(41) our energy

1.1K 109 23
                                    

Tak sulit mendapatkanmu
Karena sejak lama kaupun mengincarku....

Gumam deven mengikuti alunan lagu dari Tulus sambil tetap fokus ke jalanan pagi ini, namun sesekali melirikku.

"Ge-Er sekali ya anda" tukasku sambil tertawa.

"Apa sih sayang, aku suka lagu ini" sahutnya tersenyum padaku.

"Lagunya Tulus emang semua asik dev" aku menimpalinya.

"Bukan. Karena lagu ini antara aku kamu banget" Ia menatapku lekat, lengkap dengan lengkung senyumnya.

"Kamu merasa aku mencintaimu apa adanya?" tanyaku.

Deven mengangguk mantap "Aku merasa kamu sangat mencintaiku. Apa bagimu mencintaiku saja cukup ?" balasnya.

"Tentu saja tidak" aku menggeleng mantap. Deven langsung merubah mimik wajahnya saat itu.

"Aku juga butuh kau cintai" balasku dengan senyum.

"Of course. Sejauh ini baru 3 wanita yang aku cintai neth. Mama, kak jessy dan kamu. Tapi maaf sepertinya aku tidak bisa stop dengan 3 wanita" ucapnya serius.

"Maksudmu ? Kau berniat jatuh cinta lagi?" sahutku heran, lagi-lagi deven mengangguk cepat.

"Tentu saja. Tentu aku pasti bakal jatuh cinta lagi mungkin pada 1 atau 2 perempuan lagi" jawabnya.

Aku melongo, mematung dan merasa sesak bernafas mendengarnya.

"Pada anak perempuan kita nanti" bisiknya lalu mencium keningku.

Hatiku seketika menghangat mendengar ucapannya, sampai-sampai aku belum bisa berkata apapun. Hanya memeluknya, itulah yang mampu kulakukan sekarang.

Baiklah aku ceritakan. Aku dan deven sudah beranjak dari kos lifia sejak pukul 08.00 tadi. Kata deven kami akan pergi ke daerah Lembang , ke tangkuban perahu. Aku hanya menuruti saja rencananya, termasuk bangun sepagi tadi untuk menghindari siraman rohaninya kalau kesiangan. Kata deven saat weekend maka jalanan ke arah Lembang akan cukup macet. Maka dari itu ia memilih berangkat lebih awal.

"Dev, tangkuban perahu bukannya gunung ?" tanyaku sambil mengunyah cemilan yang dibeli deven.

"Ya menurutmu tangkuban perahu itu apa ? Kolam renang?" sahutnya.

"Berarti kita nanti ndaki gunung dong? Astaga dev aku pake sendal ginian lho, yang bener aja dev" keluhku menunjukkan hak 3cm pada sandalku.

"Yang kamu bayangin dari tangkuban  perahu tu kaya apa sih neth?" deven melirik ke arahku.

"Ya gunung kan ? Ya semacam merbabu, merapi gitu kan ? Dev kamu yakin kita ndaki tanpa bawa dome ? Kita bolak balik? Ya ampun engap dev" rengekku menarik kecil lengannya.

"Astagaaa anneth delliecia pikiranmu.... Kamu keracunan jadi anak gunung kaya friden, kak gazza sama kak rifan nih. Ya ampun aku nggak nyangka pikiranmu tentang tangkuban perahu semacam merbabu" ucap deven gemas dan tertawa geli.

"Ya terus emang seperti apa ?" tanyaku lagi.

"Nanti aja kamu lihat langsung ya. Sekarang biar gini dulu, biar kamu penasaran dulu" katanya mengacak rambutku membuatku semakin kesal.

"Dev..." panggilku setelah cukup lama kami saling diam.

"Hmmm apa sayang?" jawabnya manis.

"Memang kamu ingin punya anak berapa nantinya?" tanyaku hanya iseng saja karena sudah tidak punya topik. Deven menatapku kaget.

"Kenapa nanya gitu? Pengen cepet nikah?" candanya.

"Bukaaan... Ya aku cuma iseng aja" jawabku sekenanya.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang