                    

Sore itu aku berusaha memberi ruang otakku untuk relax dengan menonton tv di ruang tengah. Tanganku sibuk mengompres mataku yang bengkak karena menangisi deven.
"Siapa sih nelpon terus daritadi" kesalku mengutuki nomor tak dikenal yang tidak putus asa menelponku.

"Hallo... selamat sore" sapaku memendam kesal.

"Hallo ini anneth? Ini tante mamanya deven" tegas ibu itu di ditelfon.

"Ehhmmm... iya tante maaf ada apa tante?" tanyaku dengan nyali ciut.
Aku takut mama deven marah atau menyalahkanku atas kegagalan anak bungsu kesayangannya itu.

"Anneth tante bisa ketemu anneth besok? Tapi anneth yang ke rumah, bisa ?" tanyanya.

Suara sangat tegas itu masih terdengar sama ketika menyuruhku nyaliku semakin tipis menjawabnya.
"ii..iyaa tante besok anneth temui ke rumah" suaraku terbata-bata.

"Ya sudah tante tunggu besok ya, terimakasih" Ibu itu menutup telfonnya tanpa menungguku mengucap sama-sama.

Aku mulai gelisah atas permintaan serius dari mamanya deven. Pikiranku menerawang jauh sampai yang takut dimarahi takut sesuatu terjadi pada deven. Tapi ada satu pikiran yang paling urgent bagaimana aku ke rumah deven, aku saja belum pernah tau rumahnya?.

Aku dengan sigap mengambil HP ku mencari kontak sambil menimang siapa yang bisa mengantarku ke sana.
"Aldi ? Oh tidak bisa berabe kalo deven malah jadi emosi".
"Gogo? Ah tapi tu onde-onde tidak cocok ikut dalam situasi serius".
"William? Nah sepertinya willy paling mendingan".

Aku segera membuka room-chat dengan willy.
Anda:
Wil, besok ada acara gak ? Temenin gue sih, urgent.

Willy-ayan:
Kosong mpok, kemane? Jam?

Anda:
Rumah deven diauruh mamanya. Pagi.

Willy-ayan:
Ciye mau ngelamar?Jam?

Anda:
Pagi willy..

Willy-ayan:
Angka.!!

Anda:
P491...!!!

Willy-ayan:
V4n9k3 L0 butjin 4l4y..!!!

Anda:
Jam 9. Lo jemput gue. On time!

Willy-ayan:
514p m4jik4n..!!!

Aku sedikit tertawa karena chat willy yang receh, willy memang selalu bisa diandalkan di segala situasi. I always need you willy.

* * * *
Pagi itu aku sudah siap menanti willy menjemputku. Aku berdandan sopan dan rapi setidaknya supaya mama deven tidak illfeel padaku.

"Lama betul woy.. Telat lo" Omelku langsung menaiki motor william.

"Kesiangan neth, lagian ngapain sih ke rumah deven?" tanyanya santai.

"Mamanya kemarin telfon nyuruh gue kesana. Sepertinya ada hubungannya sama deven yang gagal SBMPTN" jujurku.

"Terus lo ngapain ngajak gue?" wajah polosnya sedikut menoleh ke arahku.

"Kan gue gatau rumah deven nyettt... Eh btw congrats ya will SBM nya" Aku memberi toyoran ke helmnya dan menunjukkan cengiran jail.

"Sakit begok.. eh neth gue di solo, lo di jogja bisalah kita sering berkunjung nantinya" Ia mengangkat tangannya kebelakang mengajak tos.

"Siap anak kandang" Jawabku meledeknya yang akan jadi anak peternakan.

Sesampainya di rumah deven, aku gugup menuruni motor willy. Aku berjalan dibelakang willy untuk berlindung.

Tok...tok...tok...
Willy mengetuk pintu rumah bercat orange itu.
Tidak lama kemudian seorang wanita berambut pendek memakai kaos putih dan celana selutut membuka pintu. Aku langsung tau itu adalah mamanya deven terlihat dari wajahnya menunjukkan usia sekitar 50th.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang