Monday is monster-day sepertinya tepat untuk hari ini. Setelah 1 minggu full dispen hari ini aku mulai masuk kelas lagi.
Aku hanya melongo memperhatikan tulisan Pak Lakon di papan tulis. Kosong benar-benar otakku kopong.
"Bapak ini bahas apa sih ya tuhan" jengahku dalam hati.Siang ini aku bahkan memutuskan untuk tidak istirahat karena menyalin catatan nashwa.
"Dev, pulang sekolah ada acara?" aku membalikan badan menatap deven yang sedang menyantap bekalnya.
"Enggak, kenapa?" Nadanya sangat datar. Aku saja sampai kesal mendengarnya.
"Ajarin fisika ini ya, aku nggak ngerti sama sekali. Bapaknya susah beda sama Bu dina".
"Iya. Makanya jangan dispen terus" sahutnya cenderung ketus.
Sejak tadi deven memang sangat cuek kepadaku bahkan lebih cuek daripada sebelum pacaran. Apa ini cara deven menyembunyikan hubungan kami?
..........Waktu pulang sekolah tiba, aku dan deven memutuskan untuk belajar bersama di kelas. Kami tidak berdua, ada aldi yang sedang menunggu salsya.
"Gue disini ya, nggak apa kan mbel? Nungguin salsya latian tari nih" ucap aldi mendekat ke arah kami.
"Eh iya nggak apa kok, sekalian ajarin gue juga al" jawabku ringan.
Deven menuliskan rumus dan 2 soal dibawahnya. "Nih kerjain". Perintahnya. Sungguh aku tidak suka nada bicaranya.
Aku mencoba menuliskan jawaban, tapi deven belum menjelaskan apapun padaku bagaimana bisa aku jawab?
"Aku nggak tau. Jelasin dulu kaya kamu ngajarin yang lain gitu"."Itu tinggal cari omega-nya, makanya masuk jangan dispen terus" Aku bisa mendengar nada yang hampir marah itu.
Ntah kenapa aku meruntuh lemah, air mataku sudah ancang-ancang untuk jatuh mendengar sentakan itu. Aku hanya menunduk diantara lipatan tanganku. Air mataku sudah turun seketika.
"Neth...." panggil aldi pelan mendengar isakanku.
"Dev anneth nangis dev" bisiknya pada deven.Aku mengangkat wajahku dan merapikan bukuku ke dalam tas. Kulihat deven hanya diam tanpa tindakan.
"Gue duluan al, makasih dev" pamitku parau. Aku memilih pulang.
___________
Malam itu aku bekerja keras berkutat dengan catatan-catatanku. Aku tidak mau tertinggal materi.Drrrrttt.... HP ku bergetar.
From Deven:
Udah bisa belum fisikanya neth?Aku mengabaikannya, hatiku masih sesak mengingat sikapnya hari ini.
Drrrrrttt....drrrrrttt...drrrrt
HP ku bergetar panjang, terpampang nama deven menelponku. Egoku masih berat menahanku untuk mengangkatnya. Ya aku tetap mengabaikannya."Cha, kamu pernah pacaran diam-diam ? Emmm backstreet gitu?" tanyaku pada icha di bangku belakang.
"Pernah neth, nggak enak sumpah" jawabnya.
Aku mengangguk melajukan motorku sampai sekolah.
"Sepi banget , kepagian gue" omelku dalam hati.
"Neth, udah bisa yang kemarin?" tanya deven ketika aku melangkah ke bangkuku.
Kelas masih sangat sepi, hanya ada kami berdua.
"Sayang kamu masih marah?" tanyanya melembut dari belakangku.Aku tidak bergeming sama sekali. "Kamu itu cerdas, pasti bisa menalar daripada yang lain, makanya aku nggak mau jelasin panjang kaya ke yang lain neth" jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin Lusa
Ficção Adolescente"Semua memang akan ada masanya". Ya seperti itulah yang biasa orang-orang ucapkan. Aku hanya bisa menarik satu sudut bibirku dengan sedikit menyipitkan mata dan nafas yang dalam ketik mendengarnya. "Berhenti bukan artinya pergi Sakit bukan berarti h...