(27) Berbalik

1.5K 129 14
                                    

Selamat pagi hari yang penat....

Fiuuuh.... Keluhan itulah yang keluar untuk rutinitas hari ini. Jadwal kuliah yang full, mata kuliah yang rumit, praktikum sampai sore. Sabar neth sabar ....

"Hai guys" sapaku saat memasuki kelas berkode 5303.

"Hemat-hemat energi neth, hari ini hari penuh azab" sahut charisa.

"Setidaknya nggak ada kuis lah ya" timpal joa mengelus dadanya.

"Nggak kuis tapi semua ada tugas mah sama ae" teriak si friden.

"Neth, tugas organik lo udah?" tanya charisa.

"Udah, lembur gue, ya tp gatau sih perfect nggaknya" jawabku mengambil kursi kosong ditengah antara ucha dan joa.

"Ah sa bodo neth perfect nggaknya mah, yang penting wujudnya ada dulu. Bagi dong" charisa merayuku dengan cengiran kuda.

"Aih juleha... kebiasaan lo ini" aku mencibirnya, namun tetap memberikan lembar tugasku.

"Den, makan apa kita nanti" celetukku mencandai friden dibelakangku.

"Gile lo neth, mulai ae belom makan ae yanng ada di otak" sela navis memprotesku. Aku hanya menyebikkan bibirku ke arahnya.

"Asli neth, gue juga nggak musingin jadwal kuliah hari ini. Gue mah lebih berat mikirin makan mana nanti ya?" jawab friden santai kemudian memberi tos ke arahku.

"Ucha, anneth, navis plus iden. Lengkap memang anggota srimulat ini" keluh joa mencibir kami.

Diantara kami, joa memang yang paling pendiam, aku, ucha dan iden yang paling upnormal , kalau hana dan oryn mereka conditional warasnya.

Setengah kepadatan rutinitas hari ini sudah terjalani, sekarang kami bertujuh sedang menyantap makan siang di tempat pilihan friden. Warung makan mbok pur.

"Neth, bagi longsay-nya dong" pinta ucha sambil mengunyah gado-gado.

"Longsay? Apaan?" tanyaku. Bukan hanya aku yang tak paham maksud ucha, mereka juga menatap bingung.

"Longsay, lontong sayur" jawabnya terkekeh.

"Kampret lo. Susah emang temenan sama alayers" friden menjitak kepala charisa. Kami masih terkekeh dengan tingkah ucha.

"Cha cha kurang-kurangin lah" ucap oryn menyelesaikan tawanya.

"Biar apa ryn?" sahutku dengan nada mengkode.

"Biar nggak jomblo teros" celetuk navis. Raut muka ucha langsung berubah menyerang navis. Untung saja ada mereka yang satu frekuensi denganku, jadi kepenatan hari ini akan sedikit terminimalisir.

Aku merogoh tasku mencari ponsel, aku hampir lupa setengah hari ini aku belum ada memberi ataupun menanyakan kabar deven.

To: deven❤
Dev, masih dikampus ? Jangan telat makan siangnya. Semangat

Setahuku menurut jadwal kuliahnya, hari ini deven juga ada jadwal. Mungkin ia belum jeda makanya belum memberiku kabar.

From: deven❤
Aku nggak ngampus, badanku panas. Tp td malem aku minum tolak angin sm madu kok. Kamu dmna sayang?

Deven sakit?
Ternyata benar diagnosaku semalam badan deven sedikit panas. Itulah sebabnya aku berpesan agar ia minum obat dan madu.

To: deven❤
Sayang sekarang minta anter kak aan ke dokter ya. Aku lg di kampus, nanti kl udah pulang aku ke kosmu.

From: deven❤
Udah tadi dianter kak rifan. Kata dokter gejala tifus. Tp msh gejala kok. Iya siap sayang 😘

Aku menutup ponselku menahan cemas dan kembali ke obrolan mereka.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang