(62) two sides

1.2K 137 66
                                    

Sore hari di Kota Bakpia,

Waktu menunjukkan pukul 16.30 saat aku melirik jam yang melingkar di tanganku. Sore ini aku memenuhi permintaan kak gazza untuk menuju ke kosnya. Sebenarnya kami tadi sempat lama berdebat terlebih dulu. Apalagi kalau bukan karena tekatnya untuk menjemputku. Sedangkan aku kali ini memenangkan prinsipku, tidak enak dan kasihan selalu merepotkannya. Esok, kak gazza akan dihakimi mengenai study nya selama ini. So, sesuai apa yang dikatakan minggu lalu, hari ini mama dan adiknya mengunjunginya di Jogja. Maka dari itu aku diminta untuk ke kosnya sore ini.

Sekitar tiga puluh menit akhirnya taksi yang ku tumpangi sampai di depan gerbang kosnya, Kos madam kami menyebutnya. Coba kalau tadi ia ngotot untuk menjemputku , pasti sekarang kami baru berangkat dari kosku.

"Ciyee yang mau ketemu calon mertua, jantung geser gak tuh gara-gara deg-degan" Sapa kak rifan yang tengah menyapu teras depan.

"Apa sih kak udah nyapu aja situ, gue masuk dulu ya kak" kataku masuk ke dalam kos. Kak rifan tertawa dan mengangkat jempolnya sebagai jawaban.

Tok... Tok...

Aku mengelus dadaku beberapa kali untuk sekedar mengetuk pintu kamarnya. Padahal biasanya aku akan langsung nyelonong tanpa mengetuk sebelumnya.

Ceklek....

"Sore..." salamku pada perempuan manis berkaca mata. Kira-kira usianya tak beda jauh denganku.

"Kak anneth ya ?" balasnya tersenyum ramah. Senyuman yang mirip dengan lengkungan senyum pacarku. Aku mengangguk mengiyakan pertanyaannya.

"Maira.." ia mengulur tangan mengajakku bersalaman.

"Iya , anneth" balasku menyalaminya.

"Uuuuu akhirnya bisa ketemu kakak" tiba-tiba ia memelukku rapat, aku dapat merasakan kegembiraan yang ia tunjukkan.

"Maaaaa... Kak anneth dateng nih" teriaknya setelah melepas pelukannya padaku. Ia menggandengku masuk ke kamar yang sudah biasa aku singgahi ini.

Seorang wanita tergopoh berjalan cepat ke arahku. Aku yakin ini mamanya.

"Yaampun ternyata selama ini gazza bohong sama mama" ucapnya mendekatiku. Aku hanya menyuguhkan senyum walaupun dalam hati kebingungan.

"Katanya yang namanya anneth itu cantik" lanjutnya tepat di hadapanku.

Deg....
Nyaliku menciut merasa amat sangat minder dengan ucapan ibu ini.

"Ini mah bukan cantik, tapi cantik banget. Apa kabar sayang" ibu itu kemudian memeluk dan menciumiku. Lututku masih terasa lemas karena shock terapi melalui ucapan beliau tadi.

"Baik tante, tante gimana ?" balasku berusaha tersenyum santai.

"Panggil mama aja sayang, mama juga baik, sini duduk nak. Maaf ya kamar bujang biasa agak berantakan" ucap tante menggiringku duduk di sofa yang sudah amat sering ku pakai menonton disini.

"Maaf ya tante anneth kadang yang bikin berantakan" ucapku dalam hati.

"Maira masih sekolah atau udah kuliah juga" tanyaku pada adik kak gazza.

"Masih kelas tiga SMA kak, sebentar lagi kuliah. Kak anneth semester berapa" balasnya padaku.

"Ini sudah masuk semester enam. Tante eh ma, kak gazza nya kemana ya?" jawabku dan bertanya lembut. Pasalnya sejak kedatanganku aku belum melihat batang hidungnya.

"Gazza lagi keluar sebentar tadi ke mini market katanya. Ini diminum dulu sambil nunggu gazza" beliau meletakkan secangkir teh yang baru dibuat.

"Terimakasih ma, jangan repot-repot" jawabku sungkan.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang