(13) Jeda kembali

1.8K 112 7
                                    

Time fly so fast...
Itulah kalimat yang tepat saat ini. Tidak terasa masa putih abu-abu ini akan segera selesai. Ujian nasional sudah di depan mata. Ntah mengapa kali ini aku merasa terbebani. Padahal beberapa bulan ini hubunganku dengan deven sangat haromis. Aku merasa belum punya amunisi yang cukup untuk perang negara ini. Belum lagi wacana bahwa soal ujian akan terbagi dalam banyak paket soal. Aku butuh fokus yang lebih.

"Kenapa sih neth, dari kemarin kayak nggak tenang?" Deven ikut merasakan kegelisahanku.

"Hhhhh... Nggak tau aku merasa sekarang gak fokus sama pelajaran" Aku meluruhkan badanku.

"Kok gitu? Perasaan kamu nyambung-nyambung aja selama ini". Deven menatapku serius.

"Nggak tau dev, aku kebeban banget rasanya". Aku meluruhkan kepalaku di meja. Deven mengusap kepalaku sambil sesekali memijatnya pelan.

"Kamu beneran nggak mau ikut bimbel buat prepare UN & SBM?" tanyanya lembut sambil terus memberi refleksi pada otakku.

Aku menggeleng pelan, aku sudah muak dengan les sejak kelas X, dan aku menyudahinya sejak awal kelas XII. Deven sudah berkali-kali menanyakan ini. Bahkan ia sampai bicara langsung dengan mamaku, tapi aku tetap menolak.
....................

Satu bulan lagi UN akan dilaksanakan, saat ini otak kami penuh dengan materi dan jadwal tryout di sekolah. Kepalaku rasanya mau pecah dengan segala angka-angka dikertas laknat itu.

Hari ini hari terakhir ujian tryout 2 kami pulang cepat, setidaknya otakku perlu sedikit refresh sebelum menghadapi tryout-3 2 minggu lagi. Tapi sebagian besar dari kami masih stay di sekolah layaknya jam kosong.

"Dev, pinjem HP dong" Aku mendatangi deven yang sedang santai di perpustakaan bersama rombongan siswa laki-laki.

"Buat apa neth?" Tanya deven sambil merogoh kantongnya.

"Main game. Tapi aku bawa ke kantin ya sama sharon".

Deven mengangguk memberikan HP nya.

Aku, sharon and the genk ditambah michell sedang berda dikantin. Mulai dari bergosip, bercanda menghilangkan beban. Ini pertama kalinya aku mengotak-atik HP deven, kubuka file nya satu persatu. Awalnya ini hanya keisenganku saja tidak ada niat curiga sama sekali.

"Brengsek...!!!" Teriakku mengejutkan mereka semua.

"Astaga kenapa sih neth. Ngagetin aja lo" Sahut sharon kesal.

Aku hanya diam meletakkan HP deven yang masih menyala itu di meja.

"Loh kok ada ini neth? Ini HP deven kan?" anggi dan michell mengambil HP deven.

"Apa coba maksudnya ada foto chilla disitu. Ini file foto kiriman orang dan lo liat ga sih sebanyak itu" Emosiku mulai naik.

"Neth ini dari tanggalnya belum lama lho. Coba lo tanya deven" Lifia mengembalikan HP itu padaku.

Aku ditemani michell berjalan ke perpus dengan emosi panas sampai ke ubun-ubun. Kulihat deven sedang tertawa bersama gogo dan lainnya.

"Dev" Kataku menyodorkan HP nya. Sengaja aku kembalikan HP nya dalam keadaan aktif memperlihatkan fotonya dengan chilla. Tanpa berkata apapun aku langsung bergegas pergi.

"Neth... Neth tunggu" Deven berlari mengejarku. Tapi aku tak menghiraukan sama sekali.

"Neth stop. kamu mau kemana neth?" Ia terus berlari dan teriak padaku.

"Pergi sama sharon dan lainnya" Jawabku ketus.

"Neth kita harus bicara neth. Kamu tunggu disini aku ambil motor kita pergi ke violyn" Pintanya terengah-engah.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang