Tiga minggu berlalu...
Bandung pagi hari selalu menyuguhkan oksigen segar untuk penghuninya. Aktivitasku di kampus juga akan segera dimulai kembali. Aku sudah sampai di kota kembang ini sejak tiga hari lalu untuk mempersiapkan kuliah di semester baruku.
"Sayang ini aku udah di jalan kamu tunggu depan ya" ucapku meneleponnya sebentar. Setelah penjelasan yang cukup telaten dan sabar mengenai pertemuanku dengan anneth waktu reuni. Akhirnya dapat diterima dan dimaafkan oleh Anna. Dan aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan membuat Anna kembali merasakan panasnya rasa cemburu. Lagi pula masalahku pada anneth sudah benar-benar tuntas.
"Hai sayang..." sapa Anna saat membuka pintu mobilku.
"Hai... Semangat sekali nona Anna pagi ini" balasku.
"Iya dong ini kan liburan terakhir sebelum mulai kerja rodi kuliah. Sayang sudah kasih tau raja sama ardhan kita on the way jemput mereka?" tanyanya. Aku menggeleng dan tetap fokus pada kemudiku.
"Belum sayang gak sempet, kamu aja chat mereka ya" pesanku diiyakan langsung olehnya. Anna meraih ponselku di dashboard untuk menghubungi mereka dan fokus mengetik.
"Sayang ..." panggilnya membuatku menoleh.
"Ada pesan dari anneth" ucapnya. Aku menatapnya bingung dan khawatir jangan sampai Anna marah disaat moment liburan.
"Jangan mulai deh , kan udah aku jelasin kemarin" kuusap rambut lurusnya lembut.
"Serius aku gak bohong" timpalnya menampakkan raut seriusnya.
"Pesan apa katanya, coba kamu buka" pesanku. Mulai saat ini tidak ada lagi rahasia antara aku dan Anna. Rahasia yang disembunyi-sembunyikan hanya akan menjadi masalah di hubunganku nantinya. Aku tidak mau kehilangan perempuan ini, aku sudah menyayanginya dengan sangat.
"Nih, baca deh" perintahnya bersandar pada bahuku memegangi ponselku menampilkan pesan dari anneth.
From : Anneth
Dev, tempat kamu biasa beli tiket pesawat offline dimana? Bisa ksh tau alamatnya, urgent. Thanks.Mungkin anneth ingin kembali ke Jogja mendadak. Karena biasanya ia membeli tiket pesawat secara online melalui aplikasi. Aku memang beberapa kali membeli tiket pesawat di counter offline tentu karena mendadak juga dan untungnya counter itu milik teman papa.
"Balas apa sayang ?" tanya Anna.
"Gak usah dibales sayang" jawabku ringan.
"Tapi sepertinya ini urgent banget dev" timpalnya. Aku tahu itu, anneth memang bukan tipe perempuan yang menggunakan modus-modus untuk berkomunikasi. Tapi aku tidak mau niat dan tekadku goyah hanya karena satu pesan singkat. Tekatku sudah kuat, lembar ceritaku dengan anneth yang begitu indah bagi orang-orang sudah kututup rapat tanpa celah terbuka. Sudah ku kunci kuat-kuat dan kubuang jauh kunci pembukanya. Bagiku semua sudah cukup, anneth cukup masalalu. Masa kini dan masa depanku yang harus lebih ku jaga, Anna.
"Itu kan chat udah tadi, pasti udah dapet tempatnya. Udahlah aku gak mau ini justru jadi bahan kita ribut, please" tuturku, akhirnya Anna mengalah dan kembali bermuara pada bahuku.
Bukan aku menjahati anneth, tapi ku rasa sudah cukup lama kehidupanku terbayangi masalalu. Ku rasa begitu pula anneth, pasti ia sudah lelah dan muak terbayangi olehku. Jadi sekaranglah saatnya aku dan anneth benar-benar bernafas dan hidup tanpa bayangan satu sama lain.
Tiiin... Tiiin...
Lima belas menit berikutnya, sampai juga aku di depan kos dinda. Raja, dinda, Ardhan dan Ashylla sudah siap segera menuju mobilku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Teen Fiction"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...