(42) sweet tears

1.1K 109 50
                                    

Aduuuuhhh....

Aku sedang meregangkan tubuhku setelah perjalanan yang cukup lumayan melelahkan hari ini. Tangkuban perahu dan floating market cukup membuatku bahagia dan remuk sekaligus.

Sesuai janji malam ini aku diajak nongkrong bareng teman-teman deven. Ntah teman organisasi atau teman jurusannya, deven tidak menjelaskannya padaku. Aku sedikit memoles wajahku tipis-tipis, karena kalau kelihatan mencolok tentu deven akan memaksaku menghapusnya nanti dan extra omelannya yang panjang. Deven tidak begitu suka kalau aku terlihat dandan hanya untuk keseharian atau acara biasa. Menurutnya itu menutupi aura alami pemberian tuhan padaku. Terserah dia saja daripada nanti diceramahi...

"Hai..." sapaku saat baru masuk ke dalam mobilnya.

"Udah siap nggak ada yang ketinggalan?" tanyanya memastikan.
Aku mengangguk sigap dan yakin.

Aku sedang tidak ingin banyak bicara untuk sekarang. Kalau boleh jujur sebenarnya aku lelah dan setengah mengantuk. Tapi aku tidak enak menolak ajakan dari deven.

"Kamu ngantuk ya ?" selidiknya mendapatiku memejam beberapa saat.

"Ehmmm enggak , aku meresapi lagunya aja" aku mengeles menggumam mengikuti lagu. Untung saja deven mengangguk percaya.

"Dev, besok kita kemana?" aku menghadap ke arahnya.

"Kamu bukannya mau beli oleh-oleh besok? Kereta kamu malem kan ? Kita jalan tapi sampai jam 12 aja, sisanya kamu istirahat" jelasnya.

"Iya jam 8 malam. Tapi besok kita jalan sama lifia juga ya, masa aku tidur di tempatnya tapi gak sempat main dengannya" pintaku.

"Hmmm yasudah besok ajak lifia juga. Ajak eric sama tama sekalian biar dia nggak merasa nyamuk" sarannya. Akupun menyetujui.

Deven membelokkan mobilnya ke arah cafe dan memarkir dengan tepat. Demikian aku segera turun dari mobilnya.

"Kita nongkrong sama siapa sih?" aku baru menanyakannya saat deven menghampiriku.

"Anak-anak organisasi, orang manado semua kok, mereka sebagian panitia acara kemarin itu" jawabnya.

Tunggu, kalau begitu tentu ada Ashylla di dalam ? Aku ingin melihatnya langsung, tapi aku juga takut kesal nantinya.

"Ehmmm berarti ada ..." aku ragu meneruskan kalimatku.

"Ada apa ?" tanyanya mengernyit.
"Ashylla ?" lanjutnya. Aku mengangguk pelan tertunduk.

"Aku nggak tau dia ikut atau nggak. Justru kamu bisa ketemu langsung kan supaya nggak selip paham lagi" ia meraih pundakku mengajak masuk cafe.

Sesampainya di dalam sudah ada beberapa teman deven tampak seru mengobrol. Aku berjalan di sisi kanan deven. Aku sengaja tidak menggandeng atau menggemggam tangannya. Takut terlihat posesif di depan mereka.

"Woooy...." seru deven melakukan tos dengan mereka. Aku hanya mematung melihatnya, kemudian deven mengkodeku untuk bersalaman dengan mereka. Akupun mengulur tangan dengan ramah dan menyusul duduk di samping deven.

"Gebetan baru nih bro?" canda salah sorang cowok disana.

Belum sempat deven menjawab , teman lainnya sudah menimpali.
"Sama ashylla belum dijadiin juga udah tambah target aja, hard player memang".

"Apasih lo orang, yang lain mana ?" sahutnya. Aku sedikit kecewa atas respon deven, mengapa tidak mengenalkanku bahwa aku pacarnya.

"Yang lain apa ashylla nih yang dicari?" sahut teman perempuan di ujung. Aku tidak mengenali nama mereka, tadi aku sekadar bersalaman tanpa menyebutkan nama. Aku mulai terganggu mendengar nama Ashylla berulang-ulang.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang