(71) Arrived

1.1K 132 118
                                    

Bandung, Aku kembali

"Ma, mama kok belum makan ?" tanyaku mencari keberadaan wanita yang ku panggil mama.

"Mama belum lapar nak, nanti saja ya" jawabnya. Aku menunduk mensejajarkan pandang dengan beliau.

"Mama kenapa ? Mama kepikiran deven lagi?" tanyaku mengelus tangan yang sudah taknsekencang dulu. Beliau tersenyum mengusap rambutku.

"Mama ingat apa pesan dokter Rudi ? Mama gak boleh apa ?" tanyaku kembali.

"Iya mama inget kok nak, mama cuma kangen" jawabnya.

"Bukan cuma mama, anneth juga kangen. Tapi mama gak boleh sampai telat makan apalagi sampai banyak pikiran. Mama percaya kan apa yang kak jessica bilang kalau deven sudah sehat. Deven sebentar lagi kembali ma , kumpul bersama kita" tuturku menasihati beliau.

"Iya iya mama makan sekarang kamu temani mama ya. Hari ini kamu ke kantor tidak nak?" tanyanya kembali.

"Belum tau ma, mungkin kesana tapi siang setelah selesai fitting baju" jawabku.

Wanita paruh baya yang sedang ku temani makan sekarang adalah ia yang dulu begitu membenciku, tante risty. Aku memanggilnya mama sekarang. Sejak kembali dari New York ku sudah tidak lagi tinggal di Jogja. Sekarang, aku menetap di Bandung membantu mama riaty mengurus bisnisnya sekaligus menemani beliau. Mama risty sekarang seorang diri, kak heaauca ikut suaminya di amerika, deven juga belum kembali dari pengobatannya di sana. Alhasil , akulah orang yang menjaga beliau. Aku tinggal di rumah deven di Bandung berdua dengan mama risty dan supirnya.Kegiatnku selain mengurua bisnis keluarga deven, juga menemani mama risty cek kesehtan rutin.

Siapa sangka, keberadaanku yang dulu sama sekali tak diinginkannya, sekarang berbalik sangat dibutuhkannya. Beliau memperlakukanku mengalahkan anak kandungnya sendiri. Luar biasa tidak ada yang tidak mungkin bagi tuhan. Apalagi hanya perkara mengubah hati dan perasaan manusianya.

"Mama temani nanti ke butiknya ya ? undangan udah beres cetak bekum nak?" tanyanya yang masih membantuku menyiapkan segala hal untuk pernikahan.

"Undangan lusa sudah bisa disebar ma. Tapi besok anneth masih harus ketemu pihak cathering" jawabku. Aku memang cukup dibuat sibuk menyiapkan semuanya. Beruntung mama risty selalu menjadi garda terdepan membantuku. Mama dan keluargaku tak bisa membantu banyak karena rentang jarak Bandung-Manado cukup jauh.

Selesai menemani mama risty makan dan kami bersiap untuk menuju butik tempat kami fitting gaun pengantin. Kemarin aku sudah memilih gaun putih simple bernuansa anggun yang sesuai seleraku.

"Selamat pagi Nona Anneth, silahkan tunggu di ruang fitting . Bu Lauren sebentar lagi akan membantu anda" salam dari karyawan butik dengan sangat ramah.

"Terimakasih mbak" jawabku.

"Nona, untuk baju pengantin pria nya sudah fix yang kemarin nona?" tanyanya kembali.

"Iya mbak sudah fix yang kemarin itu" jawabku pasti.

Sepuluh menit menunggu, akhirnya aku selesai mengenakan gaun yang kupilih dengan bantuan ibu Lauren sang pemilik butik.

"Ma, bagus gak ma?" tanyaku meminta penilaian.

"Cantik banget sayang, ya ampun ini belum make up lho padahal. Mama suka liatnya kamu anghun banget nak" ucap tante risty penuh kagum.

"Mama pasti deh selalu berlebihan ke anneth. Ya sudah bu , saya fix ambil yang ini. Sama yang kemarin yang buat pengantin prianya ya bu" kataku yakin.

"Baik miss Anneth , terimakasih atas kepercayaannya" jawab bu lauren.

Siang itu, selesai dengan fitting baju dan bertemu dengan pihak MUA , aktifitasku berlanjut menilik kegiatan kantor. Semua persiapan untuk acara yang paling ku nantikan seumur hidupku sudah selesai dan berjalan lancar.

Kemarin LusaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang